Mukjizat : Telinga Kanan Disembuhkan

Kamis, 30 September 2021

Bacaan hari ini: Lukas 22:50-51 Bacaan setahun: Mazmur 145-147



“Dan seorang dari mereka menyerang hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya. Tetapi Yesus berkata: ‘Sudahlah itu.’ Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya.” (Lukas 22:50-51)

Ketika selesai berdoa di Taman Getsemani, murid-murid Tuhan Yesus marah melihat para pemimpin agama Yahudi yang siap menangkap dan membawa Yesus pergi dari tengah-tengah mereka. Berkatalah mereka kepada Yesus, “Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?” (ayat 49). Belum sempat Yesus menjawab pertanyaan mereka, secara tiba-tiba seorang murid Yesus dengan cepat memukul telinga kanan seorang hamba Imam Besar yang berdiri di dekatnya dengan pedang hingga putus.

Tindakan heroik salah seorang murid Yesus, yang bernama Petrus untuk melindungi Yesus tersebut, ternyata tidak membuat Yesus bangga. Justru sebaliknya, Yesus menegur kekerasan yang dilakukan Petrus, dan dengan segera Yesus menjamah dan menyembuhkan telinga Malkhus, hamba Imam Besar itu (ayat 51). Penyembuhan yang Yesus lakukan ini adalah mukjizat terakhir yang Yesus lakukan sebelum pergi ke salib untuk mengorbankan diri-Nya demi dosa-dosa dunia.

Dalam situasi mengancam seperti saat itu, sebenarnya Yesus bisa saja memilih untuk melakukan mukjizat demi keuntungan diri-Nya sendiri, yakni menyelamatkan diri-Nya dengan menghindari penangkapan yang akan datang terhadap diri-Nya. Bukankah Ia memiliki kuasa untuk melakukan hal itu. Tapi di sini, kita melihat bahwa Yesus lebih memilih untuk mempedulikan Malkhus yang telinganya putus dengan melakukan mukjizat menolongnya. Mukjizat yang Yesus lakukan ini memiliki tujuan sama dari semua mukjizat yang telah Ia lakukan, yakni menyatakan kasih dan kuasa Allah yang menyelamatkan mereka, dan membuat orang banyak mengenal Yesus sebagai Mesias yang diutus Allah untuk menyelamatkan manusia berdosa.

Itulah mukjizat terakhir yang Yesus lakukan dalam menjalankan misi Allah di dunia ini. Ia tetap fokus dengan tujuan Allah yang mengutus-Nya. Ia tidak pernah mencari atau memakai kesempatan untuk menyelamatkan diri-Nya sendiri. Tetapi Ia lebih menyatakan kepedulian-Nya dengan memberikan diri-Nya menjadi korban keselamatan bagi umat manusia.

STUDI PRIBADI: Menurut Anda, apakah maksud Tuhan Yesus membuat mukjizat terhadap hamba Imam Besar yang putus telinganya, saat menangkap-Nya di taman itu?

Pokok Doa: Bersyukurlah karena Tuhan Yesus mengasihi kita dan Dia peduli dengan kita. Biarlah kita boleh memuliakan Allah melalui hidup kita dan juga mukjizat yang Ia lakukan di dalam kehidupan kita, Amin. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *