Doa Orang Kudus

Senin, 17 Mei 2021

Bacaan hari ini: Wahyu 8:1-5 | Bacaan setahun: 1 Raja-Raja 17-18, 1 Korintus 4



“Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah... Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.” (Wahyu 8:3)

Tokoh utama yang menjadi pusat dalam Kitab Wahyu pasal 8 adalah Kristus sebagai “Anak Domba.” Sesudah meterai dibuka oleh Anak Domba maka terjadi sunyi senyap di surga. Pertanyaannya adalah, mengapa hingga surga bernuansa sunyi! Kesunyian ini merupakan pernyataan hormat oleh karena doa-doa yang dibawa ke atas mezbah. Saat Bapa mendengarkan doa-doa anak-anak-Nya, hamba-hamba-Nya berdiam diri! Kesunyian ini adalah unsur liturgi doa di hadapan takhta Allah. Hal ini mengingatkan kita kepada unsur liturgi yang biasa kita pakai dalam ibadah yaitu mengambil waktu teduh sebagai awal memulai relasi dengan Allah.

Dalam ayat 3 dikatakan bahwa ada seorang malaikat lain yang berdiri dekat mezbah persembahan ukupan (bdk. 6:9). Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan yang artinya wewangian yang dibakar di atas mezbah itu. Wewangian itu menandakan doa-doa yang naik ke surga sebagai bau yang harum (bdk. Luk. 1:9-10). Hanya dengan demikian, doa-doa kita boleh berkenan kepada Allah. Tanpa kemenyan ini tidak mungkin doa-doa kita didengarkan Allah. Itulah Roh Kristus yang berdoa untuk orang-orang kudus.

Bersama-sama dengan doa semua orang kudus, banyak kemenyan menyertai doa-doa kita, supaya bau harumnya merasuk meliputi seluruh tempat. Tentunya dalam hal ini, doa yang dinaikkan merupakan doa yang dipimpin Roh Kudus seperti yang ditulis dalam Roma 8:26-27. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. Mari kita sebagai orang beriman, kita berperan sebagai orang-orang kudus yang senantiasa menaruh lutut kita berdoa bagi keluarga, gereja, dan bangsa kita bahkan kita dipanggil untuk berdoa bagi orang-orang yang belum percaya. Amin.

STUDI PRIBADI: Dengan mengevaluasi diri sendiri. Sudahkah kita berdoa dengan sungguh- sungguh di hadapan Tuhan? Maukah kita hidup memuliakan Tuhan melalui doa kita?

Berdoalah: Bapa di Sorga, pakailah setiap kami untuk menjadi pendoa yang setia dan juga hidup berkenan di hadapan-Mu. Terima kasih, Bapa. Amin.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *