Ajakan Untuk Percaya

Selasa, 2 Oktober 2023

“Kata Paulus: Aku mau berdoa kepada Allah, supaya segera atau lama-kelamaan bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku, kecuali belenggu-belenggu ini.” (KPR 26:29)


Bacaan hari ini: Kisah Para Rasul 26:24-32 | Bacaan setahun: Kisah Para Rasul 25-26

Terkadang sulit untuk memulai percakapan Injil, terutama ketika harus menyeimbangkan agar tidak terkesan mekso/memaksa. Tapi, pada akhirnya saya mengerti; menceritakan Yesus perlu seni pendekatan sebagai sahabat agar lawan bicara nyaman. Dilanjutkan dengan berbagi tentang bagaimana hidup sebagai orang berdosa yang menerima anugerah keselamatan dari Yesus dan diubahkan menjadi manusia yang baru.

Seperti percakapan Paulus dengan Raja Agripa dalam bacaan hari ini; dimulai dengan Festus yang menceritakan latar belakang dan juga segala tuduhan terhadap Paulus. Kini, giliran Paulus memberikan jawaban melalui retorikanya. Tidak seperti sebelumnya di mana retorikanya hanya singkat (Kis. 24:4), kali ini Paulus meminta pendengar untuk memberi perhatian lebih lama kepada konten cukup panjang yang hendak diucapkan Paulus.

Menarik! Sebab Paulus memulai dengan cerita kisah pertobatannya. Ia menjelaskan bagaimana dahulu dirinya sebagai seorang penjahat dan pembenci murid Yesus. Sampai akhirnya, Yesus menangkap dirinya dan malah menjadikan Paulus sebagai pemberita Injil. Mulanya ke Yahudi di Damsyik, lalu Yerusalem dan Yudea, hingga ke bangsa-bangsa lainnya (ay. 20). Untuk inilah Paulus berjerih lelah memberikan diri: yakni memberitakan secara gamblang tentang Mesias yang sudah hadir, mati dan bangkit untuk manusia (ay. 23). Pada akhir pasal ini terdapat pertanyaan ajakan percaya yang disampaikan Paulus kepada Raja Agripa tentang bersediakah dirinya memercayai berita nubuatan Mesias. Agripa bahkan berkata bahwa dirinya hampir menjadi orang Kristen, yang sekaligus memberi tanda bahwa upaya ajakan Paulus telah berhasil.

Jadi sebagai orang yang diberikan misi untuk memberitakan kabar baik, tiap kita perlu mempelajari seni berkata-kata agar efektif untuk dapat didengarkan orang lain. Dengan demikian, orang bisa mempertimbangkan teologi atau kepercayaan yang kita anut. Karena itu, mari kita memikirkan percakapan yang mendarat dengan lembut ke pendengar kita, sehingga dalam belas kasih Allah mereka menjadi percaya.

STUDI PRIBADI: Ikutilah training penginjilan di Gereja. Penginjilan bukan hanya bermodal tekad, tetapi juga skill yang dapat dipelajari melalui training-training PI Gereja.

Berdoalah: Ya Tuhan, kiranya saya dapat memiliki hikmat seperti ini dalam berkata-kata ketika menyampaikan tentang Engkau bagi orang yang belum mengenal.

×

Kisah Para Rasul 24 : 4

4 Akan tetapi supaya jangan terlalu banyak menghabiskan waktumu, aku minta, supaya engkau mendengarkan kami sebentar dengan kemurahan hatimu yang terkenal itu.

×

Kisah Para Rasul 26 : 20

20 Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.

×

Kisah Para Rasul 26 : 23

23 yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain."

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *