Sukacita Di Tengah Derita

Rabu, 18 November 2020

Bacaan hari ini: Filipi 1:12-26 | Bacaan setahun: Yehezkiel 1-3



“Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita.” (Filipi 1:18b)

Tidak ada seorangpun yang mengira apa yang akan terjadi di tahun 2020. Di awal tahun 2020, berbagai rencana dibuat, banyak bunga harapan bermekaran indah. Terselip berita tentang virus yang ditemukan di Cina, tetapi tidak ada yang kuatir – karena jauh dari kita. Sampai di bulan Maret, ketika virus tersebut mulai masuk Indonesia. Kekuatiran mulai muncul, korban jiwa mulai jatuh, isolasi setempat mulai diberlakukan. Hingga kini, bisnis dan usaha raksasa berguguran, belasan ribu korban jiwa direnggut ganasnya Covid-19. Gereja pun tak terluputkan, ketika ibadah korporat beralih jadi moda daring. Jemaat bisnisnya merugi bahkan pailit. Beberapa berduka kehilangan orang terkasih, dan gereja yang berjuang mencari alternatif pelayanan di masa pandemi ini.

Penderitaan sering menjadi saat yang tepat untuk mengeluh dan menyalahkan Tuhan. Derita hidup adalah kesalahan dan kekalahan menurut dunia. Tidak demikian di mata Paulus. Derita penjara yang dialami karena pekabaran Injil dan derita hidup yang dia alami selama pelayanan, tidak membuatnya patah semangat dan kehilangan sukacita. Bahkan ketika ada orang melihatnya menderita, tidak menjadi masalah. Bagi dia, segala penderitaan yang dialami tidak pernah salah di dalam rencana Tuhan. Hal yang terpenting bagi Paulus adalah dirinya dipenjara bukan karena dosa. Justru dalam penjara Paulus tetap memberitakan Injil, bahkan deritanya membakar semangat jemaatnya untuk berani bersaksi bagi Yesus. Bahkan Paulus tidak marah kepada mereka yang dengki kepadanya. Bagi Paulus, yang terpenting adalah Injil Tuhan Yesus diberitakan!

Semangat Paulus ini menjadi teladan bagi kita. Baik atau buruk, tak terbantahkan bahwa tidak pernah kita melihat internet dikuasai oleh siaran ibadah gereja pada hari Minggu. Injil diberitakan dan dapat diakses dengan mudah dimana-mana. Situasi yang sulit saat ini memang sangat nyata, tetapi marilah kita mengarahkan pandangan hanya kepada Tuhan Yesus, sumber sukacita sejati dalam hidup kita. Soli Deo Gloria!

STUDI PRIBADI : Di masa yang sulit ini, sudahkah kita mengingatkan diri agar tidak terseret dalam pesimisme dunia, melainkan dengan optimis menatap masa depan dengan penuh iman dalam Tuhan Yesus?

Pokok Doa : Berdoalah memohon agar Roh Kudus menuntun pandangan kita hanya kepada Tuhan Yesus – sumber kekuatan dan sukacita kekal di tengah pandemi ini.  

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *