Hikmat Dari Amsal : Jawaban Bijaksana

Rabu, 8 September 2021

Bacaan hari ini: Amsal 26:4-5 | Bacaan setahun: Mazmur 92-94, Wahyu 8



“Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia. Jawablah orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan ia menganggap dirinya bijak.” (Amsal 26:4-5)

Ketika bertemu dengan orang bodoh maka pemikiran yang terlintas adalah orang tersebut masih bisa diubah dan diarahkan kembali ke jalan yang benar untuk mengatasi kebodohannya. Namun, apakah pikiran ini sama ketika bertemu dengan orang bebal?

Orang bebal memang sering disamakan dengan orang bodoh, tetapi kebodohan orang bebal adalah sering berpikir bahwa dirinya pandai karena itu ia tidak mau ditegur dan tidak mau menerima ajaran yang benar. Orang bebal terlalu sombong untuk mau mendengarkan orang lain karena merasa diri yang paling benar. Contoh sederhana adalah ketika ada dua orang jatuh ke dalam lubang yang sebenarnya sudah ada tanda peringatan di sana. Orang pertama adalah anak kecil yang belum bisa membaca sehingga tidak heran jika dia jatuh ke lubang itu. Tetapi, orang kedua adalah seorang dewasa yang sudah bisa membaca. Dia tahu ada tanda peringatan, namun dia tetap saja jatuh ke dalam lubang karena kebebalannya mengabaikan peringatan tersebut.

Amsal 20:4-5 mengajarkan kita tentang cara menghadapi orang bebal. Nampaknya dua ayat ini seperti bertentangan, tetapi sebenarnya dituliskan demikian untuk menunjukkan kebijaksanaan dan kebodohan menghadapi orang bebal. Dalam hal tertentu, kita tidak perlu menjawab orang bebal jika jawaban itu hanya membuat kita nampak sama bodohnya. Tetapi dalam hal tertentu, kita harus menjawab jika diperlukan untuk mengoreksi kebodohan orang bebal itu. Di sinilah kita perlu bijaksana untuk bisa memahami situasi dan memberi jawaban yang tepat dan membangun kepada orang bebal.

Melalui Firman Tuhan ini, kita belajar bijaksana ketika berhadapan dengan orang bebal dengan tidak mengandalkan diri sendiri. Kita juga tidak perlu menanggapi orang bebal hanya untuk menunjukkan siapa yang lebih pandai. Sebaliknya, kita perlu memiliki pertimbangan yang baik dan tidak lalai jika memang harus memberi jawab kepada orang yang bebal. Maka kita perlu tenang dan dituntun oleh hikmat Tuhan untuk memberi jawaban yang tepat sehingga ada hal baik yang didapat melaluinya.

STUDI PRIBADI: Bagaimana seharusnya kita berespon terhadap orang bebal? Apakah kata Firman Tuhan mengenai jawaban yang bijaksana terhadap orang bebal?

Pokok Doa: Berdoalah bagi jemaat agar tidak menjadi orang bebal, tetapi senantiasa memiliki kehidupan yang mau selalu dibentuk, ditegur dan juga diingatkan oleh Firman Tuhan.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *