Selasa, 31 Agustus 2021
Bacaan hari ini: Amsal 10:14-17 Bacaan setahun: Mazmur 75-76
“Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat.” (Amsal 10:17)
Amsal 10 : 14-17
14 Orang bijak menyimpan pengetahuan, tetapi mulut orang bodoh adalah kebinasaan yang mengancam.
15 Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya, tetapi yang menjadi kebinasaan bagi orang melarat ialah kemiskinan.
16 Upah pekerjaan orang benar membawa kepada kehidupan, penghasilan orang fasik membawa kepada dosa.
17 Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat.
Mazmur 75
Allah, Hakim yang adil
1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Mazmur Asaf. Nyanyian. (75-2) Kami bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kami bersyukur, dan orang-orang yang menyerukan nama-Mu menceritakan perbuatan-perbuatan-Mu yang ajaib.
2 (75-3) “Apabila Aku menetapkan waktunya, Aku sendiri akan menghakimi dengan kebenaran.
3 (75-4) Bumi hancur dan semua penduduknya; tetapi Akulah yang mengokohkan tiang-tiangnya.” Sela
4 (75-5) Aku berkata kepada pembual-pembual: “Jangan membual.” Dan kepada orang-orang fasik: “Jangan meninggikan tanduk!
5 (75-6) Jangan mengangkat tandukmu tinggi-tinggi, jangan berbicara dengan bertegang leher!”
6 (75-7) Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu,
7 (75-8) tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain.
8 (75-9) Sebab sebuah piala ada di tangan TUHAN, berisi anggur berbuih, penuh campuran bumbu; Ia menuang dari situ; sungguh, ampasnya akan dihirup dan diminum oleh semua orang fasik di bumi.
9 (75-10) Tetapi aku hendak bersorak-sorak untuk selama-lamanya, aku hendak bermazmur bagi Allah Yakub.
10 (75-11) Segala tanduk orang-orang fasik akan dihancurkan-Nya, tetapi tanduk-tanduk orang benar akan ditinggikan.
Mazmur 76
Allah, Hakim segala bangsa
1 Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Mazmur Asaf. Nyanyian. (76-2) Allah terkenal di Yehuda, nama-Nya masyhur di Israel!
2 (76-3) Di Salem sudah ada pondok-Nya, dan kediaman-Nya di Sion!
3 (76-4) Di sanalah dipatahkan-Nya panah yang berkilat, perisai dan pedang dan alat perang. Sela
4 (76-5) Cemerlang Engkau, lebih mulia dari pada pegunungan yang ada sejak purba.
5 (76-6) Orang-orang yang berani telah dijarah, mereka terlelap dalam tidurnya, dan semua orang yang gagah perkasa kehilangan kekuatannya.
6 (76-7) Oleh sebab hardik-Mu, ya Allah Yakub, tertidur lelap baik pengendara maupun kuda.
7 (76-8) Dahsyat Engkau! Siapakah yang tahan berdiri di hadapan-Mu pada saat Engkau murka?
8 (76-9) Dari langit Engkau memperdengarkan keputusan-Mu; bumi takut dan tertegun,
9 (76-10) pada waktu Allah bangkit untuk memberi penghukuman, untuk menyelamatkan semua yang tertindas di bumi. Sela
10 (76-11) Sesungguhnya panas hati manusia akan menjadi syukur bagi-Mu, dan sisa panas hati itu akan Kauperikatpinggangkan.
11 (76-12) Bernazarlah dan bayarlah nazarmu itu kepada TUHAN, Allahmu! Biarlah semua orang yang di sekeliling-Nya menyampaikan persembahan kepada Dia yang ditakuti,
12 (76-13) Dia yang mematahkan semangat para pemimpin, Dia yang dahsyat bagi raja-raja di bumi.
Kata “mengindahkan” di sini dapat diartikan: berpegang, memelihara, menjaga, mengikuti, setia, tetap. Sedangkan “didikan” dapat berarti: hajaran, teguran, peringatan, koreksi. Jadi, yang mengindahkan didikan adalah orang yang setia dan penuh kerendahan hati membuka diri untuk ditegur, diingatkan dan dikoreksi orang lain. Sekalipun sudah benar, ia tetap membuka diri menerima masukan supaya semakin baik. Ataupun pada posisi yang salah, ia dengan rendah hati menerima ketika ditegur, diingatkan dan dikoreksi. Orang yang menolak masukan adalah orang yang sombong, merasa diri lebih baik dan lebih sempurna. Apalagi jika dia jelas-jelas salah tapi tidak mau ditegur, diingatkan dan dikoreksi, ini berarti ia menutup diri untuk kebaikan dirinya sendiri.
Teguran/koreksi mungkin bisa menyakitkan dan memalukan; terlebih tidak semua orang menyampaikan teguran dan kritikan dengan baik, benar dan santun. Tetapi orang yang “mengindahkan didikan” bisa mengatasi dan menguasai suasana, baik itu suasana di luar dirinya berupa kata-kata yang menyakitkan dan mempermalukan, juga suasana hatinya yang tersakiti. Sebagai manusia, tentu ia bisa marah dan emosi, namun ia bisa mengatasi, khususnya dalam menghadapi orang yang ngawur dalam menegur, yang cenderung ingin mempermalukan dan menjatuhkan. Kita boleh saja tidak setuju dengan cara mereka menegur, tapi jika kita terpancing dan reaktif, baik itu untuk mempertahankan diri, apalagi menyerang balik, maka artinya kita juga sama dengan mereka. Janganlah kita mengulang kesalahan yang sama. Ingat, kesalahan tidak akan bisa diperbaiki dengan kesalahan pula.
Musuh kita selalu akan melihat kekurangan dan kelemahan kita. Kaca mata yang ia pakai terhadap diri kita adalah kacamata negatif. Terkadang seorang sahabat dekat kita sulit menegur kita, dengan alasan memaklumi kesalahan dan kelemahan kita. Karena itu, jadilah orang bijak. Belajarlah menerima kritikan, teguran dan koreksi orang lain. Janganlah cepat bangga bila dipuji dan disanjung orang, apalagi itu dari teman sendiri!
STUDI PRIBADI: Bagaimana kita bisa menanggapi kritik dengan baik? Mengapa kita perlu mengindahkan didikan dan tidak mengabaikan teguran?
Pokok Doa: Berdoalah agar kita boleh menerima didikan dan masukan dari orang lain dengan hati lapang dan belajar memberikan masukan kepada orang lain dengan bijaksana.