Jumat, 10 September 2021
Bacaan hari ini: Matius 5:3, Lukas 18:9-14 | Bacaan setahun: Mazmur 98-100, Wahyu 10
“Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” (Matius 5:3)
Matius 5:3
3 “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Lukas 18 : 9-14
Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai
9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini:
10 “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
Mazmur 98
Saat penyelamatan sudah dekat
1 Mazmur. Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2 TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa.
3 Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.
4 Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!
5 Bermazmurlah bagi TUHAN dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu yang nyaring,
6 dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-soraklah di hadapan Raja, yakni TUHAN!
7 Biarlah gemuruh laut serta isinya, dunia serta yang diam di dalamnya!
8 Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gunung bersorak-sorai bersama-sama
9 di hadapan TUHAN, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kebenaran.
Mazmur 99
TUHAN, Raja yang kudus
1 TUHAN itu Raja, maka bangsa-bangsa gemetar. Ia duduk di atas kerub-kerub, maka bumi goyang.
2 TUHAN itu maha besar di Sion, dan Ia tinggi mengatasi segala bangsa.
3 Biarlah mereka menyanyikan syukur bagi nama-Mu yang besar dan dahsyat; Kuduslah Ia!
4 Raja yang kuat, yang mencintai hukum, Engkaulah yang menegakkan kebenaran; hukum dan keadilan di antara keturunan Yakub, Engkaulah yang melakukannya.
5 Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduslah Ia!
6 Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya, dan Samuel di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya. Mereka berseru kepada TUHAN dan Ia menjawab mereka.
7 Dalam tiang awan Ia berbicara kepada mereka; mereka telah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya dan ketetapan yang diberikan-Nya kepada mereka.
8 TUHAN, Allah kami, Engkau telah menjawab mereka, Engkau Allah yang mengampuni bagi mereka, tetapi yang membalas perbuatan-perbuatan mereka.
9 Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah TUHAN, Allah kita!
Mazmur 100
Pujilah Allah dalam bait-Nya
1 Mazmur untuk korban syukur. Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi!
2 Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
3 Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
4 Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!
5 Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.
Wahyu 10
Kitab terbuka
1 Dan aku melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari sorga, berselubungkan awan, dan pelangi ada di atas kepalanya dan mukanya sama seperti matahari, dan kakinya bagaikan tiang api.
2 Dalam tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka. Ia menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi,
3 dan ia berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum. Dan sesudah ia berseru, ketujuh guruh itu memperdengarkan suaranya.
4 Dan sesudah ketujuh guruh itu selesai berbicara, aku mau menuliskannya, tetapi aku mendengar suatu suara dari sorga berkata: “Meteraikanlah apa yang dikatakan oleh ketujuh guruh itu dan janganlah engkau menuliskannya!”
5 Dan malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan di atas bumi, mengangkat tangan kanannya ke langit,
6 dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala isinya, katanya: “Tidak akan ada penundaan lagi!
7 Tetapi pada waktu bunyi sangkakala dari malaikat yang ketujuh, yaitu apabila ia meniup sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah, seperti yang telah Ia beritakan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi.”
8 Dan suara yang telah kudengar dari langit itu, berkata pula kepadaku, katanya: “Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di tangan malaikat, yang berdiri di atas laut dan di atas bumi itu.”
9 Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: “Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu.”
10 Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.
11 Maka ia berkata kepadaku: “Engkau harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa dan raja.”
Seorang yang merasa cukup baik susah menerima pengajaran orang lain yang berguna bagi dirinya. Seorang murid yang merasa pandai tidak akan menimba banyak ilmu dari gurunya. Ketika seseorang merasa cukup baik, cukup hebat dan cukup pandai, mereka tidak melihat bahwa mereka memerlukan Tuhan dalam hidupnya. Orang yang demikian tidak akan menerima kasih karunia Tuhan juga di dalam hidup mereka.
Hari ini kita memasuki rangkaian renungan khotbah di bukit. Khotbah di bukit adalah serangkaian ajaran Yesus kepada para murid dan orang banyak di awal pelayanan-Nya di dunia. Para teolog menyebutkan khotbah di bukit sebagai etika Kerajaan Allah, artinya setiap orang yang menjadi bagian Kerajaan Allah harus hidup di dalam prinsip-prinsip kebenaran yang Yesus sampaikan. Menarik untuk diperhatikan, Yesus memulai pengajaran-Nya dengan ayat yang kita renungkan: “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.”
D.A. Carson dalam tafsirannya pada bagian ini mengatakan, kata “miskin” ini berasal dari kata “ptochos,” yang berarti kondisi seseorang yang benar-benar miskin sehingga ia tidak mampu hidup dari usahanya sendiri. Seorang yang miskin di hadapan Allah adalah mereka yang sadar bahwa mereka membutuhkan anugerah Tuhan di dalam hidupnya. Mereka sadar bahwa mereka sangat membutuhkan Tuhan karena hanya oleh anugerah Tuhan saja kita bisa hidup dan beroleh keselamatan. Itu bukan hasil usaha dan kebaikan kita, tetapi pemberian dan anugerah Allah. Demikianlah sikap hati yang harus dimiliki oleh setiap anggota Kerajaan Allah.
Adakah setiap kita memiliki sikap miskin di hadapan Allah? Sadarkah bahwa kita tidak dibenarkan oleh kebaikan dan usaha kita, melainkan oleh anugerah dan kemurahan Allah saja? Jika ya, maka kitalah yang empunya Kerajaan Sorga, yang beroleh kasih karunia & kebaikan Allah dalam hidup kita setiap hari. Orang yang tinggi hati tidak akan beroleh Kerajaan Sorga, melainkan Tuhan berkenan dan memberkati mereka yang dengan rendah hati mengakui bahwa mereka tidak ada apa-apanya di hadapan Tuhan.
STUDI PRIBADI: Adakah rasa tinggi hati dan cukup baik tanpa Tuhan di hidup kita? Jika ya, mohon pengampunan Tuhan. Nafas hidup hari ini adalah anugerah Tuhan, bersyukurlah!
Pokok Doa: Doakan agar Tuhan menyertai dan memberikan anugerah-Nya kepada gereja untuk dapat melewati masa pandemi ini. Tuhan memimpin pergumulan umat-Nya.