Menghindari Pencobaan

Jumat, 27 Agustus 2021

Bacaan hari ini: Amsal 4:14-17 | Bacaan setahun: Mazmur 65-67



“Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat. Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus.” (Amsal 4:14-15)

Pada Oktober tahun 2020, berita pertengkaran antara petugas medis dengan seseorang yang menyebut dirinya “aktivis anti masker” yang hendak menjemput jenazah pasien reaktif Covid-19 di satu rumah sakit di Genteng-Banyuwangi, menjadi viral di media massa. Baginya, masker itu tidak perlu digunakan dan mengganggu pernapasan. Baginya, virus corona itu hanya sebuah cerita isapan jempol dan rekayasa belaka. Alih-alih tetap sehat, pada awal April 2021 diberitakan kembali aktivis ini tumbang karena terpapar Covid.

Bila seseorang mengerti tubuhnya rentan terhadap suatu penyakit, maka sebisa mungkin orang tersebut harus menghindari makanan atau tindakan apapun yang memicu sakitnya. Apalagi bila ia tahu keganasan virus corona tetapi masih tidak bisa menahan diri untuk pergi café, tanpa masker dan menolak untuk divaksin, maka semua tindakan itu sangat membahayakan nyawanya.

Sadar atau tidak, manusia itu lemah dan mudah teperdaya. Manusia ternyata sangat lemah dan mudah jatuh ke dalam dosa. Penulis Amsal menuliskan beberapa tindakan aktif yang perlu dilakukan di tengah kelemahan kita, yaitu, “jangan menempuh jalan orang fasik, janganlah mengikuti jalan orang jahat, jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah,dan jalanlah terus.” Ini adalah peringatan keras agar orang Kristen mampu mengekang dan mengendalikan dirinya sehingga tidak jatuh ke dalam pencobaan dan dosa. Paulus sekali lagi mengingatkan agar, “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik” (1Kor. 15:33a). Penulis Amsal maupun Paulus sama-sama memperingatkan agar kita menghindarkan diri dari jebakan yang menipu.

Hanya oleh anugerah dan kuasa-Nya serta oleh pertolongan Roh Kudus, maka kita akan dimampukan untuk menang atas pencobaan dan terhindar dari si jahat. Bukankah Yesus mengajarkan agar kita juga berdoa, “dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat” (Mat. 6:13).

STUDI PRIBADI: Apakah Anda sedang terjebak dalam pencobaan menyesatkan? Bila ya, apa yang sedang dan perlu Anda ambil? Bila tidak, apa yang harus terus Anda lakukan?

Pokok Doa: Berdoalah supaya Tuhan menolong setiap kita terhindar dari jerat pencobaan dan bersyukur karena pertolongan-Nya.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *