Apsintus

Rabu, 19 Mei 2021

Bacaan hari ini: Wahyu 8:10-13 | Bacaan setahun: 1 Raja-Raja 21-22, 1 Korintus 6



“Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.” (Wahyu 8:11)

Apsintus merupakan kata dari bahasa Yunani, yang menunjuk pada bahan yang terlalu pahit; “kepahitan”. Ketika bangsa Israel keluar dari Mesir dan tiba di Mara, mereka tidak dapat meminum air di Mara karena pahit rasanya (Kel. 15:23). Lalu Tuhan memulihkan air itu menjadi manis, sehingga dapat diminum. Pada kesempatan itu, Tuhan memberikan peraturan-Nya kepada mereka, firman-Nya: “Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun, yang telah Kutimpakan pada orang Mesir; sebab Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau” (Kel. 15:26).

Yang menjadi problem: mengapa hidup kita terasa pahit? Karena kita hidup dan mengabaikan segala perintah-Nya. Apa yang dipaparkan dalam Wahyu 8 ini berlaku bagi siapapun agar selalu belajar taat kepada perintah Firman Tuhan. Karena setiap orang yang melawan kehendak Allah, tidak dibimbing ke mata air kehidupan (7:17), melainkan ke mata air yang telah menjadi racun yang akan membawa kematian. Sebaliknya, mereka yang percaya kepada Anak Domba akan dituntun ke air kehidupan.

Dengan menelaah firman dalam Yeremia 23:15: “Sebab itu beginilah firman TUHAN semesta alam mengenai para nabi itu: Sesungguhnya, Aku akan memberi mereka makan ipuh (‘apsintus’) dan minum racun, sebab dari para nabi Yerusalem telah meluas kefasikan ke seluruh negeri.” Maka keadilan Allah menjadi sorotan penting bagi karakter hidup kita, tujuannya yaitu mengubah hidup yang pahit menjadi hidup yang manis dan berarti. Dalam mencapai hidup yang manis, efektif dan berkenan di hadapan Allah, kita perlu bercermin, dengan melihat sejauh mana hidup sehari-hari yang kita bangun, adalah hidup yang lahir dari perjuangan/proses pembentukan Tuhan. Bila kita mau dikoreksi dan hidup taat dengan firman-Nya, kita akan berbuah di hadapan-Nya. Amin.

STUDI PRIBADI: Dengan mengevaluasi diri sendiri, sudahkah kita berjuang dengan tidak melihat seberapa pahit hidup ini tetapi seberapa besar anugerah Tuhan bagi kita? Maukah kita hidup memuliakan Dia sekalipun dalam keadaan yang sulit?

Berdoalah: Bapa kami di surga, tolonglah kami agar tidak menyerah dengan keadaan, namun sebaliknya terus berjuang hingga akhir bersama dengan Engkau. Terima kasih Bapa. Amin. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *