Kamis, 10 September 2020
Bacaan hari ini: 1 Korintus 4:1-21 | Bacaan setahun: Mazmur 98-100, Wahyu 10
“Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiri pun tidak kuhakimi.” (1 Korintus 4:3)
1 Korintus 4:1-21
Tuhan adalah satu-satunya hakim
1 Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah.
2 Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.
3 Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiripun tidak kuhakimi.
4 Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan.
5 Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.
Rendahkanlah dirimu
6 Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu, supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: “Jangan melampaui yang ada tertulis”, supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain.
7 Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?
8 Kamu telah kenyang, kamu telah menjadi kaya, tanpa kami kamu telah menjadi raja. Ah, alangkah baiknya kalau benar demikian, bahwa kamu telah menjadi raja, sehingga kamipun turut menjadi raja dengan kamu.
9 Sebab, menurut pendapatku, Allah memberikan kepada kami, para rasul, tempat yang paling rendah, sama seperti orang-orang yang telah dijatuhi hukuman mati, sebab kami telah menjadi tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat dan bagi manusia.
10 Kami bodoh oleh karena Kristus, tetapi kamu arif dalam Kristus. Kami lemah, tetapi kamu kuat. Kamu mulia, tetapi kami hina.
11 Sampai pada saat ini kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara,
12 kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar;
13 kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini.
14 Hal ini kutuliskan bukan untuk memalukan kamu, tetapi untuk menegor kamu sebagai anak-anakku yang kukasihi.
15 Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan kepadamu.
16 Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku!
17 Justru itulah sebabnya aku mengirimkan kepadamu Timotius, yang adalah anakku yang kekasih dan yang setia dalam Tuhan. Ia akan memperingatkan kamu akan hidup yang kuturuti dalam Kristus Yesus, seperti yang kuajarkan di mana-mana dalam setiap jemaat.
18 Tetapi ada beberapa orang yang menjadi sombong, karena mereka menyangka, bahwa aku tidak akan datang lagi kepadamu.
19 Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan menghendakinya. Maka aku akan tahu, bukan tentang perkataan orang-orang yang sombong itu, tetapi tentang kekuatan mereka.
20 Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa.
21 Apakah yang kamu kehendaki? Haruskah aku datang kepadamu dengan cambuk atau dengan kasih dan dengan hati yang lemah lembut?
Mazmur 98
Saat penyelamatan sudah dekat
1 Mazmur. Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2 TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa.
3 Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.
4 Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!
5 Bermazmurlah bagi TUHAN dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu yang nyaring,
6 dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-soraklah di hadapan Raja, yakni TUHAN!
7 Biarlah gemuruh laut serta isinya, dunia serta yang diam di dalamnya!
8 Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gunung bersorak-sorai bersama-sama
9 di hadapan TUHAN, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kebenaran.
Mazmur 99
TUHAN, Raja yang kudus
1 TUHAN itu Raja, maka bangsa-bangsa gemetar. Ia duduk di atas kerub-kerub, maka bumi goyang.
2 TUHAN itu maha besar di Sion, dan Ia tinggi mengatasi segala bangsa.
3 Biarlah mereka menyanyikan syukur bagi nama-Mu yang besar dan dahsyat; Kuduslah Ia!
4 Raja yang kuat, yang mencintai hukum, Engkaulah yang menegakkan kebenaran; hukum dan keadilan di antara keturunan Yakub, Engkaulah yang melakukannya.
5 Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduslah Ia!
6 Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya, dan Samuel di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya. Mereka berseru kepada TUHAN dan Ia menjawab mereka.
7 Dalam tiang awan Ia berbicara kepada mereka; mereka telah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya dan ketetapan yang diberikan-Nya kepada mereka.
8 TUHAN, Allah kami, Engkau telah menjawab mereka, Engkau Allah yang mengampuni bagi mereka, tetapi yang membalas perbuatan-perbuatan mereka.
9 Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah TUHAN, Allah kita!
Mazmur 100
Pujilah Allah dalam bait-Nya
1 Mazmur untuk korban syukur. Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi!
2 Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
3 Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
4 Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!
5 Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.
Wahyu 10
Kitab terbuka
1 Dan aku melihat seorang malaikat lain yang kuat turun dari sorga, berselubungkan awan, dan pelangi ada di atas kepalanya dan mukanya sama seperti matahari, dan kakinya bagaikan tiang api.
2 Dalam tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka. Ia menginjakkan kaki kanannya di atas laut dan kaki kirinya di atas bumi,
3 dan ia berseru dengan suara nyaring sama seperti singa yang mengaum. Dan sesudah ia berseru, ketujuh guruh itu memperdengarkan suaranya.
4 Dan sesudah ketujuh guruh itu selesai berbicara, aku mau menuliskannya, tetapi aku mendengar suatu suara dari sorga berkata: “Meteraikanlah apa yang dikatakan oleh ketujuh guruh itu dan janganlah engkau menuliskannya!”
5 Dan malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan di atas bumi, mengangkat tangan kanannya ke langit,
6 dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala isinya, katanya: “Tidak akan ada penundaan lagi!
7 Tetapi pada waktu bunyi sangkakala dari malaikat yang ketujuh, yaitu apabila ia meniup sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah, seperti yang telah Ia beritakan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi.”
8 Dan suara yang telah kudengar dari langit itu, berkata pula kepadaku, katanya: “Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di tangan malaikat, yang berdiri di atas laut dan di atas bumi itu.”
9 Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: “Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu.”
10 Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.
11 Maka ia berkata kepadaku: “Engkau harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa dan raja.”
Paulus dalam pelayanannya di Korintus tidak luput dari penilaian jemaat. Mereka menilai (menghakimi) bahwa apa yang diberitakan Paulus tidak sesuai dengan “hikmat” mereka. Mereka juga menilai pemberitaan Injil dari kefasihannya berbicara yang memuaskan mereka. Ketika memilih Apolos atau Kefas, hal itu bukan sekadar didasarkan pada kelebihan Apolos dan Kefas, namun juga karena ketidaksenangan mereka terhadap Paulus.
Menanggapi hal ini, Paulus mengatakan tidaklah penting penilaian orang lain/jemaat, penilaian dunia (pengadilan manusia). Mengapa? Karena manusia tidak mahatahu. Manusia hanya bisa menilai dari luarnya saja, tidak memahami kedalaman hati manusia. Standar manusia juga bisa berbeda. Bahkan Paulus juga katakan: “Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan”, yang artinya: meskipun Paulus merasa telah melakukan yang benar, Paulus tidak layak memakai penilaian dirinya sendiri sebagai kebenaran. Yang berhak menilai (menghakimi) manusia hanyalah Tuhan (ay. 4), karenan Tuhanlah yang memberikan hidup, pekerjaan, pelayanan atau apapun kepada kita. Hal ini bukan berarti bahwa kita tidak boleh memberikan ataupun mendengarkan masukan, juga bukan berarti kita tidak boleh memutuskan suatu perkara – mana yang benar mana yang salah. Semua itu tetap harus kita lakukan di atas dasar kebenaran firman Tuhan. Namun “menghakimi” yang dilarang Paulus pada ayat 5 bermakna: menganggap orang lain buruk/salah, berdasarkan penilaian pribadi. Ketika Paulus mengingatkan bahwa yang berhak menilai hanyalah Tuhan, justru itu berarti standar yang diberikan kepada kita jauh lebih tinggi, yaitu kebenaran Tuhan.
Marilah kita tidak lagi sibuk hidup menuruti penilaian orang lain demi penerimaan orang lain, namun mari kita selalu ingat bahwa Tuhan Yesuslah yang menilai kita. Ini adalah jauh lebih penting daripada penilaian manusia, sehingga kita akan hidup, bekerja, melayani dengan melakukan yang terbaik dan bertanggung jawab di hadapan Tuhan.
STUDI PRIBADI :
(1) Bagaimana menyikapi penilaian orang lain dengan tepat?
(2) Penilaian siapakah yang harusnya menjadi acuan kita?
Pokok Doa :Berdoa agar setiap anak Tuhan mau hidup, bekerja, melayani dengan melakukan yang terbaik sesuai standar kebenaran firman Tuhan. Roh Kudus memimpin dan menguatkan anak Tuhan.