Iman Dalam Melewati Masa Kritis

Selasa, 16 Februari 2021

Bacaan hari ini: Ibrani 11:23-26 | Bacaan setahun: Imamat 21-22, Lukas 3



“Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa.” (Ibrani 11:24-25)

Iman yang benar akan menuntun kepada tindakan yang benar. Demikian juga halnya yang dilakukan oleh Musa, ketika ia menolak untuk disebut sebagai anak putri Firaun karena menyadari jati dirinya sebagai umat Allah. Iman membuat Musa berani memilih untuk menderita sengsara bersama dengan umat Allah.

Dalam ayat ke-26, dikatakan bahwa penderitaan tersebut adalah penderitaan karena Kristus. Secara sejarah, Musa hidup sebelum Tuhan Yesus datang ke dunia sebagai manusia sehingga ia tidak mengenal nama Yesus. Namun, sebagai seorang Yahudi, ia mengetahui konsep tentang Mesias, yaitu yang diurapi oleh Allah, salah satunya berdasarkan janji Allah dalam Kejadian 3:15. Baik orang tua Musa maupun Musa memiliki dasar iman yang benar sehingga mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh tentang konsekuensi pilihan mereka dan membandingkannya dengan kemudahan yang mereka dapat nikmati jika berdiam diri saja. Orang tua Musa, memilih untuk tidak membunuh anaknya dan beresiko kehilangan nyawa mereka, namun mereka meyakini hal ini adalah keputusan yang benar pada saat itu. Musa pun memilih untuk tidak menikmati kehidupan yang penuh dengan dosa dan pemuasan hawa nafsu yang ditawarkan bersamaan dengan kehidupan yang dapat ia miliki dalam istana. Musa sadar bahwa turut menderita sebagai umat Allah akan memberikan kepadanya upah yang lebih besar dan kekal ketimbang pemuasan nafsu sementara yang diperoleh di istana Firaun. Dari manakah iman seperti ini bisa didapat? Dari pengetahuan dan hikmat firman Tuhan.

Hal yang dapat kita pelajari dari bagian ini adalah bahwa iman yang benar akan menolong kita mampu melewati krisis dengan cara yang benar, sekalipun mungkin tidak mudah dan tidak populer. Tuhan bisa dan sanggup menolong dan memberikan upah yang kekal, janganlah kita mengambil “jalan pintas.” Kiranya kita berjuang untuk berbuat benar sekalipun ada resiko yang diterima. Dan marilah kita bertumbuh dalam pengajaran firman Tuhan sehingga pertimbangan kita benar dan kita menjadi kuat.

STUDI PRIBADI :
(1) Iman seperti apakah yang Musa miliki?
(2) Dalam menjalani berbagai pergumulan hidup saat ini, apakah kita memiliki iman seperti Musa?

Berdoalah : Kiranya Tuhan akan senantiasa menolong kami untuk melewati berbagai krisis di dalam kehidupan kami, Amin. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *