Hikmat Dari Amsal : Hati Yang Gembira

Senin, 6 September 2021

Bacaan hari ini: Amsal 17:1, 22 | Bacaan setahun: Mazmur 89, Wahyu 6



“Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.” (Amsal 17:22)

Dalam wawancara dengan seorang motivator dan pakar Marketing, Tung Desem Waringin, yang saat itu baru sembuh dari Covid-19, berkata: hati gembira adalah obat manjur untuk menyembuhkan corona. Tentu saja, jauh sebelum Tung Desem Waringin mengutarakan hal itu, Firman Tuhan sudah menyatakan kebenaran ini kepada kita, bahwa ada kaitan erat antara suasana hati dengan kesehatan jasmani. Beberapa artikel bahkan mengatakan bahwa hati yang gembira bisa meningkatkan imun tubuh seseorang, karena meningkatkan fungsi organ tubuh kita.

Lalu, dari mana datangnya hati yang gembira? Apakah dari hidup yang berkelimpahan? Dikatakan, “Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketentraman, dari pada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan” (Ams. 17:1). Artinya, apa gunanya memiliki harta berlimpah, makan enak, tetapi tidak ada keharmonisan, kerukunan dan ketenteraman dalam rumah, tidak bisa memberikan kegembiraan dalam hati.

Untuk memiliki relasi yang dipulihkan dengan sesama, maka pertama-tama kita harus punya relasi yang telah dipulihkan dengan Allah. Seseorang yang sudah diperdamaikan dengan Allah, ia sudah dibebaskan dari dosa- dosanya dan dilahirbarukan, akan memiliki mindset atau cara berpikir yang berbeda dalam menjalin relasi dengan orang lain. Tidak lagi diri sendiri yang menjadi yang utama, melainkan Allah dan kehendak-Nya. Sehingga ketika ia berelasi dengan orang lain, sukacitanya adalah ketika orang lain boleh mengenal Allah dan kehendak-Nya, melalui dirinya. Orang tersebut tidak lagi hidup untuk dirinya atau untuk memenuhi ego pribadi; ia mendapatkan sukacita dan kegembiraan ketika hidupnya menjadi berkat bagi sesama.

Di tengah masa pandemi yang tidak mudah hari ini, marilah kita anak-anak Tuhan yang sudah hidup diperbaharui di dalam Tuhan, mengenakan mindset atau cara pikir baru dalam hidup kita ini. Kita tidak lagi hidup hanya untuk mengedepankan ego dan keinginan kita sendiri, karena bila hal itu terjadi percayalah kita tidak akan pernah merasa puas dan mendapatkan sukacita yang sejati.

STUDI PRIBADI: Bagaimanakah kita membangun suasana hati yang gembira? Apa kaitan antara hati yang gembira dengan relasi yang dipulihkan di dalam Tuhan?

Pokok Doa: Doakan agar jemaat boleh mengalami sukacita sejati di dalam relasi yang sudah dipulihkan di dalam Tuhan dan membangun relasi yang sehat dengan sesama kehidupannya berubah dan menjadi berkat. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *