Selasa, 13 Desember 2022
“Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong...” (Mazmur 88:14)
Bacaan hari ini: Mazmur 88:1-19 | Bacaan setahun: Mazmur 87-88
Mazmur 87
Sion, kota Allah
1 Mazmur bani Korah: suatu nyanyian. Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkan-Nya:
2 TUHAN lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion dari pada segala tempat kediaman Yakub.
3 Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah. Sela
4 Aku menyebut Rahab dan Babel di antara orang-orang yang mengenal Aku, bahkan Filistea, Tirus dan Etiopia: “Ini dilahirkan di sana.”
5 Tetapi tentang Sion dikatakan: “Seorang demi seorang dilahirkan di dalamnya,” dan Dia, Yang Mahatinggi, menegakkannya.
6 TUHAN menghitung pada waktu mencatat bangsa-bangsa: “Ini dilahirkan di sana.” Sela
7 Dan orang menyanyi-nyanyi sambil menari beramai-ramai: “Segala mata airku ada di dalammu.”
Mazmur 86 : 1-17
Doa pada waktu sakit payah
1 Nyanyian. Mazmur bani Korah. Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Mahalat Leanot. Nyanyian pengajaran Heman, orang Ezrahi. (88-2) Ya TUHAN, Allah yang menyelamatkan aku, siang hari aku berseru-seru, pada waktu malam aku menghadap Engkau.
2 (88-3) Biarlah doaku datang ke hadapan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepada teriakku;
3 (88-4) sebab jiwaku kenyang dengan malapetaka, dan hidupku sudah dekat dunia orang mati.
4 (88-5) Aku telah dianggap termasuk orang-orang yang turun ke liang kubur; aku seperti orang yang tidak berkekuatan.
5 (88-6) Aku harus tinggal di antara orang-orang mati, seperti orang-orang yang mati dibunuh, terbaring dalam kubur, yang tidak Kauingat lagi, sebab mereka terputus dari kuasa-Mu.
6 (88-7) Telah Kautaruh aku dalam liang kubur yang paling bawah, dalam kegelapan, dalam tempat yang dalam.
7 (88-8) Aku tertekan oleh panas murka-Mu, dan segala pecahan ombak-Mu Kautindihkan kepadaku. Sela
8 (88-9) Telah Kaujauhkan kenalan-kenalanku dari padaku, telah Kaubuat aku menjadi kekejian bagi mereka. Aku tertahan dan tidak dapat keluar;
9 (88-10) mataku merana karena sengsara. Aku telah berseru kepada-Mu, ya TUHAN, sepanjang hari, telah mengulurkan tanganku kepada-Mu.
10 (88-11) Apakah Kaulakukan keajaiban bagi orang-orang mati? Masakan arwah bangkit untuk bersyukur kepada-Mu? Sela
11 (88-12) Dapatkah kasih-Mu diberitakan di dalam kubur, dan kesetiaan-Mu di tempat kebinasaan?
12 (88-13) Diketahui orangkah keajaiban-keajaiban-Mu dalam kegelapan, dan keadilan-Mu di negeri segala lupa?
13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.
14 (88-15) Mengapa, ya TUHAN, Kaubuang aku, Kausembunyikan wajah-Mu dari padaku?
15 (88-16) Aku tertindas dan menjadi inceran maut sejak kecil, aku telah menanggung kengerian dari pada-Mu, aku putus asa.
16 (88-17) Kehangatan murka-Mu menimpa aku, kedahsyatan-Mu membungkamkan aku,
17 (88-18) mengelilingi aku seperti air banjir sepanjang hari, mengepung aku serentak.
18 (88-19) Telah Kaujauhkan dari padaku sahabat dan teman, kenalan-kenalanku adalah kegelapan.
Renungan hari ini adalah tentang doa pada waktu sakit payah. Akan tetapi, fokus perenungan ada dalam ayat ke-14, yang dikatakan: “Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.” Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa penulis kitab Mazmur pernah mengalami masa-masa sulit. Tentu saja hal tersebut tidaklah mudah dihadapi. Bahkan Mazmur ini seringkali dikenal sebagai mazmur yang sangat menyedihkan, khususnya secara fisik. Namun, di tengah-tengah kesulitannya tersebut, pemazmur berseru minta tolong kepada Tuhan dan berdoa kepada Tuhan. Pemazmur dikatakan berseru siang dan malam kepada Allah, yang mana menunjukkan ketergantungannya kepada Allah; ini sangatlah diutamakan Pemazmur saat menghadapi situasi yang dialaminya.
Dalam kehidupan ini, tidak menutup kemungkinan kita mengalami kesulitan dan penderitaan. Terkadang kesulitan dan penderitaan tersebut membuat kita menyerah dan sulit untuk melihat pengharapan ke depan. Namun, sebagai anak-anak Tuhan, seharusnya tetap terus berharap dan berserah penuh kepada Tuhan. Seperti pemazmur yang barusan kita baca kisahnya, bahwa ketika kesulitan menghampiri, hendaklah meminta tolong kepada Tuhan. Jangan sampai justru meminta tolong kepada manusia dan mengandalkan diri sendiri. Kita sebagai anak-anak Tuhan, hendaklah tetap mempercayai kasih setia Tuhan dan pemeliharaan dari Tuhan. Oleh karena itu, langkah praktis yang dapat dilakukan adalah berdoa kepada Tuhan. Beberapa orang Kristen, menganggap remeh berdoa kepada Tuhan, akan tetapi hal tersebut sangatlah penting.
Mari kita perhatikan bahwa doa adalah salah satu alat orang percaya untuk berkomunikasi kepada Tuhan. Jadi, marilah kita tetap berdoa di kala kesulitan dan pergumulan berat menghampiri hidup. Percayalah dengan iman, bahwa Allah mendengarkan seluruh doa kita dan akan menjawabnya indah pada waktu-Nya. 1 Tesalonika 5:17: “Tetaplah berdoa.”
STUDI PRIBADI: Apakah pada saat ini kita masih tetap berdoa kepada Tuhan? Apakah yang menghalangi kita untuk berseru kepada Allah?
Pokok Doa: Berdoa agar Umat Tuhan dimampukan terus berpengharapan kepada Tuhan di tengah-tengah pergumulannya yang berat. Berdoalah agar setiap Gereja Tuhan mengalami pertumbuhan dan kedewasaan rohani.