Mewarisi Kehormatan

Kamis, 26 Agustus 2021

Bacaan hari ini: Amsal 3:33-35 Bacaan setahun: Yudas, Mazmur 62-64



“Orang yang bijak akan mewarisi kehormatan, tetapi orang yang bebal akan menerima cemooh.” (Amsal 3:35)

Setiap orang suka dihormati, bahkan ada yang mengejar kehormatan hanya untuk menunjukkan siapa kehebatannya. Sayangnya, banyak orang yang mengejar kehormatan dengan cara yang salah, seperti menyalahgunakan jabatan, kuasa, kekayaan, menekan orang lain, sampai manipulasi dan lain-lain. Dalam masyarakat kita, banyak orang rela kehilangan nyawa daripada kehormatan dan nama baik.

Bagaimana Alkitab memandang kehormatan? Dalam bacaan hari ini, kehormatan tidak dipandang sebagai penghargaan dari orang lain semata ataupun harga diri atas apa yang dimiliki atau yang melekat pada diri seseorang, tetapi kehormatan dikaitkan dengan kebijaksanaan. Orang yang terhormat digambarkan sebagai orang yang bertindak dengan pengetahuan (Ams. 13:16), memperhatikan langkahnya (Ams. 14:15), mengerti jalannya sendiri (Ams. 14:8), dan mengetahui jalan Tuhan (Hos. 14:10). Dalam Perjanjian Baru, Yesus mengaitkan orang bijak sebagai seseorang yang menjadi pelaku Firman (Mat. 7:24). Sikap bijak juga terkait dengan hikmat (khokhma) atau kebudiman-an seseorang, yaitu tindakan yang terkait dengan sikap hati, moral, dan intelektual yang bersifat praktis, bukan sekadar teori. Tetapi ironisnya, penulis Amsal membandingkan istiah bijak dan kehormatan dengan cemoohan yang terkait dengan kebodohan atau kebebalan.

Orang percaya terpanggil untuk mewarisi kehormatan dengan hidup bijak dan penuh hikmat. Kita perlu mencari dan mengejar kehormatan dengan sepenuh hati, bukan bertumpu pada kehormatan semu. Kebijakan dan hikmat bukan hadiah yang turun dari langit melainkan satu pencapaian melalui usaha keras, melalui belajar dan disiplin tinggi untuk mengenal Allah sejati dan pengetahuan yang benar akan kebajikan yang alkitabiah. Hal itu perlu terlihat dalam hidup praktis sehari-hari dan keteladanan, dengan menjadikan Kristus sebagai yang pertama dan yang terutama, satu-satunya sumber kebijaksanaan yang tertinggi dan utuh. Mewarisi kehormatan adalah keniscayaan dalam Kristus.

STUDI PRIBADI: Kehormatan seperti apa yang Anda kejar? Tahukah Anda, bahwa orang bijak akan mewarisi kehormatan, apa respons Anda? Apa yang menjadi tekad Anda?

Pokok Doa: Berdoalah supaya kita dapat menjaga kehormatan dan nama baik sehingga dapat memuliakan Allah, melalui semua aspek hidup kita. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *