Hal Perkawinan

Senin, 14 September 2020

Bacaan hari ini: 1 Korintus 7:1-16 | Bacaan setahun: Mazmur 106, Wahyu 14



“Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh isterinya dan isteri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus.” (1 Kor. 7:14)

Perkawinan adalah lembaga yang kudus, yang Tuhan Allah sendiri membentuknya. Allah melihat “tidak baik kalau manusia itu seorang diri.” Dan Allah mempersatukan laki-laki dengan perempuan menjadi “satu daging.”

Karena perkawinan adalah lembaga yang kudus, maka Paulus perlu menuliskan hal ini untuk mengingatkan orang-orang di Korintus. Beberapa hal yang dituliskan Paulus terkait hal ini: (1) Orang-orang yang menikah. baik dengan sesama orang Kristen, maupun menikah dengan orang non-Kristen; (2) Orang-orang yang tidak menikah dan janda-janda. Aturan-aturan perihal perkawinan ini ditulis bahwa Allah memandang serius suatu pernikahan sebab pernikahan merupakan kesatuan di dalam tubuh Kristus.

Demikian pula bagi yang lajang. Ini merupakan karunia Allah, sebab; baik yang menikah maupun yang lajang sama-sama melayani Allah dan membangun hubungan yang mendalam dengan Allah. Hanya kaum lajang lebih memiliki kebebasan untuk melayani Allah dari yang menikah, seperti ada tertulis, “Orang yang beristri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan istrinya, dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya. Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan” (1 Korintus 7:33-35).

Dalam hal ini kita diingatkan bahwa baik yang menikah maupun yang lajang memiliki tanggung jawab yang berdampak pada kekekalan, sebab Allah telah merancangkan dan menyediakan bagi kita dan Tuhan Allah ingin melihat tanggung jawab kita di dalam memuliakan-NYA.

STUDI PRIBADI : Mengapa orang pernikahan orang Kristen dikatakan sebagai kesatuan di dalam tubuh Kristus?

Berdoalah : Ya Bapa kami yang di sorga, kepada-MU hamba belajar untuk menaati akan perintah-perintahMu di dalam kehidupan pernikahan maupun dalam hidup lajang. Tolong kami untuk setia sampai akhir. Amin. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *