Imam Besar Yosua

Sabtu, 15 Juli 2023

“Beginilah firman TUHAN semesta alam: Apabila engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan tugas yang Kuberikan kepadamu, maka engkau akan memerintah rumah-Ku dan mengurus pelataran-Ku, dan Aku akan mengizinkan engkau masuk ke antara mereka yang berdiri melayani di sini.” (Zakharia 3:7)


Bacaan hari ini: Zakharia 3:1-10 | Bacaan setahun: Zakharia 2-3

Memiliki relasi dengan seorang figur publik yang terkenal tentu saja hal yang membanggakan bagi setiap orang. Hal ini bukan hanya berbicara mengenai relasi persahabatan atau percintaan semata, tetapi juga relasi kerja. Seorang asisten rumah tangga yang bekerja untuk Raffi Ahmad atau seorang ajudan pengawal Presiden Joko Widodo tentu cukup bangga akan pencapaian tersebut sekalipun jabatan mereka hanya sebatas ART atau petugas keamanan. Jabatan tersebut menjadi spesial karena sang majikan yang mereka layani bukanlah orang biasa.

Yosua dalam teks mengenai penglihatan nabi Zakharia pada bagian ini juga memperlihatkan bahwa dirinya menerima tugas untuk memerintah dan mengurus rumah Malaikat TUHAN. Sayangnya, jabatan imam ini tidak membuat dirinya kebal terhadap dosa yang menjadi penghalang antara dirinya dengan TUHAN. Ia digambarkan sedang memakai pakaian kotor ketika berhadapan dengan TUHAN yang suci. Menariknya, TUHAN sendiri yang menahirkan kondisi Yosua dan memberikan jaminan bahwa ia layak untuk melayani TUHAN sebagai hamba-Nya. Status tahir dan pembenaran dilakukan atas inisiatif TUHAN sendiri tanpa kontribusi apapun dari Yosua. Lebih dari itu, TUHAN pun menjanjikan datangnya Sang Tunas yaitu Kristus yang akan menghapuskan kesalahan seluruh negeri dalam kurun satu hari. Dalam terang Perjanjian Baru, kita memahami bahwa hal ini mengacu pada pengorbanan Kristus di atas kayu salib untuk menebus umat manusia.

Kita yang telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat juga menerima janji dan jaminan serupa. Kita bukan hanya dimampukan tetapi juga dilayakkan untuk melayani Allah melalui pembenaran Kristus. Dengan demikian, setiap anak Tuhan setara di hadapan Allah, tidak ada yang lebih superior maupun lebih inferior. Kecakapan, keahlian, bahkan status kita seharusnya bukan lagi menjadi tolak ukur yang digunakan dalam melayani Tuhan. Mari kita melihat pelayanan sebagai anugerah yang dikhususkan untuk setiap kita yang dibenarkan melalui kuasa kematian dan kebangkitan Kristus di atas kayu salib.

STUDI PRIBADI: Apa yang membuat kita merasa layak (atau tidak layak) melayani Kristus? Berkomitmenlah untuk melayani Tuhan dengan setia dan bertanggung jawab.

Pokok Doa: Berdoa agar setiap anak-anak Tuhan sadar dan meyakini bahwa kesempatan melayani Tuhan adalah anugerah. Bagi Gereja Tuhan supaya “melahirkan” umat Tuhan yang setia melayani Tuhan, Sang Kepala Gereja.

×

Habakuk 3 : 17-19

17 Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,

18 namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.

19 ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi).

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *