Pamer Kepintaran

Sabtu, 28 Januari 2023

“Orang yang bijak menyembunyikan pengetahuannya, tetapi hati orang bebal menyeru-nyerukan kebodohan.” (Amsal 12:23)

Bacaan hari ini: Amsal 12:1-28 | Bacaan setahun: Amsal 12

Pernahkah menjumpai orang yang suka mengkritik orang lain yang salah, lalu mengutip ayat Alkitab? Orang seperti itu disebut orang yang pamer kepintaran. Penulis Amsal mengingatkan kita bahwa orang yang bijaksana mampu menyembunyikan atau tidak memamerkan pengetahuannya atau berhikmat mengetahui kapan waktunya ia ngomong dan kapan waktunya ia diam (12:23). Yakobus mengingatkan kita, “Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah” (1:19). Sedangkan orang bebal atau bodoh suka memamerkan pengetahuannya; tetapi penulis Amsal menyebutnya sebagai kebodohan. Kok bisa? Karena orang bebal atau bodoh cepat-cepat memamerkan pengetahuannya, padahal mungkin sekali perkataannnya itu tidak tepat diucapkan waktu itu atau perkataan itu salah secara teologis.

Sebagai orang percaya, kita harus berhati-hati dalam berkata-kata. Kita percaya bahwa kita adalah milik Allah; sehingga sebagai milik Allah, kita seharusnya menyerahkan seluruh aspek kehidupan kita (termasuk perkataan) kepada-Nya untuk memuliakan-Nya (1Kor. 10:31). Kita dapat memuliakan Allah melalui berkata-kata ketika kita berkata-kata untuk menyaksikan kebesaran dan anugerah Allah kepada orang lain, dan bukan untuk menyaksikan kepintaran kita. Bagaimana kita bisa membedakan hal ini? Simaklah respons orang lain terhadap perkataan kita, apakah mereka memuji Allah atas anugerah-Nya dan percaya kepada-Nya atau memuji kepintaran kita menghafal ayat-ayat Alkitab atau/dan memahami teologi yang benar.

Bagaimana cara kita memuliakan Allah melalui kata-kata? Pertama, ingatlah identitas kita sebagai anak-anak Allah yang telah ditebus Kristus yang seharusnya memuliakan Allah. Kedua, sebelum kita berkata-kata, pikirkan dampak kata-kata kita: memberkati orang lain atau memberkati diri kita sendiri (memamerkan kepintaran kita)? Ketiga, mintalah rekan atau mentor Anda dalam GDG atau gereja untuk menguji perkataan kita dan segeralah bertobat jika kata-kata kita memamerkan kepintaran kita.

STUDI PRIBADI: Sudahkah kita benar-benar hidup bagi Allah? Sudahkah kita berkata-kata untuk memberkati orang lain dan bukan untuk “memberkati” kita?

Pokok Doa: Berdoalah agar Allah memberi kita hikmat dalam berkata-kata menyaksikan kebesaran dan anugerah Allah. Para hamba Tuhan diberikan kepekaan dan hikmat dalam menguraikan Firman Tuhan kepada jemaat. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *