Penilaian Siapakah Yang Penting ?

Kamis, 10 September 2020

Bacaan hari ini: 1 Korintus 4:1-21 | Bacaan setahun: Mazmur 98-100, Wahyu 10



“Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiri pun tidak kuhakimi.” (1 Korintus 4:3)

Paulus dalam pelayanannya di Korintus tidak luput dari penilaian jemaat. Mereka menilai (menghakimi) bahwa apa yang diberitakan Paulus tidak sesuai dengan “hikmat” mereka. Mereka juga menilai pemberitaan Injil dari kefasihannya berbicara yang memuaskan mereka. Ketika memilih Apolos atau Kefas, hal itu bukan sekadar didasarkan pada kelebihan Apolos dan Kefas, namun juga karena ketidaksenangan mereka terhadap Paulus.

Menanggapi hal ini, Paulus mengatakan tidaklah penting penilaian orang lain/jemaat, penilaian dunia (pengadilan manusia). Mengapa? Karena manusia tidak mahatahu. Manusia hanya bisa menilai dari luarnya saja, tidak memahami kedalaman hati manusia. Standar manusia juga bisa berbeda. Bahkan Paulus juga katakan: “Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan”, yang artinya: meskipun Paulus merasa telah melakukan yang benar, Paulus tidak layak memakai penilaian dirinya sendiri sebagai kebenaran. Yang berhak menilai (menghakimi) manusia hanyalah Tuhan (ay. 4), karenan Tuhanlah yang memberikan hidup, pekerjaan, pelayanan atau apapun kepada kita. Hal ini bukan berarti bahwa kita tidak boleh memberikan ataupun mendengarkan masukan, juga bukan berarti kita tidak boleh memutuskan suatu perkara – mana yang benar mana yang salah. Semua itu tetap harus kita lakukan di atas dasar kebenaran firman Tuhan. Namun “menghakimi” yang dilarang Paulus pada ayat 5 bermakna: menganggap orang lain buruk/salah, berdasarkan penilaian pribadi. Ketika Paulus mengingatkan bahwa yang berhak menilai hanyalah Tuhan, justru itu berarti standar yang diberikan kepada kita jauh lebih tinggi, yaitu kebenaran Tuhan.

Marilah kita tidak lagi sibuk hidup menuruti penilaian orang lain demi penerimaan orang lain, namun mari kita selalu ingat bahwa Tuhan Yesuslah yang menilai kita. Ini adalah jauh lebih penting daripada penilaian manusia, sehingga kita akan hidup, bekerja, melayani dengan melakukan yang terbaik dan bertanggung jawab di hadapan Tuhan.

STUDI PRIBADI :
(1) Bagaimana menyikapi penilaian orang lain dengan tepat?
(2) Penilaian siapakah yang harusnya menjadi acuan kita?

Pokok Doa :Berdoa agar setiap anak Tuhan mau hidup, bekerja, melayani dengan melakukan yang terbaik sesuai standar kebenaran firman Tuhan. Roh Kudus memimpin dan menguatkan anak Tuhan. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *