SELASA, 24 MEI 2022
“Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang- orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.” (Rut 3:10)
Bacaan hari ini: Rut 3 | Bacaan setahun: Rut 3
Rut 3
Rut dan Boas di tempat pengirikan
1 Lalu Naomi, mertuanya itu, berkata kepadanya: “Anakku, apakah tidak ada baiknya jika aku mencari tempat perlindungan bagimu supaya engkau berbahagia?
2 Maka sekarang, bukankah Boas, yang pengerja-pengerjanya perempuan telah kautemani itu, adalah sanak kita? Dia pada malam ini menampi jelai di tempat pengirikan;
3 maka mandilah dan beruraplah, pakailah pakaian bagusmu dan pergilah ke tempat pengirikan itu. Tetapi janganlah engkau ketahuan kepada orang itu, sebelum ia selesai makan dan minum.
4 Jika ia membaringkan diri tidur, haruslah engkau perhatikan baik-baik tempat ia berbaring; kemudian datanglah dekat, singkapkanlah selimut dari kakinya dan berbaringlah di sana. Maka ia akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan.”
5 Lalu kata Rut kepadanya: “Segala yang engkau katakan itu akan kulakukan.”
6 Sesudah itu pergilah ia ke tempat pengirikan dan dilakukannyalah tepat seperti yang diperintahkan mertuanya kepadanya.
7 Setelah Boas habis makan dan minum dan hatinya gembira, datanglah ia untuk membaringkan diri tidur pada ujung timbunan jelai itu. Kemudian datanglah perempuan itu dekat dengan diam-diam, disingkapkannyalah selimut dari kaki Boas dan berbaringlah ia di situ.
8 Pada waktu tengah malam dengan terkejut terjagalah orang itu, lalu meraba-raba ke sekelilingnya, dan ternyata ada seorang perempuan berbaring di sebelah kakinya.
9 Bertanyalah ia: “Siapakah engkau ini?” Jawabnya: “Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami.”
10 Lalu katanya: “Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.
11 Oleh sebab itu, anakku, janganlah takut; segala yang kaukatakan itu akan kulakukan kepadamu; sebab setiap orang dalam kota kami tahu, bahwa engkau seorang perempuan baik-baik.
12 Maka sekarang, memang aku seorang kaum yang wajib menebus, tetapi walaupun demikian masih ada lagi seorang penebus, yang lebih dekat dari padaku.
13 Tinggallah di sini malam ini; dan besok pagi, jika ia mau menebus engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang hidup. Berbaring sajalah tidur sampai pagi.”
14 Jadi berbaringlah ia tidur di sebelah kakinya sampai pagi; lalu bangunlah ia, sebelum orang dapat kenal-mengenal, sebab kata Boas: “Janganlah diketahui orang, bahwa seorang perempuan datang ke tempat pengirikan.”
15 Lagi katanya: “Berikanlah selendang yang engkau pakai itu dan tadahkanlah itu.” Lalu ditadahkannya selendang itu. Kemudian ditakarnyalah enam takar jelai ke dalam selendang itu. Sesudah itu pergilah Boas ke kota.
16 Setelah perempuan itu sampai kepada mertuanya, berkatalah mertuanya itu: “Bagaimana, anakku?” Lalu diceritakannyalah semua yang dilakukan orang itu kepadanya
17 serta berkata: “Yang enam takar jelai ini diberikannya kepadaku, sebab katanya: Engkau tidak boleh pulang kepada mertuamu dengan tangan hampa.”
18 Lalu kata mertuanya itu: “Duduk sajalah menanti, anakku, sampai engkau mengetahui, bagaimana kesudahan perkara itu; sebab orang itu tidak akan berhenti, sebelum diselesaikannya perkara itu pada hari ini juga.”
Kisah kehidupan Naomi dan Rut berlanjut di tanah Israel, tepatnya di Betlehem, kota asal Naomi. Untuk memenuhi kebutuhan mereka, setiap hari Rut memungut bulir-bulir jelai di ladang milik Boas, kerabat Elimelekh (Rut 2:3). Hukum Taurat memang memerintahkan agar orang Israel membiarkan apa yang tertinggal atau terjatuh ketika disabit atau dipetik di ladangnya, untuk menjadi milik orang yang berkekurangan (Im. 19:9-10). Boas ternyata telah mendengar tentang Rut dan dia sangat bersimpati kepada Rut yang begitu mengasihi mertuanya (Rut 2:8-12). Kisah berlanjut di pasal 3, tentang kerinduan Naomi agar Rut, yang telah begitu mengasihi dirinya, mendapatkan kehidupan yang berbahagia. Maka Naomi mengingat Boas, yang tentangnya pernah dikatakan bahwa Boas adalah kerabat yang sebenarnya bisa menebus mereka (Im. 25:25 – salah satu wujud aplikasinya ditunjukkan di Rut 4:1-10).
Melalui Naomi, Rut, dan Boas, ada hal-hal baik yang bisa kita pelajari. Naomi, seorang mertua yang sangat mengasihi dan begitu mempedulikan masa depan dari Rut. Dalam kesederhanaannya, Naomi mencoba untuk memperhatikan kebutuhan menantunya dengan melakukan yang dapat ia lakukan. Sedangkan Rut, seorang menantu yang begitu mengasihi sang mertua. Dia bukan hanya mengikuti iman Naomi, bahkan mengikuti nasihat Naomi untuk kebaikan keluarga mereka dalam hal hukum penebusan dengan Boas. Boas sampai memuji Rut karena kasihnya yang begitu nyata dan tidak memikirkan diri sendiri. Padahal menurut Boas, sebenarnya Rut masih bisa mencari suami yang lebih muda dan kaya. Inilah wujud nyata iman kepada Tuhan di dalam kesederhanaan, yang dipakai Allah bukan saja untuk kebahagiaan Rut dan Naomi, namun untuk rencana-Nya.
Bagi kita saat ini, bagaimana kehidupan iman kita nampak dalam relasi keluarga? Seperti keluarga Naomi, mungkin keluarga kita hanya keluarga sederhana, bukan siapa-siapa. Namun Allah mau memakai mereka, yang sekalipun sederhana, mau memberi apa yang ada pada dirinya, mungkin itu kasih, perhatian, atau kepedulian kita kepada anggota keluarga kita.
STUDI PRIBADI: Apakah wujud iman dalam diri Naomi dan Rut yang bisa Anda pelajari dari bagian firman Tuhan hari ini?
Pokok Doa: Berdoalah bagi setiap keluarga Kristen agar Tuhan menjadi Pemimpin keluarga mereka dan masing-masing anggota menghidupi kasih dan kehendak-Nya bagi satu sama lain.