Hidup Orang Benar Vs. Orang Fasik

Jumat, 27 Januari 2023

“Takut akan TUHAN memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek.” (Amsal 10:27)

Bacaan hari ini: Amsal 10:1-32 | Bacaan setahun: Amsal 10-11

Setiap kita pasti pernah membaca berita kriminal, baik di surat kabar maupun berita online. Para pelaku kriminal ini pastilah orang jahat. Di kitab Amsal, orang yang jahat secara moralitas disebut orang fasik dan dikontraskan dengan orang benar. Salah satu pembedanya yang akan kita soroti adalah Amsal 10:27-28.

Pada ayat 27, orang yang benar secara moralitas diidentikkan dengan orang yang takut akan TUHAN dan ia akan memiliki umur panjang. Kristus menyebutnya sebagai hidup berkelimpahan (Yoh. 10:10b), yang berarti “hidup yang benar-benar hidup.” Sebaliknya, orang jahat akan memiliki hidup yang sia-sia dan pendek. Perbedaan makna hidup mengakibatkan perbedaan pengharapan keduanya dalam menjalani penderitaan. Dalam menjalani penderitaannya, orang benar memiliki pengharapan yang pasti dalam hidupnya di dalam Tuhan yang akan menyelamatkannya pada waktu-Nya dan itu adalah sukacita. Sebaliknya, orang fasik menantikan pertolongan tatkala ia menderita, tetapi itu adalah tindakan yang sia-sia (ay. 28) karena ia telah melawan Allah.

Perbedaan antara orang benar dan orang fasik ini menyadarkan kita khususnya orang percaya. Orang percaya adalah orang yang telah ditebus Kristus dan tentunya telah mengalami kasih-Nya. Orang percaya seharusnya memandang hidupnya bermakna. Hidup yang bermakna ditandai dengan kita berani berkata, “Kristus cukup bagiku” dan itu ditandai dengan taat dan bergantung pada anugerah Kristus dan firman Allah setiap saat. Di kala kita susah, kita bergantung pada Allah yaitu taat pada firman-Nya dan senantiasa berharap kepada anugerah-Nya.

Kita tidaklah lepas dari penderitaan. Tidak masalah kita meresponnya pertama kali dengan mengomel, tetapi setelah itu, kita melihat pada Kristus yang telah menderita dan mengasihi kita, sehingga kita dimampukan-Nya untuk mampu menghadapinya dengan sukacita. Selain itu, bergabunglah dalam komunitas orang percaya, misalnya GDG sehingga kita belajar dan berbagi dalam menghadapi penderitaan dengan perspektif Kristus.

STUDI PRIBADI: Sudahkah kita benar-benar mengalami kasih Allah di dalam Yesus Kristus? Sudahkah kita mengaplikasikan kasih-Nya tersebut dalam menghadapi kesulitan hidup kita?

Pokok Doa: Berdoa agar Allah menguatkan kita dan sesama orang percaya yang sedang mengalami penderitaan. Allah memakai kita untuk menguatkan sesama orang percaya di dalam komunitas GDG yang sedang menderita. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *