SENIN, 24 JANUARI 2022
“Pada waktu itu Yehuda meninggalkan saudara-saudaranya ... Di situ Yehuda melihat anak perempuan seorang Kanaan; nama orang itu ialah Syua. Lalu Yehuda kawin dengan perempuan itu dan menghampirinya.” (Kejadian 38:1-2)
BBacaan hari ini: Kejadian 38 | Bacaan tahunan: Kejadian 38-39
Kejadian 38
Yehuda dan Tamar
1 Pada waktu itu Yehuda meninggalkan saudara-saudaranya dan menumpang pada seorang Adulam, yang namanya Hira.
2 Di situ Yehuda melihat anak perempuan seorang Kanaan; nama orang itu ialah Syua. Lalu Yehuda kawin dengan perempuan itu dan menghampirinya.
3 Perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamai anak itu Er.
4 Sesudah itu perempuan itu mengandung lagi, lalu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamai anak itu Onan.
5 Kemudian perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki sekali lagi, dan menamai anak itu Syela. Yehuda sedang berada di Kezib, ketika anak itu dilahirkan.
6 Sesudah itu Yehuda mengambil bagi Er, anak sulungnya, seorang isteri, yang bernama Tamar.
7 Tetapi Er, anak sulung Yehuda itu, adalah jahat di mata TUHAN, maka TUHAN membunuh dia.
8 Lalu berkatalah Yehuda kepada Onan: “Hampirilah isteri kakakmu itu, kawinlah dengan dia sebagai ganti kakakmu dan bangkitkanlah keturunan bagi kakakmu.”
9 Tetapi Onan tahu, bahwa bukan ia yang empunya keturunannya nanti, sebab itu setiap kali ia menghampiri isteri kakaknya itu, ia membiarkan maninya terbuang, supaya ia jangan memberi keturunan kepada kakaknya.
10 Tetapi yang dilakukannya itu adalah jahat di mata TUHAN, maka TUHAN membunuh dia juga.
11 Lalu berkatalah Yehuda kepada Tamar, menantunya itu: “Tinggallah sebagai janda di rumah ayahmu, sampai anakku Syela itu besar,” sebab pikirnya: “Jangan-jangan ia mati seperti kedua kakaknya itu.” Maka pergilah Tamar dan tinggal di rumah ayahnya.
12 Setelah beberapa lama matilah anak Syua, isteri Yehuda. Habis berkabung pergilah Yehuda ke Timna, kepada orang-orang yang menggunting bulu domba-dombanya, bersama dengan Hira, sahabatnya, orang Adulam itu.
13 Ketika dikabarkan kepada Tamar: “Bapa mertuamu sedang di jalan ke Timna untuk menggunting bulu domba-dombanya,”
14 maka ditanggalkannyalah pakaian kejandaannya, ia bertelekung dan berselubung, lalu pergi duduk di pintu masuk ke Enaim yang di jalan ke Timna, karena dilihatnya, bahwa Syela telah menjadi besar, dan dia tidak diberikan juga kepada Syela itu untuk menjadi isterinya.
15 Ketika Yehuda melihat dia, disangkanyalah dia seorang perempuan sundal, karena ia menutupi mukanya.
16 Lalu berpalinglah Yehuda mendapatkan perempuan yang di pinggir jalan itu serta berkata: “Marilah, aku mau menghampiri engkau,” sebab ia tidak tahu, bahwa perempuan itu menantunya. Tanya perempuan itu: “Apakah yang akan kauberikan kepadaku, jika engkau menghampiri aku?”
17 Jawabnya: “Aku akan mengirimkan kepadamu seekor anak kambing dari kambing dombaku.” Kata perempuan itu: “Asal engkau memberikan tanggungannya, sampai engkau mengirimkannya kepadaku.”
18 Tanyanya: “Apakah tanggungan yang harus kuberikan kepadamu?” Jawab perempuan itu: “Cap meteraimu serta kalungmu dan tongkat yang ada di tanganmu itu.” Lalu diberikannyalah semuanya itu kepadanya, maka ia menghampirinya. Perempuan itu mengandung dari padanya.
19 Bangunlah perempuan itu, lalu pergi, ditanggalkannya telekungnya dan dikenakannya pula pakaian kejandaannya.
20 Adapun Yehuda, ia mengirimkan anak kambing itu dengan perantaraan sahabatnya, orang Adulam itu, untuk mengambil kembali tanggungannya dari tangan perempuan itu, tetapi perempuan itu tidak dijumpainya lagi.
21 Ia bertanya-tanya di tempat tinggal perempuan itu: “Di manakah perempuan jalang, yang duduk tadinya di pinggir jalan di Enaim itu?” Jawab mereka: “Tidak ada di sini perempuan jalang.”
22 Kembalilah ia kepada Yehuda dan berkata: “Tidak ada kujumpai dia; dan juga orang-orang di tempat itu berkata: Tidak ada perempuan jalang di sini.”
23 Lalu berkatalah Yehuda: “Biarlah barang-barang itu dipegangnya, supaya kita jangan menjadi buah olok-olok orang; sungguhlah anak kambing itu telah kukirimkan, tetapi engkau tidak menjumpai perempuan itu.”
24 Sesudah kira-kira tiga bulan dikabarkanlah kepada Yehuda: “Tamar, menantumu, bersundal, bahkan telah mengandung dari persundalannya itu.” Lalu kata Yehuda: “Bawalah perempuan itu, supaya dibakar.”
25 Waktu dibawa, perempuan itu menyuruh orang kepada mertuanya mengatakan: “Dari laki-laki yang empunya barang-barang inilah aku mengandung.” Juga dikatakannya: “Periksalah, siapa yang empunya cap meterai serta kalung dan tongkat ini?”
26 Yehuda memeriksa barang-barang itu, lalu berkata: “Bukan aku, tetapi perempuan itulah yang benar, karena memang aku tidak memberikan dia kepada Syela, anakku.” Dan ia tidak bersetubuh lagi dengan perempuan itu.
27 Pada waktu perempuan itu hendak bersalin, nyatalah ada anak kembar dalam kandungannya.
28 Dan ketika ia bersalin, seorang dari anak itu mengeluarkan tangannya, lalu dipegang oleh bidan, diikatnya dengan benang kirmizi serta berkata: “Inilah yang lebih dahulu keluar.”
29 Ketika anak itu menarik tangannya kembali, keluarlah saudaranya laki-laki, dan bidan itu berkata: “Alangkah kuatnya engkau menembus ke luar,” maka anak itu dinamai Peres.
30 Sesudah itu keluarlah saudaranya laki-laki yang tangannya telah berikat benang kirmizi itu, lalu kepadanya diberi nama Zerah.
Kejadian 39
Yusuf di rumah Potifar
1 Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael yang telah membawa dia ke situ.
2 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.
3 Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya,
4 maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.
5 Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.
6 Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apapun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.
7 Selang beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya: “Marilah tidur dengan aku.”
8 Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: “Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku,
9 bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?”
10 Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.
11 Pada suatu hari masuklah Yusuf ke dalam rumah untuk melakukan pekerjaannya, sedang dari seisi rumah itu seorangpun tidak ada di rumah.
12 Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: “Marilah tidur dengan aku.” Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar.
13 Ketika dilihat perempuan itu, bahwa Yusuf meninggalkan bajunya dalam tangannya dan telah lari ke luar,
14 dipanggilnyalah seisi rumah itu, lalu katanya kepada mereka: “Lihat, dibawanya ke mari seorang Ibrani, supaya orang ini dapat mempermainkan kita. Orang ini mendekati aku untuk tidur dengan aku, tetapi aku berteriak-teriak dengan suara keras.
15 Dan ketika didengarnya bahwa aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannyalah bajunya padaku, lalu ia lari ke luar.”
16 Juga ditaruhnya baju Yusuf itu di sisinya, sampai tuan rumah pulang.
17 Perkataan itu jugalah yang diceritakan perempuan itu kepada Potifar, katanya: “Hamba orang Ibrani yang kaubawa ke mari itu datang kepadaku untuk mempermainkan aku.
18 Tetapi ketika aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannya bajunya padaku, lalu ia lari ke luar.”
19 Baru saja didengar oleh tuannya perkataan yang diceritakan isterinya kepadanya: begini begitulah aku diperlakukan oleh hambamu itu, maka bangkitlah amarahnya.
20 Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana.
21 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
22 Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya.
23 Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.
Setelah Yusuf dijual, Yakub dikatakan berkabung berhari-hari, serta menolak untuk dihiburkan. Maka Yehuda, salah satu saudara Yusuf, dikatakan pergi menjauh, meninggalkan saudara-saudaranya dan menumpang di rumah seorang bernama Hira. Dalam ‘pelariannya’, Yehuda bukan saja menjauh dari keluarganya, tapi juga dari segala aturan, hukum, dan ketentuan ayahnya, termasuk soal pasangan hidup. Ia sembarangan mengambil seorang perempuan, mengawininya tanpa peduli asal-usul dan kehidupan perempuan itu. Dari perkawinan itu, lahirlah tiga anak laki-laki.
Kehidupan Yehuda yang tidak benar mempengaruhi kehidupan anak-anaknya; mereka juga melakukan apa yang jahat di mata Tuhan sehingga dihukum mati oleh Tuhan. Tidak berhenti sampai sana. Setelah kehilangan kedua anaknya, Yehuda bukannya menyesal dan bertobat; diceritakan, segera sesudah istrinya meninggal, ia pergi ke Timna, kepada orang-orang yang mengunting bulu-bulu dombanya, bersama Hira, sahabatnya. Tujuannya jelas, untuk bersenang-senang dan berpesta pora, karena pada waktu itu masa pengguntingan bulu domba identik dengan perayaan besar. Apa yang ia lakukan? Ketika melihat seorang perempuan yang disangkanya perempuan sundal, ia mendapatkan perempuan itu dan menghampirinya. Demi memuaskan nafsu seksnya, tanpa pikir panjang, Yehuda menjadikan cap materai, kalung, dan tongkat yang ada padanya sebagai tanggungan. Ia tidak tahu ternyata perempuan itu adalah menantunya sendiri, Tamar.
Sungguh menakutkan dan mengerikan membaca kisah ini, gaya hidup orang-orang Kanaan yang tidak menghormati kekudusan seks dan pernikahan telah begitu mempengaruhi kehidupan dan keluarga Yehuda. Kejahatannya bukan saja membuatnya kehilangan kedua anaknya, bahkan kemudian ia sendiri pun dipermalukan dengan perbuatannya yang tidak pantas. Dari kisah ini kita belajar, betapa pentingnya kita tidak menjauh dari Tuhan dan memelihara kekudusan hidup. Berhati-hatilah dalam pergaulan kita, ketika kita tidak waspada maka kehidupan dosa akan menjerat kita.
STUDI PRIBADI: Apa dosa anak-anak Yehuda sehingga mereka mati dibunuh oleh Tuhan? Bagaimana akhir hidup Yehuda setelah ia menyadari perbuatannya yang berdosa?
Pokok Doa: Agar kita dapat menjauhkan diri dari pergaulan yang buruk dan menjaga kekudusan hidup. Jemaat menjaga kekudusan pernikahannya sehingga menjadi kesaksian di tengah dunia yang berdosa.