Jangan Mencari Keuntungan

Senin, 9 Agustus 2021

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 5:20-27 | Bacaan setahun: Mazmur 22-23, Yakobus 4



“Tetapi kata Elisa kepadanya: Bukankah hatiku ikut pergi, ketika orang itu turun dari atas keretanya mendapatkan engkau?” (2 Raja-Raja 5:26a)

Bagian sebelumnya kita belajar tentang Naaman yang disembuhkan dari sakit kusta melalui nabi Elisa. Begitu senang Naaman sehingga dia ingin memberikan sesuatu kepada Elisa tetapi ditolak oleh Elisa karena kesembuhannya itu berasal dari Tuhan dan bukan kehebatannya (2 Raj. 5:15-16). Namun lain dengan yang dipikirkan Gehazi, bujang Elisa, ia merasa sayang ketika Elisa menolak pemberian tersebut. Gehazi melihat ada keuntungan yang bisa ia dapatkan, maka dia pergi mengejar Naaman dan menyampaikan sebuah berita bohong bahwa Elisa ingin menerima hadiah Naaman untuk diberikan kepada dua tamunya. Akhirnya, Gehazi memang mendapat keuntungan besar, karena perak yang didapatnya bisa membeli kebun, berbagai ternak, bahkan budak. Tetapi sebagai konsekuensinya adalah sakit kusta Naaman pun menimpanya.

Apakah yang bisa dipelajari dari firman Tuhan ini? Jangan menjadikan Tuhan sebagai sarana mendapatkan keuntungan pribadi. Memang Gehazi pada akhirnya menjadi kaya, tetapi apa gunanya ketika dirinya juga terkena sakit kusta; Gehazi menerima murka Allah karena mempermainkan-Nya. Seperti peringatan Tuhan, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” (Matius 16:26a). Kita bisa mengambil keuntungan dengan memakai atau “menjual” nama Tuhan. Kita memakai pelayanan bagi Tuhan sebagai sarana mendapat nama baik, popularitas, jabatan, balas jasa, atau materi. Kita bisa mempergunakan firman Tuhan untuk “mengintimidasi” jemaat/seseorang untuk melakukan keinginan kita. Kita seperti Gehazi yang merasa sah-sah saja melakukan apapun dan mengatasnamakan “demi Tuhan” padahal sedang mempermainkan Dia. 

Bagaimana menghindari hal ini? Ini bersumber dari hati maka kita menjaga hati kita di hadapan Tuhan dan firman-Nya. Adakah motivasi yang tidak benar ketika kita melayani, ketika mendapat bagian dari pelayanan, atau ketika memberi sesuatu kepada hamba Tuhan? Lebih dari itu, mari kita belajar dari Elisa dengan mengingat bahwa diri kita hanya “pelayan Tuhan” yang tidak selayaknya mempergunakan Tuannya untuk kepentingan pribadi. Kiranya Tuhan menolong kita semua. Amin.

STUDI PRIBADI: Mengapa Gehazi terkena kusta ketika berbohong di hadapan Elisa?

Berdoalah: Berdoa bagi para pelayan Tuhan di Gereja agar mereka ditolong Tuhan untuk dihindarkan dari mencari keuntungan pribadi melalui pelayanan yang dilakukan.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *