Ketaatan Iman : Lebih Dari Yang Kita Pikir

Minggu, 8 Agustus 2021

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 5:1-14 | Bacaan setahun: Mazmur 19-21, Yakobus 3



“Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, ... dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku!” (2 Raja-Raja 5:11)

Impala adalah sejenis rusa Afrika yang hidup berkelompok di padang rumput dan semak belukar. Impala bisa melompat sejauh 10 meter, setinggi 3 meter, dan berlari secepat 90 km/jam untuk melarikan diri dari pemangsa. Tetapi, impala bisa dikurung di kebun binatang dengan tinggi kandang kurang dari 1 meter. Mereka tidak berani melompat karena tidak bisa melihat di mana akan mendarat. Bandingkan kisah impala dengan kisah berikut ini. Di tengah malam gelap terjadi kebakaran hebat. Seorang anak panik berlari di atap rumah. Hanya asap, api, dan kegelapan di depan. Tiba-tiba terdengar teriakan, “Nak, lompat! Ayah akan tangkap kamu di bawah.” Berulang-ulang ayahnya berteriak, tapi si anak berteriak, “Aku tak dapat melihatmu!” Ayah menjawab, “Ayah dapat melihatmu, Nak. Lompat!”

Iman adalah kemampuan untuk percaya pada apa yang tidak bisa kita lihat, sehingga terbebas dari ketakutan yang menjebak dan mengurung. Tetapi kisah Naaman mengingatkan bahwa percaya saja tidak cukup. Ia percaya nabi Elisa di Israel bisa menyembuhkan sakit kustanya. Naaman berangkat dengan surat pengantar resmi atasannya, Raja Aram, lengkap dengan segala kegagahan militer dan harta persembahannya untuk “membeli” kesembuhan dan Allah Israel. Tapi tak dinyana, Naaman malah akhirnya marah dan terhina! Alih-alih memamerkan “mujizat spektakuler,” Elisa hanya menyuruhnya “hanya” mandi di sungai Yordan tujuh kali. Apa istimewanya perbuatan ini? Hampir saja Naaman luput dari anugerah kesembuhan, seandainya dia tetap marah dan tidak menaati perintah Elisa.

Ketaatan adalah perjuangan. Berjuang untuk taat adalah bagian dari beriman. Beriman bahwa Tuhan Allah sanggup untuk melakukan lebih dari yang bisa kita pikirkan. Naaman berjuang untuk taat mandi tujuh kali di sungai Yordan. Sang anak, dalam kisah di awal, harus melompat walau ia tak dapat melihat ayahnya di bawah. Sang ayah – yang dapat melihatnya, pasti berjuang untuk menangkap dan menyelamatkannya. Percaya akan janji Tuhan adalah langkah awal iman, berjuang menaati perintah-Nya adalah wujud nyata iman.

STUDI PRIBADI: Sudahkah kita berjuang untuk taat berjalan dalam iman walau apa yang kita harapkan tidak terlihat?

Pokok Doa: Berdoalah, mintalah keberanian kepada-Nya untuk melangkah dalam iman yang benar kepada Tuhan. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *