Kita Adalah Anak-anak Allah

Selasa, 6 April 2021

Bacaan hari ini: 1 Yohanes 2:28-3:10 | Bacaan setahun: Hakim-Hakim 4-6, Kisah Para Rasul 7



Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.” (1 Yohanes 3:1)

Saat kita percaya sepenuh hati kepada Tuhan Yesus, maka pada saat yang sama kita mengalami perubahan status. Sebelumnya, sebagai orang berdosa kita menjadi seteru Allah, dan ketika kita percaya, kita diangkat menjadi anak-anak Allah oleh kasih-Nya (ay. 1). Namun demikian, keberadaan sebagai anak-anak Allah tidak boleh berhenti di sana, karena Allah menghendaki agar kita terus mengalami pertumbuhan. Kita dipanggil untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus Tuhan kita (ay. 2).

Menjadi semakin serupa dengan Kristus adalah sebuah tahapan pertumbuhan, bukan sesuatu yang terjadi instan dan seketika. Setiap orang percaya ditempa melalui pergumulan dan persoalan kehidupan, khususnya dengan dosa. Apabila seseorang mengakui diri sebagai ciptaan baru di dalam Kristus, tetapi tetap merasa nyaman dalam kebiasaan dosa, itu patut dipertanyakan. Sebab gaya hidup berdosa bertentangan dengan gaya hidup benar, berlaku benar dan mengasihi saudara.

Jadi pada akhirnya ada satu hal yang membedakan secara mendasar antara anak-anak Allah dan anak-anak Iblis. Apakah tandanya? Menurut Yohanes, jika seseorang tidak berbuat kebenaran dan terus berbuat dosa, maka itu tanda-tanda utama dirinya bukan anak Allah (ayat 10). Mengapa begitu? Karena dalam dirinya tidak ada benih Ilahi yang berasal dari Allah, yang membuatnya tidak mengasihi Allah dan kebenaran, sehingga terus berkanjang di dalam dosa.

Kebenaran ini sekarang menjadi semacam cermin bagi kita, “Sudahkah kita sungguh-sungguh percaya kepada Yesus dan menjadi anak-anak Allah? Kalau kita adalah anak-anak-Nya, apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Allah dan dan melakukan kebenaran di dalam hidup kita?” Hasrat kita sebagai anak-anak Allah terus mengejar kekudusan dan kebenaran. Biarlah hidup kita boleh semakin lama semakin serupa Kristus. Sesungguhnya pengakuan sebagai anak-anak Allah membutuhkan bukti dari hidup kita sebagai orang Kristen. Sungguhkah kita hidup untuk mengasihi Allah yang terwujud nyata di dalam kasih kita kepada sesama?

STUDI PRIBADI : Apa tanda dari anak-anak Allah? Apakah nasihat rasul Yohanes terhadap kita yang disebut sebagai anak-anak Allah?

Berdoalah : Mampukan kami Tuhan untuk menjaga hidup kami tetap kudus sebagai anak-anak Allah, hidup di tengah-tengah dunia yang sarat dengan berbagai godaan dan pencobaan.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *