Senin, 26 Desember 2022
“Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya TUHAN,...sebab kasih-Mu besar mengatasi langit, dan setia-Mu sampai ke awan-awan.” (Mazmur 108:4-5)
Bacaan hari ini: Mazmur 108:1-14 | Bacaan setahun: Mazmur 108-109
Mazmur 108 : 1-14
Syukur dan doa
1 Nyanyian. Mazmur Daud. (108-2) Hatiku siap, ya Allah, aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku,
2 (108-3) bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar.
3 (108-4) Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya TUHAN, dan aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa;
4 (108-5) sebab kasih-Mu besar mengatasi langit, dan setia-Mu sampai ke awan-awan.
5 (108-6) Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah, dan biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi.
6 (108-7) Supaya terluput orang-orang yang Kaucintai, selamatkanlah dengan tangan kanan-Mu dan jawablah aku!
7 (108-8) Allah telah berfirman di tempat kudus-Nya: “Aku hendak beria-ria, Aku hendak membagi-bagikan Sikhem, dan lembah Sukot hendak Kuukur.
8 (108-9) Gilead punya-Ku, Manasye punya-Ku, Efraim ialah pelindung kepala-Ku, Yehuda ialah tongkat kerajaan-Ku,
9 (108-10) Moab ialah tempat pembasuhan-Ku, kepada Edom Aku melemparkan kasut-Ku, dan karena Filistea Aku bersorak-sorai.”
10 (108-11) Siapakah yang akan membawa aku ke kota yang berkubu? Siapakah yang menuntun aku ke Edom?
11 (108-12) Bukankah Engkau, ya Allah, yang telah membuang kami, dan yang tidak maju, ya Allah, bersama-sama bala tentara kami?
12 (108-13) Berikanlah kepada kami pertolongan terhadap lawan, sebab sia-sia penyelamatan dari manusia.
13 (108-14) Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita.
Mazmur 109
Doa seorang yang kena fitnah
1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. Ya Allah pujianku, janganlah berdiam diri!
2 Sebab mulut orang fasik dan mulut penipu ternganga terhadap aku, mereka berbicara terhadap aku dengan lidah dusta;
3 dengan kata-kata kebencian mereka menyerang aku dan memerangi aku tanpa alasan.
4 Sebagai balasan terhadap kasihku mereka menuduh aku, sedang aku mendoakan mereka.
5 Mereka membalas kejahatan kepadaku ganti kebaikan dan kebencian ganti kasihku.
6 “Angkatlah seorang fasik atas dia, dan biarlah seorang pendakwa berdiri di sebelah kanannya;
7 apabila dihakimi, biarlah ia keluar sebagai orang bersalah, dan biarlah doanya menjadi dosa.
8 Biarlah umurnya berkurang, biarlah jabatannya diambil orang lain.
9 Biarlah anak-anaknya menjadi yatim, dan isterinya menjadi janda.
10 Biarlah anak-anaknya mengembara tidak keruan dan mengemis, dan dihalau dari reruntuhan rumahnya.
11 Biarlah penagih hutang menyita segala kepunyaannya, dan orang-orang lain menjarah hasil jerih payahnya.
12 Janganlah ada orang yang tetap menunjukkan kasihnya kepadanya, dan janganlah ada orang yang sayang kepada anak-anaknya yang menjadi yatim.
13 Biarlah dilenyapkan keturunannya, dan dihapuskan namanya dalam angkatan yang kemudian.
14 Biarlah kesalahan nenek moyangnya diingat-ingat di hadapan TUHAN, dan janganlah dihapuskan dosa ibunya.
15 Biarlah itu selalu diperhatikan TUHAN, supaya ingatan kepada mereka dilenyapkan dari bumi.
16 Oleh karena ia tidak ingat menunjukkan kasih, tetapi mengejar orang sengsara dan miskin dan orang yang hancur hati sampai mereka mati.
17 Ia cinta kepada kutuk–biarlah itu datang kepadanya; ia tidak suka kepada berkat–biarlah itu menjauh dari padanya.
18 Ia memakai kutuk sebagai bajunya–biarlah itu merembes seperti air ke dalam dirinya, dan seperti minyak ke dalam tulang-tulangnya;
19 biarlah itu baginya seperti pakaian yang dikenakannya, sebagai ikat pinggang yang senantiasa dipakainya.
20 Biarlah semuanya itu dari pihak TUHAN menjadi upah orang yang mendakwa aku, dan upah orang-orang yang berkata-kata jahat terhadap aku.”
21 Tetapi Engkau, ya ALLAH, Tuhanku, bertindaklah kepadaku oleh karena nama-Mu, lepaskanlah aku oleh sebab kasih setia-Mu yang baik!
22 Sebab sengsara dan miskin aku, dan hatiku terluka dalam diriku;
23 aku menghilang seperti bayang-bayang pada waktu memanjang, aku dikebutkan seperti belalang.
24 Lututku melentuk oleh sebab berpuasa, dan badanku menjadi kurus, habis lemaknya.
25 Aku telah menjadi cela bagi mereka; melihat aku, mereka menggelengkan kepalanya.
26 Tolonglah aku, ya TUHAN, Allahku, selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu,
27 supaya mereka tahu, bahwa tangan-Mulah ini, bahwa Engkaulah, ya TUHAN, yang telah melakukannya.
28 Biar mereka mengutuk, Engkau akan memberkati; biarlah lawan-lawanku mendapat malu, tetapi hamba-Mu ini kiranya bersukacita.
29 Biarlah orang-orang yang mendakwa aku berpakaikan noda, dan berselimutkan malunya sebagai jubah.
30 Aku hendak bersyukur sangat kepada TUHAN dengan mulutku, dan aku hendak memuji-muji Dia di tengah-tengah orang banyak.
31 Sebab Ia berdiri di sebelah kanan orang miskin untuk menyelamatkannya dari orang-orang yang menghukumnya.
Mazmur ini dimulai dengan nyanyian syukur bagi Allah dan diakhiri dengan permohonan doa kepada-Nya. Sang Pemazmur, Raja Daud menaikkan syukur kepada Allah atas belas kasihan yang ia terima (ayat 2-6). Dalam doanya, ia memohon agar Allah menyatakan belas kasihan-Nya kepada umat-Nya (ayat 7-14). Dengan memaparkan janji-janji Allah dan memohonkan penggenapan atas janji-janji-Nya, Daud percaya bahwa Allah mendengar seruannya, melepaskan umat-Nya dan memberi kemenangan atas musuh-musuh mereka. Demikianlah iman Daud kepada Allah yang ia nyatakan dalam nyanyian syukur dan doa-doanya itu.
Melalui mazmur ini, kita belajar untuk memiliki hati yang teguh. Warren Wiersbe, seorang penafsir Alkitab mengatakan, bahwa hati yang teguh adalah hati yang bernyanyi, sebab keyakinan di dalam Tuhan memberi kita sesuatu untuk dinyanyikan sebagaimana yang Daud lakukan. Ia bangun pagi-pagi untuk menaikkan nyanyian syukur kepada Allah yang penuh belas kasihan kepada umat-Nya (ayat 2).
Selanjutnya kita belajar untuk menjalankan iman percaya kita di dalam doa-doa kita. Matthew Henry, di dalam tafsirannya mengatakan, bahwa kita harus menjalankan iman kita untuk menggerakkan kuasa dan janji Allah. Akan kuasa-Nya, sebagaimana dikatakan Daud: “Selamatkanlah dengan tangan kanan-Mu, yang berkuasa untuk menyelamatkan” (ayat 7) dan akan janji-janji-Nya: “Allah telah berfirman di tempat kudus-Nya” (ayat 8). Dalam doanya, Raja Daud belajar untuk percaya akan janji-janji Allah yang terdapat di dalam firman-Nya yang kudus, yang telah Allah jamin sendiri di dalam kekudusan-Nya. Demikianlah iman yang bekerja, dapat beria-ria di dalam apa yang dijanjikan Allah, sekalipun hal itu belum terjadi.
Adakah kita memiliki hati yang teguh, yang menggerakkan kita untuk menaikkan nyanyian syukur kepada Allah? Sudahkah kita menjalankan iman kita kepada Allah di dalam doa-doa yang kita panjatkan kepada-Nya? Marilah kita belajar untuk menyatakan iman kita kepada Allah di dalam nyanyian syukur dan doa-doa kita kepada-Nya.
STUDI PRIBADI: Mengapa kita harus menyatakan iman kepada Allah di dalam nyanyian syukur dan doa-doa kita?
Pokok Doa: Berdoalah agar kita sebagai orang-orang percaya senantiasa dapat menjalankan iman kita kepada Allah di dalam kehidupan sehari-hari dengan selalu bersyukur dan berdoa kepada-Nya.