10 Tulah : Katak Dalam Istana

Sabtu, 3 Juli 2021

Bacaan hari ini: Keluaran 8:1-14 Bacaan setahun: Ezra 3-4, 1 Tesalonika 2



“Kemudian Firaun berkata: Berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya katak-katak itu dari padaku dan dari pada rakyatku; maka aku akan membiarkan bangsa itu pergi, supaya mereka mempersembahkan korban kepada TUHAN.” (Keluaran 8:8, ITB)

Katak adalah hewan amfibi yang banyak terdapat di zaman Mesir kuno, karena katak hidup di sungai dan darat, sedangkan sungai Nil adalah sungai kehidupan di Mesir. Maka tiap kali sungai Mesir surut, akan muncul banyak katak dari sungai Nil menuju ke darat. Oleh sebab itu, katak dianggap sebagai dewa, atau disebut dewi “Haka” atau “Heqet”, yang merupakan simbol kesuburan dan juga melahirkan anak-anak. Kesuburan, karena katak sendiri muncul dari sungai Nil, maka tentu kesuburan sungai Nil juga dianggap sebagai bagian pemberian dewi “Heqet”; dan melahirkan anak-anak, kita tahu bahwa katak memiliki kemampuan regenerasi yang luar biasa. Tidak heran, orang Mesir menyembah dewi katak ini, dan Tuhan menjadikan tulah katak sebagai satu di antara sepuluh tulah.

Tuhan menghukum Mesir dengan katak adalah untuk menunjukkan bahwa apa yang mereka anggap baik, mendatangkan keuntungan, justru menjadi masalah dan bencana bagi mereka. Sungai Nil yang memberikan mereka “berkat” justru mengeluarkan “kutuk” bagi mereka, dan mereka tidak berkuasa penuh atas katak, Tuhanlah yang berkuasa atas katak.

Setelah semuanya terjadi, Firaun sendiri meminta Musa dan Harun untuk menjauhkan katak-katak tersebut dari istananya dan juga dari seluruh Mesir (ayat 8). Para ahli sihir orang Mesir juga bisa mendatangkan katak, namun mereka tidak bisa membuatnya pergi, inilah perbedaan antara Tuhan yang berkuasa penuh dengan para asli sihir Mesir. Firaun berjanji melepaskan bangsa Israel beribadah kepada Allah. Setelah katak- katak itu pergi, Firaun kembali mengeraskan hatinya, dan tidak melakukan apa yang telah dijanjikan kepada Musa dan Harun. Inilah perbedaan antara orang yang menyembah berhala dengan orang yang percaya kepada Tuhan. Firaun tidak menepati janji-janjinya, sebaliknya Tuhan menepati janji-Nya. Sebagai orang yang sudah diselamatkan, kita belajar untuk menepati kata-kata kita, sebagaimana yang kita ucapkan.

STUDI PRIBADI: Menyembah Allah berarti meninggalkan segala berhala meskipun dapat memberi kenikmatan sementara, apa Anda menyadari dan meninggalkannya? Sebagai orang percaya, apakah kita benar dan sungguh berpegang pada ucapan kita? Oleh sebab itu, perhatikan ucapan dan janji Anda, jangan sembarangan berkata tentang sesuatu.

Pokok Doa: Berdoalah bagi setiap orang Kristen agar mereka dapat menjaga kesaksian hidupnya dengan berkata yang benar, menjadi berkat dan teladan bagi sekeliling. 

Sharing Is Caring :

One thought on “10 Tulah : Katak Dalam Istana

  1. www.xmc.pl says:

    Dude, please tell me that youre going to create additional. I notice you havent written another blog for a while (Im just catching up myself). Your weblog is just too important to be missed. Youve acquired so a lot to say, this kind of knowledge about this subject it would be a shame to see this blog disappear. The internet needs you, man!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *