Kisah Abraham (1)

Sabtu, 4 Desember 2021

Bacaan hari ini: Kejadian 17:9-10, Kolose 2:11-14 | Bacaan setahun: Yehezkiel 46-48



Dalam Dia kamu telah disunat dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu ...” (Kolose 2:11-12)

Dalam beberapa budaya, sunat sering dianggap sebagai pertanda permulaan kedewasaan dari seorang anak laki-laki. Khususnya di Indonesia, peristiwa sunat sering diiringi dengan berbagai macam kesenian tradisional, yang melibatkan keluarga besar, baik dalam proses persiapan dan pelaksanaan. Namun, pada saat ini beberapa keluarga lebih memilih untuk melakukannya secara lebih praktis, dengan cara langsung membawa anak laki-lakinya menemui dokter, tanpa ritual tertentu.

Beda halnya dalam kekristenan; dalam kekristenan, peristiwa sunat merupakan sebuah gambaran mengenai perjanjian anugerah Allah. Dalam peristiwa sunat, perjanjian yang Allah buat ini melibatkan dua pihak. Allah, sebagai pihak pertama, mengangkat umat Israel menjadi umat pilihan-Nya dan berjanji untuk melindungi-Nya. Manusia, sebagai pihak kedua, merespons dengan tindakan sunat yang diwakili oleh pria. Sunat ini adalah lambang bahwa seseorang bersedia untuk hidup setia kepada Tuhan dan menaati-Nya sehingga menjadi sebuah keharusan yang dilakukan umat Allah di zaman Perjanjian Lama. Perjanjian ini disebut sebagai perjanjian anugerah, karena perjanjian ini dilakukan oleh dua pihak yang tidak setara. Allah yang adalah Pencipta alam semesta dan tidak memiliki keharusan untuk mengikat perjanjian dengan umat-Nya, namun sekalipun demikian, Allah tetap melakukan perjanjian yang dibuat-Nya, yang berlaku kekal. Hal ini menjadi sebuah gambaran mengenai peristiwa yang digenapi dalam peristiwa Yesus Kristus telah lahir, mati, dan bangkit bagi manusia.

Melalui iman kepada Yesus Kristus, umat percaya pada masa kini telah menjalankan sunat secara rohani, yaitu sunat yang mengacu kepada dibuangnya manusia lama yang berdosa kepada Allah dan digantikannya dengan manusia baru, yaitu pribadi yang telah diperbaharui dalam Kristus untuk melakukan kebenaran. Dengan demikian, maka sunat secara jasmani tidak lagi menjadi sebuah ketentuan yang wajib dilakukan sebagai respons umat Allah atas perjanjian dengan Allah.

STUDI PRIBADI: Hal apa dalam hidup yang masih perlu kita tanggalkan sebagai sebuah pernyataan ketaatan iman kepada Tuhan? Bersediakah kita terus-menerus berjuang untuk menanggalkan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan?

Pokok Doa: Berdoalah, mohonlah pengampunan Tuhan jika kita telah hidup tidak berkenan. Kiranya Roh Kudus memampukan kita hidup taat dan setia kepada-Nya sampai akhir. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *