Hiduplah Kudus

SENIN, 24 JANUARI 2022

“Pada waktu itu Yehuda meninggalkan saudara-saudaranya ... Di situ Yehuda melihat anak perempuan seorang Kanaan; nama orang itu ialah Syua. Lalu Yehuda kawin dengan perempuan itu dan menghampirinya.” (Kejadian 38:1-2)

BBacaan hari ini: Kejadian 38 | Bacaan tahunan: Kejadian 38-39

Setelah Yusuf dijual, Yakub dikatakan berkabung berhari-hari, serta menolak untuk dihiburkan. Maka Yehuda, salah satu saudara Yusuf, dikatakan pergi menjauh, meninggalkan saudara-saudaranya dan menumpang di rumah seorang bernama Hira. Dalam ‘pelariannya’, Yehuda bukan saja menjauh dari keluarganya, tapi juga dari segala aturan, hukum, dan ketentuan ayahnya, termasuk soal pasangan hidup. Ia sembarangan mengambil seorang perempuan, mengawininya tanpa peduli asal-usul dan kehidupan perempuan itu. Dari perkawinan itu, lahirlah tiga anak laki-laki.

Kehidupan Yehuda yang tidak benar mempengaruhi kehidupan anak-anaknya; mereka juga melakukan apa yang jahat di mata Tuhan sehingga dihukum mati oleh Tuhan. Tidak berhenti sampai sana. Setelah kehilangan kedua anaknya, Yehuda bukannya menyesal dan bertobat; diceritakan, segera sesudah istrinya meninggal, ia pergi ke Timna, kepada orang-orang yang mengunting bulu-bulu dombanya, bersama Hira, sahabatnya. Tujuannya jelas, untuk bersenang-senang dan berpesta pora, karena pada waktu itu masa pengguntingan bulu domba identik dengan perayaan besar. Apa yang ia lakukan? Ketika melihat seorang perempuan yang disangkanya perempuan sundal, ia mendapatkan perempuan itu dan menghampirinya. Demi memuaskan nafsu seksnya, tanpa pikir panjang, Yehuda menjadikan cap materai, kalung, dan tongkat yang ada padanya sebagai tanggungan. Ia tidak tahu ternyata perempuan itu adalah menantunya sendiri, Tamar.

Sungguh menakutkan dan mengerikan membaca kisah ini, gaya hidup orang-orang Kanaan yang tidak menghormati kekudusan seks dan pernikahan telah begitu mempengaruhi kehidupan dan keluarga Yehuda. Kejahatannya bukan saja membuatnya kehilangan kedua anaknya, bahkan kemudian ia sendiri pun dipermalukan dengan perbuatannya yang tidak pantas. Dari kisah ini kita belajar, betapa pentingnya kita tidak menjauh dari Tuhan dan memelihara kekudusan hidup. Berhati-hatilah dalam pergaulan kita, ketika kita tidak waspada maka kehidupan dosa akan menjerat kita.

STUDI PRIBADI: Apa dosa anak-anak Yehuda sehingga mereka mati dibunuh oleh Tuhan? Bagaimana akhir hidup Yehuda setelah ia menyadari perbuatannya yang berdosa?

Pokok Doa: Agar kita dapat menjauhkan diri dari pergaulan yang buruk dan menjaga kekudusan hidup. Jemaat menjaga kekudusan pernikahannya sehingga menjadi kesaksian di tengah dunia yang berdosa. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *