Senin, 4 Oktober 2021
Bacaan hari ini: Yohanes 9:1-7 | Bacaan setahun: Amsal 4, Kidung Agung 6-8
“Murid-murid-Nya bertanya: ‘Rabi, siapakah yang berbuat dosa... sehingga ia dilahirkan buta?’ Jawab Yesus: ‘Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.” (Yohanes 9:2-3)
Yohanes 9 : 1-7
Orang yang buta sejak lahirnya
1 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?”
3 Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja.
5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.”
6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi
7 dan berkata kepadanya: “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.” Siloam artinya: “Yang diutus.” Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.
Amsal 4
Nasihat untuk mencari hikmat
1 Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian,
2 karena aku memberikan ilmu yang baik kepadamu; janganlah meninggalkan petunjukku.
3 Karena ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku,
4 aku diajari ayahku, katanya kepadaku: “Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan hidup.
5 Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku.
6 Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya.
7 Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian.
8 Junjunglah dia, maka engkau akan ditinggikannya; engkau akan dijadikan terhormat, apabila engkau memeluknya.
9 Ia akan mengenakan karangan bunga yang indah di kepalamu, mahkota yang indah akan dikaruniakannya kepadamu.”
10 Hai anakku, dengarkanlah dan terimalah perkataanku, supaya tahun hidupmu menjadi banyak.
11 Aku mengajarkan jalan hikmat kepadamu, aku memimpin engkau di jalan yang lurus.
12 Bila engkau berjalan langkahmu tidak akan terhambat, bila engkau berlari engkau tidak akan tersandung.
13 Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya, peliharalah dia, karena dialah hidupmu.
14 Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat.
15 Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus.
16 Karena mereka tidak dapat tidur, bila tidak berbuat jahat; kantuk mereka lenyap, bila mereka tidak membuat orang tersandung;
17 karena mereka makan roti kefasikan, dan minum anggur kelaliman.
18 Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.
19 Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.
20 Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku;
21 janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu.
22 Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka.
23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
24 Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu.
25 Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka.
26 Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu.
27 Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.
Kidung Agung 6
1 –Ke mana perginya kekasihmu, hai jelita di antara wanita? Ke jurusan manakah kekasihmu pergi, supaya kami mencarinya besertamu?
2 –Kekasihku telah turun ke kebunnya, ke bedeng rempah-rempah untuk menggembalakan domba dalam kebun dan memetik bunga bakung.
3 Aku kepunyaan kekasihku, dan kepunyaanku kekasihku, yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.
Mempelai laki-laki memuji mempelai perempuan
4 Cantik engkau, manisku, seperti kota Tirza, juita seperti Yerusalem, dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya.
5 Palingkanlah matamu dari padaku, sebab aku menjadi bingung karenanya. Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari Gilead.
6 Gigimu bagaikan kawanan domba, yang keluar dari tempat pembasuhan, yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada.
7 Bagaikan belahan buah delima pelipismu di balik telekungmu.
8 Permaisuri ada enam puluh, selir delapan puluh, dan dara-dara tak terbilang banyaknya.
9 Tetapi dialah satu-satunya merpatiku, idam-idamanku, satu-satunya anak ibunya, anak kesayangan bagi yang melahirkannya; puteri-puteri melihatnya dan menyebutnya bahagia, permaisuri-permaisuri dan selir-selir memujinya.
10 “Siapakah dia yang muncul laksana fajar merekah, indah bagaikan bulan purnama, bercahaya bagaikan surya, dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya?”
11 Ke kebun kenari aku turun melihat kuntum-kuntum di lembah, melihat apakah pohon anggur berkuncup dan pohon-pohon delima berbunga.
12 Tak sadar diri aku; kerinduanku menempatkan aku di atas kereta orang bangsawan.
13 Kembalilah, kembalilah, ya gadis Sulam, kembalilah, kembalilah, supaya kami dapat melihat engkau! Mengapa kamu senang melihat gadis Sulam itu seperti melihat tari-tarian perang?
Kidung Agung 7
1 Betapa indah langkah-langkahmu dengan sandal-sandal itu, puteri yang berwatak luhur! Lengkung pinggangmu bagaikan perhiasan, karya tangan seniman.
2 Pusarmu seperti cawan yang bulat, yang tak kekurangan anggur campur. Perutmu timbunan gandum, berpagar bunga-bunga bakung.
3 Seperti dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang.
4 Lehermu bagaikan menara gading, matamu bagaikan telaga di Hesybon, dekat pintu gerbang Batrabim; hidungmu seperti menara di gunung Libanon, yang menghadap ke kota Damsyik.
5 Kepalamu seperti bukit Karmel, rambut kepalamu merah lembayung; seorang raja tertawan dalam kepang-kepangnya.
Kenikmatan cinta
6 Betapa cantik, betapa jelita engkau, hai tercinta di antara segala yang disenangi.
7 Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan buah dadamu gugusannya.
8 Kataku: “Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti buah apel.
9 Kata-katamu manis bagaikan anggur!” Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur!
10 Kepunyaan kekasihku aku, kepadaku gairahnya tertuju.
11 Mari, kekasihku, kita pergi ke padang, bermalam di antara bunga-bunga pacar!
12 Mari, kita pergi pagi-pagi ke kebun anggur dan melihat apakah pohon anggur sudah berkuncup, apakah sudah mekar bunganya, apakah pohon-pohon delima sudah berbunga! Di sanalah aku akan memberikan cintaku kepadamu!
13 Semerbak bau buah dudaim; dekat pintu kita ada pelbagai buah-buah yang lezat, yang telah lama dan yang baru saja dipetik. Itu telah kusimpan bagimu, kekasihku!
Kidung Agung 8
1 O, seandainya engkau saudaraku laki-laki, yang menyusu pada buah dada ibuku, akan kucium engkau bila kujumpai di luar, karena tak ada orang yang akan menghina aku!
2 Akan kubimbing engkau dan kubawa ke rumah ibuku, supaya engkau mengajar aku. Akan kuberi kepadamu anggur yang harum untuk diminum, air buah delimaku.
3 Tangan kirinya ada di bawah kepalaku, tangan kanannya memeluk aku.
4 Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem: mengapa kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya?
Cinta kuat seperti maut
5 Siapakah dia yang muncul dari padang gurun, yang bersandar pada kekasihnya? –Di bawah pohon apel kubangunkan engkau, di sanalah ibumu telah mengandung engkau, di sanalah ia mengandung dan melahirkan engkau.
6 –Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!
7 Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.
Mempelai perempuan dan adiknya
8 –Kami mempunyai seorang adik perempuan, yang belum mempunyai buah dada. Apakah yang akan kami perbuat dengan adik perempuan kami pada hari ia dipinang?
9 Bila ia tembok, akan kami dirikan atap perak di atasnya; bila ia pintu, akan kami palangi dia dengan palang kayu aras.
10 –Aku adalah suatu tembok dan buah dadaku bagaikan menara. Dalam matanya ketika itu aku bagaikan orang yang telah mendapat kebahagiaan.
Lebih bahagia dari pada Salomo
11 Salomo mempunyai kebun anggur di Baal-Hamon. Diserahkannya kebun anggur itu kepada para penjaga, masing-masing memberikan seribu keping perak untuk hasilnya.
12 Kebun anggurku, yang punyaku sendiri, ada di hadapanku; bagimulah seribu keping itu, raja Salomo, dan dua ratus bagi orang-orang yang menjaga hasilnya.
Kedua mempelai bersahut-sahutan
13 –Hai, penghuni kebun, teman-teman memperhatikan suaramu, perdengarkanlah itu kepadaku!
14 –Cepat, kekasihku, berlakulah seperti kijang, atau seperti anak rusa di atas gunung-gunung tanaman rempah-rempah.
Sebelum melakukan mukjizat ini, Tuhan Yesus telah terlebih dulu membenarkan konsep tentang sakit-penyakit yang diderita orang-orang, baik pada masa itu, juga sekarang. Karena memang di dunia ini ada hukum disebut sebagai hukum “tabur-tuai.” Contoh: apabila saya berbuat jahat maka saya akan terkena akibat buruk dari perbuatan saya, cepat atau lambat. Namun untuk orang yang buta ini, dia buta sejak lahir, jadi karena dosa siapakah dia menderita demikian rupa? Banyak orang langsung berkesimpulan bahwa adalah dosa orang tuanya, sehingga anak mereka yang harus menanggung akibat dosa orang tuanya. Ada sebuah pertanyaan, “Kenapa bukan orang tuanya yang menanggung perbuatan mereka? Bukankah orang tuanya masih ada dan sehat?” Di tengah-tengah polemik dan budaya yang suka “menghakimi” karena cacat lahiriah tubuh seseorang, bersyukur Tuhan memberi sebuah jawaban yang benar sesuai kebesaran kasih karunia-Nya yang ditunjukkan kepada manusia, dan juga membuka wawasan bagi kita tentang penderitaan dan kesulitan hidup yang harus kita hadapi dalam hidup di dunia. Orang tersebut buta bukan karena dosanya, bukan pula karena dosa orang tuanya, melainkan karena untuk menyatakan pekerjaan Allah melalui hidupnya. Apabila seseorang datang kepada Tuhan, maka Tuhan dapat berkarya melalui penderitaannya.
Mukjizat orang buta disembuhkan ini, bukan hanya kesembuhan jasmani sehingga orang tersebut bisa melihat dunia ini, tetapi yang terpenting adalah mata rohaninya yang terbuka, sehingga kemudian orang ini bisa langsung percaya Tuhan Yesus adalah “Anak Manusia”, sebuah sebutan ditujukan kepada Mesias dalam Perjanjian Lama. Dia disembuhkan bukan dari kebutaan jasmani, tetapi juga kebutaan rohani, dia mengenal dan menerima Yesus Kristus sebagai juru selamat. Seperti John Newton dalam Amazing Grace berkata, “dulu buta sekarang melihat”, itu bukan karena John Newton dulu buta, melainkan dulu dia buta rohani, sekarang bisa melihat, karena mengenal terang dunia dalam hidupnya, dan memberikan hidupnya untuk melayani Sang Terang.
STUDI PRIBADI: Bagaimana menyerahkan “kebutaan-kebutaan” atau “kesulitan-kesulitan” Anda kepada Kristus? Apa Anda mengalami perubahan melalui “kesulitan-kesulitan” itu?
Pokok Doa: Mohonlah agar Roh Kudus memampukan kita untuk mengenal terang dunia dalam hidup kita, dan memberikan hidup kita untuk melayani Sang Terang itu, sampai akhir hidup kita.