Minggu, 25 April 2021
Bacaan hari ini: Wahyu 1:4-8 | Bacaan setahun: 1 Samuel 27-28, Kisah Para Rasul 26
“Dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya.” (Wahyu 1:5)
Wahyu 1:4-8
Salam kepada ketujuh jemaat
4 Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya,
5 dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya–
6 dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, –bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.
7 Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.
8 “Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.”
1 Samuel 27
Daud di antara orang Filistin
1 Tetapi Daud berpikir dalam hatinya: “Bagaimanapun juga pada suatu hari aku akan binasa oleh tangan Saul. Jadi tidak ada yang lebih baik bagiku selain meluputkan diri dengan segera ke negeri orang Filistin; maka tidak ada harapan bagi Saul untuk mencari aku lagi di seluruh daerah Israel dan aku akan terluput dari tangannya.”
2 Bersiaplah Daud, lalu berjalan ke sana, ia dan keenam ratus orang yang bersama-sama dengan dia itu, kepada Akhis bin Maokh, raja kota Gat.
3 Daud dan semua orangnya menetap pada Akhis di Gat, masing-masing dengan rumah tangganya; Daud dengan kedua orang isterinya, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, perempuan Karmel.
4 Setelah diberitahukan kepada Saul, bahwa Daud telah melarikan diri ke Gat, ia tidak lagi mencarinya.
5 Berkatalah Daud kepada Akhis: “Jika kiranya aku mendapat belas kasihanmu, biarlah diberikan kepadaku tempat di salah satu kota di tanah datar, supaya aku tinggal di sana. Mengapa hambamu ini tinggal padamu di kota kerajaan ini?”
6 Maka pada hari itu Akhis memberikan Ziklag kepadanya; itulah sebabnya Ziklag menjadi kepunyaan raja-raja Yehuda sampai sekarang.
7 Dan lamanya Daud tinggal di daerah orang Filistin adalah satu tahun empat bulan.
8 Maka Daud dan orang-orangnya bergerak maju dan menyerbu orang Gesur, orang Girzi dan orang Amalek; sebab orang-orang inilah penduduk negeri itu yang membentang dari Telam ke arah Syur sampai tanah Mesir.
9 Apabila Daud memusnahkan negeri itu, seorangpun tidak dibiarkannya hidup, baik laki-laki maupun perempuan; ia merampas kambing domba, lembu, keledai, unta dan pakaian, kemudian pulanglah ia dan kembali kepada Akhis.
10 Jika Akhis bertanya: “Di mana kamu menyerbu pada hari ini?” maka jawab Daud: “Di Tanah Negeb Yehuda,” atau: “Di Tanah Negeb orang Yerahmeel,” atau: “Di Tanah Negeb orang Keni.”
11 Daud tidak membiarkan hidup seorangpun, baik laki-laki maupun perempuan, untuk dibawa ke Gat, sebab pikirnya: “Jangan-jangan mereka mengabarkan tentang kami, dengan berkata: Beginilah dilakukan Daud.” Itulah kebiasaannya, selama ia tinggal di daerah orang Filistin.
12 Tetapi Akhis mempercayai Daud, sebab pikirnya: “Tentulah ia telah membuat diri dibenci di antara orang Israel, bangsanya; ia akan menjadi hambaku sampai selamanya.”
1 Samuel 28
Saul di En-Dor
1 Pada waktu itu orang Filistin mengerahkan tentaranya untuk berperang melawan orang Israel. Lalu berkatalah Akhis kepada Daud: “Ketahuilah baik-baik, bahwa engkau beserta orang-orangmu harus maju berperang bersama-sama dengan aku dalam tentara.”
2 Jawab Daud kepada Akhis: “Baik, engkau akan tahu, apa yang dapat diperbuat hambamu ini.” Lalu Akhis berkata kepada Daud: “Sebab itu aku mengangkat engkau menjadi pengawalku sendiri sampai selamanya.”
3 Adapun Samuel sudah mati. Seluruh orang Israel sudah meratapi dia dan mereka telah menguburkan dia di Rama, di kotanya. Dan Saul telah menyingkirkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan roh peramal.
4 Orang Filistin itu berkumpul, lalu bergerak maju, dan berkemah dekat Sunem. Saul mengumpulkan seluruh orang Israel, lalu mereka berkemah di Gilboa.
5 Ketika Saul melihat tentara Filistin itu, maka takutlah ia dan hatinya sangat gemetar.
6 Dan Saul bertanya kepada TUHAN, tetapi TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi.
7 Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya: “Carilah bagiku seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah; maka aku hendak pergi kepadanya dan meminta petunjuk kepadanya.” Para pegawainya menjawab dia: “Di En-Dor ada seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah.”
8 Lalu menyamarlah Saul, ia mengenakan pakaian lain dan pergilah ia dengan dua orang. Ketika mereka pada waktu malam sampai kepada perempuan itu, berkatalah Saul: “Cobalah engkau menenung bagiku dengan perantaraan arwah, dan panggillah supaya muncul kepadaku orang yang akan kusebut kepadamu.”
9 Tetapi perempuan itu menjawabnya: “Tentu engkau mengetahui apa yang diperbuat Saul, bahwa ia telah melenyapkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan roh peramal. Mengapa engkau memasang jerat terhadap nyawaku untuk membunuh aku?”
10 Lalu bersumpahlah Saul kepadanya demi TUHAN, katanya: “Demi TUHAN yang hidup, tidak akan ada kesalahan tertimpa kepadamu karena perkara ini.”
11 Sesudah itu bertanyalah perempuan itu: “Siapakah yang harus kupanggil supaya muncul kepadamu?” Jawabnya: “Panggillah Samuel supaya muncul kepadaku.”
12 Ketika perempuan itu melihat Samuel, berteriaklah ia dengan suara nyaring. Lalu perempuan itu berkata kepada Saul, demikian: “Mengapa engkau menipu aku? Engkau sendirilah Saul!”
13 Maka berbicaralah raja kepadanya: “Janganlah takut; tetapi apakah yang kaulihat?” Perempuan itu menjawab Saul: “Aku melihat sesuatu yang ilahi muncul dari dalam bumi.”
14 Kemudian bertanyalah ia kepada perempuan itu: “Bagaimana rupanya?” Jawabnya: “Ada seorang tua muncul, berselubungkan jubah.” Maka tahulah Saul, bahwa itulah Samuel, lalu berlututlah ia dengan mukanya sampai ke tanah dan sujud menyembah.
15 Sesudah itu berbicaralah Samuel kepada Saul: “Mengapa engkau mengganggu aku dengan memanggil aku muncul?” Kata Saul: “Aku sangat dalam keadaan terjepit: orang Filistin berperang melawan aku, dan Allah telah undur dari padaku. Ia tidak menjawab aku lagi, baik dengan perantaraan nabi maupun dengan mimpi. Sebab itu aku memanggil engkau, supaya engkau memberitahukan kepadaku, apa yang harus kuperbuat.”
16 Lalu berbicaralah Samuel: “Mengapa engkau bertanya kepadaku, padahal TUHAN telah undur dari padamu dan telah menjadi musuhmu?
17 TUHAN telah melakukan kepadamu seperti yang difirmankan-Nya dengan perantaraanku, yakni TUHAN telah mengoyakkan kerajaan dari tanganmu dan telah memberikannya kepada orang lain, kepada Daud.
18 Karena engkau tidak mendengarkan suara TUHAN dan tidak melaksanakan murka-Nya yang bernyala-nyala itu atas Amalek, itulah sebabnya TUHAN melakukan hal itu kepadamu pada hari ini.
19 Juga orang Israel bersama-sama dengan engkau akan diserahkan TUHAN ke dalam tangan orang Filistin, dan besok engkau serta anak-anakmu sudah ada bersama-sama dengan daku. Juga tentara Israel akan diserahkan TUHAN ke dalam tangan orang Filistin.”
20 Pada saat itu juga rebahlah Saul memanjang ke tanah sebab ia sangat ketakutan oleh karena perkataan Samuel itu. Juga tidak ada lagi kekuatannya, karena sehari semalam itu ia tidak makan apa-apa.
21 Perempuan itu mendekati Saul lalu melihat, bahwa Saul sangat terkejut. Kemudian berkatalah perempuan itu kepadanya: “Lihat, budakmu ini telah mendengarkan permintaanmu; aku telah mempertaruhkan nyawaku dan mendengarkan perkataan yang kaukatakan kepadaku.
22 Oleh sebab itu, kiranya engkaupun mendengarkan permintaan budakmu ini. Izinkanlah aku menyajikan kepadamu sepotong roti; makanlah, supaya ada kekuatanmu, apabila engkau berjalan pula.”
23 Tetapi Saul menolak dan berkata: “Aku tidak mau makan.” Tetapi ketika para pegawainya serta perempuan itu juga mendesak, maka didengarkannyalah permintaan mereka, lalu bangkitlah ia dari tanah dan duduk di balai-balai.
24 Perempuan itu mempunyai seekor anak lembu tambun di rumahnya maka segeralah ia menyembelih itu. Ia mengambil tepung, diremasnya dan dibakarnya menjadi roti yang tidak beragi.
25 Dihidangkannyalah semuanya itu ke depan Saul dan ke depan para pegawainya, lalu mereka makan. Kemudian bangkitlah mereka dan pergi pada malam itu juga.
Kisah Para Rasul 26
Pembelaan Paulus di hadapan Agripa
1 Kata Agripa kepada Paulus: “Engkau diberi kesempatan untuk membela diri.” Paulus memberi isyarat dengan tangannya, lalu memberi pembelaannya seperti berikut:
2 “Ya raja Agripa, aku merasa berbahagia, karena pada hari ini aku diperkenankan untuk memberi pertanggungan jawab di hadapanmu terhadap segala tuduhan yang diajukan orang-orang Yahudi terhadap diriku,
3 terutama karena engkau tahu benar-benar adat istiadat dan persoalan orang Yahudi. Sebab itu aku minta kepadamu, supaya engkau mendengarkan aku dengan sabar.
4 Semua orang Yahudi mengetahui jalan hidupku sejak masa mudaku, sebab dari semula aku hidup di tengah-tengah bangsaku di Yerusalem.
5 Sudah lama mereka mengenal aku dan sekiranya mereka mau, mereka dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling keras dalam agama kita.
6 Dan sekarang aku harus menghadap pengadilan oleh sebab aku mengharapkan kegenapan janji, yang diberikan Allah kepada nenek moyang kita,
7 dan yang dinantikan oleh kedua belas suku kita, sementara mereka siang malam melakukan ibadahnya dengan tekun. Dan karena pengharapan itulah, ya raja Agripa, aku dituduh orang-orang Yahudi.
8 Mengapa kamu menganggap mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati?
9 Bagaimanapun juga, aku sendiri pernah menyangka, bahwa aku harus keras bertindak menentang nama Yesus dari Nazaret.
10 Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga setuju, jika mereka dihukum mati.
11 Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar mereka, bahkan sampai ke kota-kota asing.”
Paulus menceriterakan pertobatan dan panggilannya
12 “Dan dalam keadaan demikian, ketika aku dengan kuasa penuh dan tugas dari imam-imam kepala sedang dalam perjalanan ke Damsyik,
13 tiba-tiba, ya raja Agripa, pada tengah hari bolong aku melihat di tengah jalan itu cahaya yang lebih terang dari pada cahaya matahari, turun dari langit meliputi aku dan teman-teman seperjalananku.
14 Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.
15 Tetapi aku menjawab: Siapa Engkau, Tuhan? Kata Tuhan: Akulah Yesus, yang kauaniaya itu.
16 Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti.
17 Aku akan mengasingkan engkau dari bangsa ini dan dari bangsa-bangsa lain. Dan Aku akan mengutus engkau kepada mereka,
18 untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.
19 Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat.
20 Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.
21 Karena itulah orang-orang Yahudi menangkap aku di Bait Allah, dan mencoba membunuh aku.
22 Tetapi oleh pertolongan Allah aku dapat hidup sampai sekarang dan memberi kesaksian kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar. Dan apa yang kuberitakan itu tidak lain dari pada yang sebelumnya telah diberitahukan oleh para nabi dan juga oleh Musa,
23 yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain.”
Ajakan kepada Agripa untuk percaya
24 Sementara Paulus mengemukakan semuanya itu untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya, berkatalah Festus dengan suara keras: “Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila.”
25 Tetapi Paulus menjawab: “Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat!
26 Raja juga tahu tentang segala perkara ini, sebab itu aku berani berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin, bahwa tidak ada sesuatupun dari semuanya ini yang belum didengarnya, karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil.
27 Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi? Aku tahu, bahwa engkau percaya kepada mereka.”
28 Jawab Agripa: “Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang Kristen!”
29 Kata Paulus: “Aku mau berdoa kepada Allah, supaya segera atau lama-kelamaan bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku, kecuali belenggu-belenggu ini.”
30 Lalu bangkitlah raja dan wali negeri serta Bernike dan semua orang yang duduk bersama-sama mereka.
31 Sementara mereka keluar, mereka berkata seorang kepada yang lain: “Orang itu tidak melakukan sesuatu yang setimpal dengan hukuman mati atau hukuman penjara.”
32 Kata Agripa kepada Festus: “Orang itu sebenarnya sudah dapat dibebaskan sekiranya ia tidak naik banding kepada Kaisar.”
Berada di dalam situasi dan kondisi yang sulit, sambil menjaga hidup dan kesaksian bukan hal yang mudah dilakukan. Demikianlah yang terjadi dengan ketujuh jemaat di Asia Kecil, berbagai kesulitan dan penderitaan dialami oleh ketujuh jemaat di Asia Kecil karena tekanan pemerintah Romawi atas kehidupan mereka sebagai para pengikut Yesus. Belum juga tekanan dari masyarakat sekitar termasuk para penyembah berhala yang berusaha untuk “menggarami” kehidupan para pengikut Kristus, menjadikan kesulitan tersendiri bagi mereka. Di tengah-tengah kondisi demikian, melalui surat Wahyu ini, Rasul Yohanes memberikan dorongan sekaligus juga penghiburan atas ketujuh jemaat di Asia Kecil terkait dengan iman mereka kepada Yesus Kristus.
Rasul Yohanes menulis bahwa Yesus Kristus yang disebutkan dengan beberapa sebutan di antaranya: “dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang”, “Saksi yang setia”, serta “Alfa dan Omega”, menunjukkan bahwa DIA adalah TUHAN yang kekal, DIA berkuasa atas raja-raja di bumi dan sekali kelak nanti akan ada penghakiman dari DIA bagi mereka yang ada di bumi. Rasul Yohanes ingin menunjukkan kepada ketujuh jemaat di Asia Kecil bahwa meskipun mereka mengalami berbagai kesulitan dan penderitaan, Yesus Kristus yang mereka imani tidak pernah akan meninggalkan mereka. Mengapa? Karena DIA adalah TUHAN yang setia, DIA yang telah bangkit dari kematian dan melepaskan mereka dari dosa. DIA TUHAN yang tidak akan membiarkan umat-Nya sendiri. Kasih karunia dan damai sejahtera dari DIA akan menyertai umat-Nya dalam keadaan apapun.
Berefleksi dari kebenaran Firman Tuhan ini bahwa apapun situasi dan kondisi yang kita alami hari ini, TUHAN tidak pernah meninggalkan kita. DIA adalah TUHAN yang setia. DIA adalah TUHAN yang kekal dan DIA berkuasa atas segala sesuatu. Biarlah kita yang sudah mendapatkan kasih karunia-Nya dengan keselamatan dari dosa dan penghukuman-Nya, kita tetap setia dengan iman kepada-Nya.
STUDI PRIBADI : Tuliskan beberapa sebutan Rasul Yohanes berkaitan dengan Yesus Kristus dalam nas ini? Apa makna sebutan-sebutan itu berkaitan dengan pribadi Yesus Kristus?
Berdoalah : Tuhan Yesus, mampukan kami untuk tetap hidup setia kepada-Mu ketika manjalani kehidupan dunia yang penuh dengan pergumulan dan godaan dunia ini. Pimpin kami ya Allah kami yang perkasa, Amin.