Ironi Bangsa Yahudi

Senin, 25 September 2023

“Melihat apa yang telah terjadi itu, percayalah gubernur itu; ia takjub oleh ajaran Tuhan.” (KPR 13:12)


Bacaan hari ini: Kisah Para Rasul 13:4-12 | Bacaan setahun: Kisah Para Rasul 12-13

8 Maret 2016, seorang aktivis pendukung kepemilikan senjata secara individu, bernama Jamie Gilt di Florida menuliskan pandangannya tentang dukungan penggunaan senjata api. Di dalam facebook-nya, ia berkelakar bahwa anaknya yang berusia empat tahun dapat menembak target dengan tepat. Lucunya, tidak lama setelah tulisan itu, secara tidak sengaja anaknya menembak punggung Gilt hingga tembus di bagian perut. Ironis bukan? Gilt yang menuliskan kemampuan anaknya justru tertembak oleh anaknya sendiri. Hal yang sama juga terjadi dalam perjalanan kekristenan mula-mula. Khususnya pada perjalanan misi Paulus yang pertama.

Kota Antiokhia merupakan basis pelayanan misi yang berkembang di awal-awal kekristenan mulai tumbuh. Di sini kekristenan mulai menjangkau orang-orang non-Yahudi secara lebih masif, bahkan istilah Kristen lahir di kota ini (11:26). Dibandingkan dengan Yerusalem – yang adalah kota pusat orang Yahudi, Antiokhia berkembang jauh lebih pesat sebagai pusat pengajaran dan misi penginjilan. Hal ini nyata terlihat pada saat seorang gubernur Romawi yang bernama Sergius Paulus bertobat.

Awalnya, Sergius Paulus tertarik mendengar pemberitaan Barnabas dan Paulus, dan ingin mendengar lebih banyak lalu memanggil Barnabas dan Saulus. Namun, seorang tukang sihir bernama Bar-Yesus, yang berarti “Anak Yosua” berusaha menghalang-halangi sang gubernur untuk percaya kepada Allah. Dengan pimpinan Roh Kudus, Paulus menghardik dengan sebutan, “Hai anak Iblis!” (13:10). Lucunya Bar-Yesus adalah orang Yahudi! (13:6). Ia merupakan keturunan umat Allah, tetapi menjadi penghalang; sebaliknya Sergius Paulus adalah bangsa Romawi yang dinilai kafir malah ingin mendengar firman Allah. Ironis bukan?! Syukur kepada Allah karena Ia menerima bangsa non-Yahudi seperti kita saat ini. Namun, kita bisa memiliki kecenderungan sama seperti Bar-Yesus, yang menjadi penghalang dan batu sandungan orang lain yang ingin mendengar firman Allah. Kita yang sudah diselamatkan, seharusnya memiliki panggilan untuk menyatakan Kristus bagi sekeliling kita.

STUDI PRIBADI: Sikap seperti apa yang seharusnya kita tunjukkan kepada orang sekeliling yang belum percaya? Mengapa kadangkala kita begitu sulit menampilkan Kristus?

Pokok Doa: Berdoalah bagi saudara, teman dan mereka yang masih belum mengenal dan menerima Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat.

×

Kisah Para Rasul 11 : 26

26 Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.

×

Kisah Para Rasul 13 : 10

10 dan berkata: "Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu?

×

Kisah Para Rasul 13 : 6

6 Mereka mengelilingi seluruh pulau itu sampai ke Pafos. Di situ mereka bertemu dengan seorang Yahudi bernama Baryesus. Ia seorang tukang sihir dan nabi palsu.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *