Rabu, 8 September 2021
Bacaan hari ini: Amsal 26:4-5 | Bacaan setahun: Mazmur 92-94, Wahyu 8
“Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia. Jawablah orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan ia menganggap dirinya bijak.” (Amsal 26:4-5)
Amsal 26 : 4-5
4 Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia.
5 Jawablah orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan ia menganggap dirinya bijak.
Mazmur 92
TUHAN, Hakim yang adil
1 Mazmur. Nyanyian untuk hari Sabat. (92-2) Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi,
2 (92-3) untuk memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi dan kesetiaan-Mu di waktu malam,
3 (92-4) dengan bunyi-bunyian sepuluh tali dan dengan gambus, dengan iringan kecapi.
4 (92-5) Sebab telah Kaubuat aku bersukacita, ya TUHAN, dengan pekerjaan-Mu, karena perbuatan tangan-Mu aku akan bersorak-sorai.
5 (92-6) Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu.
6 (92-7) Orang bodoh tidak akan mengetahui, dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu.
7 (92-8) Apabila orang-orang fasik bertunas seperti tumbuh-tumbuhan, dan orang-orang yang melakukan kejahatan berkembang, ialah supaya mereka dipunahkan untuk selama-lamanya.
8 (92-9) Tetapi Engkau di tempat yang tinggi untuk selama-lamanya, ya TUHAN!
9 (92-10) Sebab, sesungguhnya musuh-Mu, ya TUHAN, sebab, sesungguhnya musuh-Mu akan binasa, semua orang yang melakukan kejahatan akan diceraiberaikan.
10 (92-11) Tetapi Kautinggikan tandukku seperti tanduk banteng, aku dituangi dengan minyak baru;
11 (92-12) mataku memandangi seteruku, telingaku mendengar perihal orang-orang jahat yang bangkit melawan aku.
12 (92-13) Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon;
13 (92-14) mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita.
14 (92-15) Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,
15 (92-16) untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.
Mazmur 93
TUHAN, raja yang kekal
1 TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang;
2 takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.
3 Sungai-sungai telah mengangkat, ya TUHAN, sungai-sungai telah mengangkat suaranya, sungai-sungai mengangkat bunyi hempasannya.
4 Dari pada suara air yang besar, dari pada pecahan ombak laut yang hebat, lebih hebat TUHAN di tempat tinggi.
5 Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu layak kudus, ya TUHAN, untuk sepanjang masa.
Mazmur 94
Allah, pembela keadilan
1 Ya Allah pembalas, ya TUHAN, ya Allah pembalas, tampillah!
2 Bangunlah, ya Hakim bumi, balaslah kepada orang-orang congkak apa yang mereka lakukan!
3 Berapa lama lagi orang-orang fasik, ya TUHAN, berapa lama lagi orang-orang fasik beria-ria?
4 Mereka memuntahkan kata-kata yang kurang ajar dan semua orang yang melakukan kejahatan itu menyombong.
5 Umat-Mu, ya TUHAN, mereka remukkan, dan milik-Mu sendiri mereka tindas;
6 janda dan orang asing mereka sembelih, dan anak-anak yatim mereka bunuh;
7 dan mereka berkata: “TUHAN tidak melihatnya, dan Allah Yakub tidak mengindahkannya.”
8 Perhatikanlah, hai orang-orang bodoh di antara rakyat! Hai orang-orang bebal, bilakah kamu memakai akal budimu?
9 Dia yang menanamkan telinga, masakan tidak mendengar? Dia yang membentuk mata, masakan tidak memandang?
10 Dia yang menghajar bangsa-bangsa, masakan tidak akan menghukum? Dia yang mengajarkan pengetahuan kepada manusia?
11 TUHAN mengetahui rancangan-rancangan manusia; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka.
12 Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya TUHAN, dan yang Kauajari dari Taurat-Mu,
13 untuk menenangkan dia terhadap hari-hari malapetaka, sampai digali lobang untuk orang fasik.
14 Sebab TUHAN tidak akan membuang umat-Nya, dan milik-Nya sendiri tidak akan ditinggalkan-Nya;
15 sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan akan diikuti oleh semua orang yang tulus hati.
16 Siapakah yang bangkit bagiku melawan orang-orang jahat, siapakah yang tampil bagiku melawan orang-orang yang melakukan kejahatan?
17 Jika bukan TUHAN yang menolong aku, nyaris aku diam di tempat sunyi.
18 Ketika aku berpikir: “Kakiku goyang,” maka kasih setia-Mu, ya TUHAN, menyokong aku.
19 Apabila bertambah banyak pikiran dalam batinku, penghiburan-Mu menyenangkan jiwaku.
20 Masakan bersekutu dengan Engkau takhta kebusukan, yang merancangkan bencana berdasarkan ketetapan?
21 Mereka bersekongkol melawan jiwa orang benar, dan menyatakan fasik darah orang yang tidak bersalah.
22 Tetapi TUHAN adalah kota bentengku dan Allahku adalah gunung batu perlindunganku.
23 Ia akan membalas kepada mereka perbuatan jahat mereka, dan karena kejahatan mereka Ia akan membinasakan mereka; TUHAN, Allah kita, akan membinasakan mereka.
Wahyu 8
Meterai yang ketujuh
1 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.
2 Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.
3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
4 Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
5 Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.
Keempat sangkakala yang pertama
6 Dan ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala itu bersiap-siap untuk meniup sangkakala.
7 Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es, dan api, bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau.
8 Lalu malaikat yang kedua meniup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah,
9 dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal.
10 Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air.
11 Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.
12 Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakalanya dan terpukullah sepertiga dari matahari dan sepertiga dari bulan dan sepertiga dari bintang-bintang, sehingga sepertiga dari padanya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak terang dan demikian juga malam hari.
13 Lalu aku melihat: aku mendengar seekor burung nasar terbang di tengah langit dan berkata dengan suara nyaring: “Celaka, celaka, celakalah mereka yang diam di atas bumi oleh karena bunyi sangkakala ketiga malaikat lain, yang masih akan meniup sangkakalanya.”
Ketika bertemu dengan orang bodoh maka pemikiran yang terlintas adalah orang tersebut masih bisa diubah dan diarahkan kembali ke jalan yang benar untuk mengatasi kebodohannya. Namun, apakah pikiran ini sama ketika bertemu dengan orang bebal?
Orang bebal memang sering disamakan dengan orang bodoh, tetapi kebodohan orang bebal adalah sering berpikir bahwa dirinya pandai karena itu ia tidak mau ditegur dan tidak mau menerima ajaran yang benar. Orang bebal terlalu sombong untuk mau mendengarkan orang lain karena merasa diri yang paling benar. Contoh sederhana adalah ketika ada dua orang jatuh ke dalam lubang yang sebenarnya sudah ada tanda peringatan di sana. Orang pertama adalah anak kecil yang belum bisa membaca sehingga tidak heran jika dia jatuh ke lubang itu. Tetapi, orang kedua adalah seorang dewasa yang sudah bisa membaca. Dia tahu ada tanda peringatan, namun dia tetap saja jatuh ke dalam lubang karena kebebalannya mengabaikan peringatan tersebut.
Amsal 20:4-5 mengajarkan kita tentang cara menghadapi orang bebal. Nampaknya dua ayat ini seperti bertentangan, tetapi sebenarnya dituliskan demikian untuk menunjukkan kebijaksanaan dan kebodohan menghadapi orang bebal. Dalam hal tertentu, kita tidak perlu menjawab orang bebal jika jawaban itu hanya membuat kita nampak sama bodohnya. Tetapi dalam hal tertentu, kita harus menjawab jika diperlukan untuk mengoreksi kebodohan orang bebal itu. Di sinilah kita perlu bijaksana untuk bisa memahami situasi dan memberi jawaban yang tepat dan membangun kepada orang bebal.
Melalui Firman Tuhan ini, kita belajar bijaksana ketika berhadapan dengan orang bebal dengan tidak mengandalkan diri sendiri. Kita juga tidak perlu menanggapi orang bebal hanya untuk menunjukkan siapa yang lebih pandai. Sebaliknya, kita perlu memiliki pertimbangan yang baik dan tidak lalai jika memang harus memberi jawab kepada orang yang bebal. Maka kita perlu tenang dan dituntun oleh hikmat Tuhan untuk memberi jawaban yang tepat sehingga ada hal baik yang didapat melaluinya.
STUDI PRIBADI: Bagaimana seharusnya kita berespon terhadap orang bebal? Apakah kata Firman Tuhan mengenai jawaban yang bijaksana terhadap orang bebal?
Pokok Doa: Berdoalah bagi jemaat agar tidak menjadi orang bebal, tetapi senantiasa memiliki kehidupan yang mau selalu dibentuk, ditegur dan juga diingatkan oleh Firman Tuhan.