Sabtu, 4 Februari 2023
“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” (Amsal 23:18)
Bacaan hari ini: Amsal 23:1-35 | Bacaan setahun: Amsal 23-24
Amsal 23 : 1-35
1 Bila engkau duduk makan dengan seorang pembesar, perhatikanlah baik-baik apa yang ada di depanmu.
2 Taruhlah sebuah pisau pada lehermu, bila besar nafsumu!
3 Jangan ingin akan makanannya yang lezat, itu adalah hidangan yang menipu.
4 Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini.
5 Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali.
6 Jangan makan roti orang yang kikir, jangan ingin akan makanannya yang lezat.
7 Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia. “Silakan makan dan minum,” katanya kepadamu, tetapi ia tidak tulus hati terhadapmu.
8 Suap yang telah kaumakan, kau akan muntahkan, dan kata-katamu yang manis kausia-siakan.
9 Jangan berbicara di telinga orang bebal, sebab ia akan meremehkan kata-katamu yang bijak.
10 Jangan engkau memindahkan batas tanah yang lama, dan memasuki ladang anak-anak yatim.
11 Karena penebus mereka kuat, Dialah yang membela perkara mereka melawan engkau.
12 Arahkanlah perhatianmu kepada didikan, dan telingamu kepada kata-kata pengetahuan.
13 Jangan menolak didikan dari anakmu ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan.
14 Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati.
15 Hai anakku, jika hatimu bijak, hatiku juga bersukacita.
16 Jiwaku bersukaria, kalau bibirmu mengatakan yang jujur.
17 Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa.
18 Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.
19 Hai anakku, dengarkanlah, dan jadilah bijak, tujukanlah hatimu ke jalan yang benar.
20 Janganlah engkau ada di antara peminum anggur dan pelahap daging.
21 Karena si peminum dan si pelahap menjadi miskin, dan kantuk membuat orang berpakaian compang-camping.
22 Dengarkanlah ayahmu yang memperanakkan engkau, dan janganlah menghina ibumu kalau ia sudah tua.
23 Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.
24 Ayah seorang yang benar akan bersorak-sorak; yang memperanakkan orang-orang yang bijak akan bersukacita karena dia.
25 Biarlah ayahmu dan ibumu bersukacita, biarlah beria-ria dia yang melahirkan engkau.
26 Hai anakku, berikanlah hatimu kepadaku, biarlah matamu senang dengan jalan-jalanku.
27 Karena perempuan jalang adalah lobang yang dalam, dan perempuan asing adalah sumur yang sempit.
28 Bahkan, seperti penyamun ia menghadang, dan memperbanyak pengkhianat di antara manusia.
29 Siapa mengaduh? Siapa mengeluh? Siapa bertengkar? Siapa berkeluh kesah? Siapa mendapat cidera tanpa sebab? Siapa merah matanya?
30 Yakni mereka yang duduk dengan anggur sampai jauh malam, mereka yang datang mengecap anggur campuran.
31 Jangan melihat kepada anggur, kalau merah menarik warnanya, dan mengilau dalam cawan, yang mengalir masuk dengan nikmat,
32 tetapi kemudian memagut seperti ular, dan menyemburkan bisa seperti beludak.
33 Lalu matamu akan melihat hal-hal yang aneh, dan hatimu mengucapkan kata-kata yang kacau.
34 Engkau seperti orang di tengah ombak laut, seperti orang di atas tiang kapal.
35 Engkau akan berkata: “Orang memukul aku, tetapi aku tidak merasa sakit. Orang memalu aku, tetapi tidak kurasa. Bilakah aku siuman? Aku akan mencari anggur lagi.”
Amsal 24
1 Jangan iri kepada orang jahat, jangan ingin bergaul dengan mereka.
2 Karena hati mereka memikirkan penindasan dan bibir mereka membicarakan bencana.
3 Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan,
4 dan dengan pengertian kamar-kamar diisi dengan bermacam-macam harta benda yang berharga dan menarik.
5 Orang yang bijak lebih berwibawa dari pada orang kuat, juga orang yang berpengetahuan dari pada orang yang tegap kuat.
6 Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak.
7 Hikmat terlalu tinggi bagi orang bodoh; ia tidak membuka mulutnya di pintu gerbang.
8 Siapa selalu merencanakan kejahatan akan disebut penipu.
9 Memikirkan kebodohan mendatangkan dosa, dan si pencemooh adalah kekejian bagi manusia.
10 Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.
11 Bebaskan mereka yang diangkut untuk dibunuh, selamatkan orang yang terhuyung-huyung menuju tempat pemancungan.
12 Kalau engkau berkata: “Sungguh, kami tidak tahu hal itu!” Apakah Dia yang menguji hati tidak tahu yang sebenarnya? Apakah Dia yang menjaga jiwamu tidak mengetahuinya, dan membalas manusia menurut perbuatannya?
13 Anakku, makanlah madu, sebab itu baik; dan tetesan madu manis untuk langit-langit mulutmu.
14 Ketahuilah, demikian hikmat untuk jiwamu: Jika engkau mendapatnya, maka ada masa depan, dan harapanmu tidak akan hilang.
15 Jangan mengintai kediaman orang benar seperti orang fasik, jangan merusak rumahnya.
16 Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.
17 Jangan bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia terperosok,
18 supaya TUHAN tidak melihatnya dan menganggapnya jahat, lalu memalingkan murkanya dari pada orang itu.
19 Jangan menjadi marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri kepada orang fasik.
20 Karena tidak ada masa depan bagi penjahat, pelita orang fasik akan padam.
21 Hai anakku, takutilah TUHAN dan raja; jangan melawan terhadap kedua-duanya.
22 Karena dengan tiba-tiba mereka menimbulkan bencana, dan siapa mengetahui kehancuran yang didatangkan mereka?
23 Juga ini adalah amsal-amsal dari orang bijak. Memandang bulu dalam pengadilan tidaklah baik.
24 Siapa berkata kepada orang fasik: “Engkau tidak bersalah”, akan dikutuki bangsa-bangsa, dilaknatkan suku-suku bangsa.
25 Tetapi mereka yang memberi peringatan akan berbahagia, mereka akan mendapat ganjaran berkat.
26 Siapa memberi jawaban yang tepat mengecup bibir.
27 Selesaikanlah pekerjaanmu di luar, siapkanlah itu di ladang; baru kemudian dirikanlah rumahmu.
28 Jangan menjadi saksi terhadap sesamamu tanpa sebab, dan menipu dengan bibirmu.
29 Janganlah berkata: “Sebagaimana ia memperlakukan aku, demikian kuperlakukan dia. Aku membalas orang menurut perbuatannya.”
30 Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi.
31 Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.
32 Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran.
33 “Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring,”
34 maka datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.
Tahun 2023 ini diprediksi akan menjadi tahun yang sulit, bahkan IMF (lembaga Dana Moneter Internasional) memperkirakan sepertiga negara dunia akan mengalami resesi ekonomi. Prediksi ini membuat banyak orang kuatir dan pesimis menjalani tahun ini. Bukan hanya itu, pada zaman akhir ini kita mungkin akan melihat orang menghalalkan segala cara untuk bertahan hidup, sehingga hidup orang berdosa akan terlihat makmur. Namun firman Tuhan (ay. 17) mengingatkan, jangan iri dengan hidup orang berdosa, sebaliknya takutlah akan Tuhan dan jalanilah hidup dengan cara yang benar meski sulit, hiduplah dalam persekutuan dengan Allah. Sebab jika kita iri pada orang berdosa, kita meragukan keadilan Tuhan.
Kesenangan orang berdosa hanya akan menghasilkan penderitaan dan merusak tubuh dan jiwa. Kemakmuran orang berdosa singkat dan penderitaan orang benar hanya sementara, pada akhirnya orang berdosa tidak akan luput dari penghakiman Tuhan. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk iri dengan keberhasilan yang dicapai dengan berbuat dosa. Sebagai anak Tuhan, kita diberikan penghiburan, bahwa sesulit apapun hidup di masa yang akan datang, semuanya dalam kontrol Allah. Orang benar tidak akan meratap untuk selamanya, sebab masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang (ayat 18), ini adalah janji Tuhan bagi semua orang yang berharap kepada-Nya. Meski dunia kehilangan harapannya akan masa depan, tetapi masa depan orang percaya akan penuh harapan.
Semua janji Tuhan pasti akan digenapi, jadi jika Tuhan bukan harapan kita, ke mana lagi kita berharap? Tidak perduli apa yang terjadi dan akan terjadi dalam hidup kita, janganlah pernah membiarkan harapan itu hilang. Hiduplah benar di hadapan Tuhan dan taruhlah harapan kita di dalam Dia Sang Empunya masa depan. Mari kita membawa hidup kita kepada Tuhan. Percaya kepada-Nya karena Ia Allah yang berpegang pada janji-Nya dan Ia sumber pengharapan kita. Ia adalah pegangan hidup kita di tengah segala ketidakpastian yang akan hadir dalam tahun 2023 ini, tetaplah berharap kepada Tuhan yang akan memimpin setiap langkah hidup kita.
STUDI PRIBADI: Di manakah kita menaruh harapan akan masa depan kita? Apakah yang harus dilakukan menghadapi hidup yang mungkin akan semakin sulit?
Pokok Doa: Berdoalah kepada Tuhan dan mintalah Dia yang menolong kita menjalani masa depan yang tidak menentu ini. Kita boleh menaruh semua harap kita hanya kepada-Nya.