Ucapan Bahagia : Miskin Di Hadapan Allah

Jumat, 10 September 2021

Bacaan hari ini: Matius 5:3, Lukas 18:9-14 | Bacaan setahun: Mazmur 98-100, Wahyu 10



“Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” (Matius 5:3)

Seorang yang merasa cukup baik susah menerima pengajaran orang lain yang berguna bagi dirinya. Seorang murid yang merasa pandai tidak akan menimba banyak ilmu dari gurunya. Ketika seseorang merasa cukup baik, cukup hebat dan cukup pandai, mereka tidak melihat bahwa mereka memerlukan Tuhan dalam hidupnya. Orang yang demikian tidak akan menerima kasih karunia Tuhan juga di dalam hidup mereka.

Hari ini kita memasuki rangkaian renungan khotbah di bukit. Khotbah di bukit adalah serangkaian ajaran Yesus kepada para murid dan orang banyak di awal pelayanan-Nya di dunia. Para teolog menyebutkan khotbah di bukit sebagai etika Kerajaan Allah, artinya setiap orang yang menjadi bagian Kerajaan Allah harus hidup di dalam prinsip-prinsip kebenaran yang Yesus sampaikan. Menarik untuk diperhatikan, Yesus memulai pengajaran-Nya dengan ayat yang kita renungkan: “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.”

D.A. Carson dalam tafsirannya pada bagian ini mengatakan, kata “miskin” ini berasal dari kata “ptochos,” yang berarti kondisi seseorang yang benar-benar miskin sehingga ia tidak mampu hidup dari usahanya sendiri. Seorang yang miskin di hadapan Allah adalah mereka yang sadar bahwa mereka membutuhkan anugerah Tuhan di dalam hidupnya. Mereka sadar bahwa mereka sangat membutuhkan Tuhan karena hanya oleh anugerah Tuhan saja kita bisa hidup dan beroleh keselamatan. Itu bukan hasil usaha dan kebaikan kita, tetapi pemberian dan anugerah Allah. Demikianlah sikap hati yang harus dimiliki oleh setiap anggota Kerajaan Allah.

Adakah setiap kita memiliki sikap miskin di hadapan Allah? Sadarkah bahwa kita tidak dibenarkan oleh kebaikan dan usaha kita, melainkan oleh anugerah dan kemurahan Allah saja? Jika ya, maka kitalah yang empunya Kerajaan Sorga, yang beroleh kasih karunia & kebaikan Allah dalam hidup kita setiap hari. Orang yang tinggi hati tidak akan beroleh Kerajaan Sorga, melainkan Tuhan berkenan dan memberkati mereka yang dengan rendah hati mengakui bahwa mereka tidak ada apa-apanya di hadapan Tuhan.

STUDI PRIBADI: Adakah rasa tinggi hati dan cukup baik tanpa Tuhan di hidup kita? Jika ya, mohon pengampunan Tuhan. Nafas hidup hari ini adalah anugerah Tuhan, bersyukurlah!

Pokok Doa: Doakan agar Tuhan menyertai dan memberikan anugerah-Nya kepada gereja untuk dapat melewati masa pandemi ini. Tuhan memimpin pergumulan umat-Nya.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *