Minggu, 1 Agustus 2021
Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 2:19-22 | Bacaan setahun: Ayub 41-42, Ibrani 9
“Kemudian pergilah ia ke mata air mereka dan melemparkan garam itu ke dalamnya serta berkata: Beginilah firman TUHAN: Telah Kusehatkan air ini, maka tidak akan terjadi lagi olehnya kematian atau keguguran bayi.” (2 Raja-Raja 2:21)
2 Raja-raja 2 : 19-22
Elisa menyehatkan air di Yerikho
19 Berkatalah penduduk kota itu kepada Elisa: “Cobalah lihat! Letaknya kota ini baik, seperti tuanku lihat, tetapi airnya tidak baik dan di negeri ini sering ada keguguran bayi.”
20 Jawabnya: “Ambillah sebuah pinggan baru bagiku dan taruhlah garam ke dalamnya.” Maka mereka membawa pinggan itu kepadanya.
21 Kemudian pergilah ia ke mata air mereka dan melemparkan garam itu ke dalamnya serta berkata: “Beginilah firman TUHAN: Telah Kusehatkan air ini, maka tidak akan terjadi lagi olehnya kematian atau keguguran bayi.”
22 Demikianlah air itu menjadi sehat sampai hari ini sesuai dengan firman yang telah disampaikan Elisa.
Ayub 41
Lukisan tentang buaya
1 (40-20) “Dapatkah engkau menarik buaya dengan kail, atau mengimpit lidahnya dengan tali?
2 (40-21) Dapatkah engkau mengenakan tali rotan pada hidungnya, mencocok rahangnya dengan kaitan?
3 (40-22) Mungkinkah ia mengajukan banyak permohonan belas kasihan kepadamu, atau berbicara dengan lemah lembut kepadamu?
4 (40-23) Mungkinkah ia mengikat perjanjian dengan engkau, sehingga engkau mengambil dia menjadi hamba untuk selama-lamanya?
5 (40-24) Dapatkah engkau bermain-main dengan dia seperti dengan burung, dan mengikat dia untuk anak-anakmu perempuan?
6 (40-25) Mungkinkah kawan-kawan nelayan memperdagangkan dia, atau membagi-bagikan dia di antara pedagang-pedagang?
7 (40-26) Dapatkah engkau menusuki kulitnya dengan serampang, dan kepalanya dengan tempuling?
8 (40-27) Letakkan tanganmu ke atasnya! Ingatlah pertarungannya! –Engkau takkan melakukannya lagi!
9 (40-28) Sesungguhnya, harapanmu hampa! Baru saja melihat dia, orang sudah terbanting.
10 (41-1) Orang yang nekatpun takkan berani membangkitkan marahnya. Siapakah yang dapat bertahan di hadapan Aku?
11 (41-2) Siapakah yang menghadapi Aku, yang Kubiarkan tetap selamat? Apa yang ada di seluruh kolong langit, adalah kepunyaan-Ku.
12 (41-3) Aku tidak akan berdiam diri tentang anggota-anggota badannya, tentang keperkasaannya dan perawakannya yang tampan.
13 (41-4) Siapakah dapat menyingkapkan pakaian luarnya? Baju zirahnya yang berlapis dua, siapakah dapat menembusnya?
14 (41-5) Siapa dapat membuka pintu moncongnya? Di sekeliling giginya ada kengerian.
15 (41-6) Punggungnya adalah perisai-perisai yang bersusun, terlekat rapat seperti meterai.
16 (41-7) Rapat hubungannya yang satu dengan yang lain, sehingga angin tidak dapat masuk;
17 (41-8) yang satu melekat pada yang lain, bertautan tak terceraikan lagi.
18 (41-9) Bersinnya menyinarkan cahaya, matanya laksana merekahnya fajar.
19 (41-10) Dari dalam mulutnya keluar suluh, dan berpancaran bunga api.
20 (41-11) Dari dalam lubang hidungnya mengepul uap bagaikan dari dalam belanga yang mendidih dan menggelegak isinya.
21 (41-12) Nafasnya menyalakan bara, dan nyala api keluar dari dalam mulutnya.
22 (41-13) Di dalam tengkuknya ada kekuatan; ketakutan berlompatan di hadapannya.
23 (41-14) Daging gelambirnya berlekatan, melekat padanya, tidak tergerak.
24 (41-15) Hatinya keras seperti batu, keras seperti batu kilangan bawah.
25 (41-16) Bila ia bangkit, maka semua yang berkuasa menjadi gentar, menjadi bingung karena ketakutan.
26 (41-17) Bila ia diserang dengan pedang, ia tidak mempan, demikian juga dengan tombak, seligi atau lembing.
27 (41-18) Besi dirasanya seperti jerami, tembaga seperti kayu lapuk.
28 (41-19) Anak panah tidak dapat menghalau dia, batu umban seolah-olah berubah padanya menjadi jerami.
29 (41-20) Gada dianggapnya jerami dan ia menertawakan desingan lembing.
30 (41-21) Pada bagian bawahnya ada tembikar yang runcing; ia membujur di atas lumpur seperti pengeretan pengirik.
31 (41-22) Lubuk dibuatnya berbual-bual seperti periuk, laut dijadikannya tempat memasak campuran rempah-rempah.
32 (41-23) Ia meninggalkan jejak yang bercahaya, sehingga samudera raya disangka orang rambut putih.
33 (41-24) Tidak ada taranya di atas bumi; itulah makhluk yang tidak mengenal takut.
34 (41-25) Segala yang tinggi takut kepadanya; ia adalah raja atas segala binatang yang ganas.”
Ayub 42
Ayub mencabut perkataannya dan menyesalkan diri
1 Maka jawab Ayub kepada TUHAN:
2 “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.
3 Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui.
4 Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku.
5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.”
Keadaan Ayub dipulihkan
7 Setelah TUHAN mengucapkan firman itu kepada Ayub, maka firman TUHAN kepada Elifas, orang Teman: “Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub.
8 Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, karena hanya permintaannyalah yang akan Kuterima, supaya Aku tidak melakukan aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub.”
9 Maka pergilah Elifas, orang Teman, Bildad, orang Suah, dan Zofar, orang Naama, lalu mereka melakukan seperti apa yang difirmankan TUHAN kepada mereka. Dan TUHAN menerima permintaan Ayub.
10 Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.
11 Kemudian datanglah kepadanya semua saudaranya laki-laki dan perempuan dan semua kenalannya yang lama, dan makan bersama-sama dengan dia di rumahnya. Mereka menyatakan turut berdukacita dan menghibur dia oleh karena segala malapetaka yang telah ditimpakan TUHAN kepadanya, dan mereka masing-masing memberi dia uang satu kesita dan sebuah cincin emas.
12 TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu; ia mendapat empat belas ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu ekor keledai betina.
13 Ia juga mendapat tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan;
14 dan anak perempuan yang pertama diberinya nama Yemima, yang kedua Kezia dan yang ketiga Kerenhapukh.
15 Di seluruh negeri tidak terdapat perempuan yang secantik anak-anak Ayub, dan mereka diberi ayahnya milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya laki-laki.
16 Sesudah itu Ayub masih hidup seratus empat puluh tahun lamanya; ia melihat anak-anaknya dan cucu-cucunya sampai keturunan yang keempat.
17 Maka matilah Ayub, tua dan lanjut umur.
Ibrani 9
Tempat kudus di bumi dan di sorga
1 Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia.
2 Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus.
3 Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus.
4 Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,
5 dan di atasnya kedua kerub kemuliaan yang menaungi tutup pendamaian. Tetapi hal ini tidak dapat kita bicarakan sekarang secara terperinci.
6 Demikianlah caranya tempat yang kudus itu diatur. Maka imam-imam senantiasa masuk ke dalam kemah yang paling depan itu untuk melakukan ibadah mereka,
7 tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh umatnya dengan tidak sadar.
8 Dengan ini Roh Kudus menyatakan, bahwa jalan ke tempat yang kudus itu belum terbuka, selama kemah yang pertama itu masih ada.
9 Itu adalah kiasan masa sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan korban dan persembahan yang tidak dapat menyempurnakan mereka yang mempersembahkannya menurut hati nurani mereka,
10 karena semuanya itu, di samping makanan minuman dan pelbagai macam pembasuhan, hanyalah peraturan-peraturan untuk hidup insani, yang hanya berlaku sampai tibanya waktu pembaharuan.
Kristus adalah Pengantara dari perjanjian yang baru
11 Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, –artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, —
12 dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
13 Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,
14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
15 Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.
16 Sebab di mana ada wasiat, di situ harus diberitahukan tentang kematian pembuat wasiat itu.
17 Karena suatu wasiat barulah sah, kalau pembuat wasiat itu telah mati, sebab ia tidak berlaku, selama pembuat wasiat itu masih hidup.
18 Itulah sebabnya, maka perjanjian yang pertama tidak disahkan tanpa darah.
19 Sebab sesudah Musa memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta air, dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat,
20 sambil berkata: “Inilah darah perjanjian yang ditetapkan Allah bagi kamu.”
21 Dan juga kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikinya secara demikian dengan darah.
22 Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.
23 Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada itu.
24 Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.
25 Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri.
26 Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.
27 Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,
28 demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.
Kisah ini terjadi pada awal pelayanan nabi Elisa, yang menggantikan nabi Elia, di kota Yerikho. Penduduk Yerikho mengatakan bahwa kota itu sebenarnya ada di lokasi yang baik, tetapi airnya tidak baik dan sering ada keguguran bayi di sana. Kota Yerikho seperti kena kutuk yang mengingatkan kita pada peristiwa penyerangan Yerikho pada zaman Yosua (Yosua 6:26, bandingkan dengan 1 Raja-Raja 16:34). Elisa sebagai nabi Tuhan kemudian membuat mukjizat melalui garam dalam pinggan yang dilemparkan ke mata air Yerikho yang kemudian menyehatkan air di sana. Tetapi satu hal yang ditekankan Elisa adalah mukjizat itu bukan dari dia melainkan dari Tuhan sendiri yang bekerja melalui dirinya.
Kejadian di Yerikho ini menunjukkan penegasan dari Tuhan kepada Elisa, yang telah dipilih-Nya sebagai nabi untuk menggantikan Elia, melalui mukjizat yang dilakukannya di Yerikho, yaitu mengubah kutuk menjadi berkat, air yang tidak sehat menjadi air yang sehat sehingga tidak ada lagi kematian dan keguguran bayi. Para nabi Tuhan memang sering disertai dengan tanda-tanda mukjizat dari Tuhan untuk menunjukkan otoritas mereka dalam pelayanan yang dilakukan. Tujuannya adalah agar orang- orang yang mereka layani mendengarkan dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang menjadi pesan mereka dari Tuhan.
Bagaimana kaitannya dengan hidup kita saat ini? Memang kita bukan nabi, tetapi kita yang percaya kepada Tuhan Yesus adalah umat Allah yang dipanggil untuk menyaksikan Tuhan. Kata “garam” yang Elisa pakai untuk menyehatkan air di Yerikho mengingatkan kita akan perkataan Tuhan Yesus bahwa kita adalah garam dunia (Matius 5:13). Kehadiran kita seharusnya memberikan rasa di tengah dunia yang hambar oleh karena dosa. Kiranya Tuhan boleh berkarya melalui kita, Gereja-Nya, untuk hadir membawa berkat Tuhan di tengah-tengah situasi saat ini.
STUDI PRIBADI: Apakah yang ingin diajarkan melalui kisah Elisa menyehatkan air di kota Yerikho ini?
Pokok Doa: Berdoalah bagi Gereja-Gereja Tuhan di Indonesia dan kota kita agar Tuhan memakai kita semua untuk menghadirkan berkat-Nya pada saat ini.