Hikmat Dari Amsal : Orang Bodoh

Jumat, 3 September 2021

Bacaan hari ini: Amsal 12:15-16 | Bacaan setahun: Mazmur81-83, Wahyu 3



“Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak. Bodohlah yang menyatakan sakit hatinya seketika itu juga, tetapi bijak, yang mengabaikan cemooh.” (Amsal 12:15-16)

Dalam Amsal 12:15-16 ini, ada dua hal yang diutarakan oleh penulis yang melukiskan ciri-ciri orang bodoh. Hal pertama, orang bodoh itu “sulit mendengarkan nasihat orang lain, dan dalam anggapannya selalu merasa diri benar. Mereka tidak mau mendengarkan, merasa paling tahu kebenaran.” Itulah orang yang bodoh atau bebal. Dia merasa dirinya baik, tidak memerlukan bantuan orang lain. Dalam Amsal 15:22 dikatakan, “Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak.” Orang bodoh sulit berhasil dalam hidupnya karena dia tidak memiliki penasihat atau mendengarkan nasihat orang lain.

Hal kedua adalah bahwa orang bodoh itu bila diberitahu sesuatu yang tidak dia suka, dia langsung akan berubah tersinggung sekali, dan bahkan marah. Ia sulit untuk menguasai dirinya dan tidak dapat menyembunyikan perasaan hati di depan umum. Orang ini pada akhirnya akan bermusuhan dengan banyak orang dan ia hanya mau berteman dengan orang-orang yang mengatakan sesuatu yang bisa menyenangkan hatinya. Jadi teman- temannya hanyalah mereka yang suka membenarkan dia, bukan orang yang berani mengoreksi kesalahannya. Sebagaimana ditulis Amsal 16:32, “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” Dalam hal ini, contoh yang kita lihat adalah Nabal dalam kisah 1 Samuel 25; di mana dia berani langsung mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap Daud dan para pengikutnya, padahal Nabal ini tidak memiliki kekuatan militer, sehingga apabila Daud mau, Daud bisa langsung menghabisi si Nabal. Sebaliknya Daud bertindak bijaksana, dia meredamkan kemarahannya dan mau mendengarkan nasihat dari Abigail (istri Nabal).

Bagaimana dengan hidup kita? Adakah kita menjadi orang bodoh yang mengabaikan kebenaran dalam hidup kita? Adakah kita mudah marah dan mengadakan permusuhan dengan sesama kita? Allah mendamaikan kita dengan sesama melalui pengorbanan salib-Nya. Sesama adalah anugerah bagi kita untuk menegur dan menjaga kita hidup di dalam yang benar.

STUDI PRIBADI: Apakah kita cukup rendah hati untuk mendengarkan orang lain? Dapatkah kita menguasai emosi & perkataan, ketika dihadapkan dengan hal yang tidak adil/tepat?

Pokok Doa: Setiap umat Tuhan menghargai karya salib yang Tuhan lakukan sehingga kita boleh hidup benar dan berlaku bijak sesuai firman-Nya. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *