Yesus Versus Orang Farisi

Minggu, 10 Mei 2020

Bacaan hari ini: Yohanes 10:1-21 | Bacaan setahun: 1 Raja-Raja 3-4, Roma 13



“Akulah Gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.” (Yohanes 10:11)

Mengetahui jati diri seseorang tidaklah mudah, apalagi tampilan lahiriah dan kata-katanya sangat menawan hati banyak orang. Untuk mengetahui jati diri orang itu, maka kita perlu hidup bersama dengan dia beberapa waktu lamanya. Dari situ kita dapat melihat sikap, sifat dan juga cara berpikirnya, apakah orang itu benar-benar baik dan berintegritas?

Bacaan Alkitab hari ini menolong kita untuk mengenal jati diri seorang “gembala yang baik.” Melalui Injilnya, rasul Yohanes hendak menunjukkan kepada pembacanya: “siapa sesungguhnya gembala yang baik itu; Yesus Kristus atau orang Farisi? Kita tahu, pada masa itu, pemuka agama bisa juga disebut sebagai “gembala bagi jemaat Tuhan.” Apa kriteria seorang “gembala yang baik”?

Setelah peristiwa penyembuhan orang yang buta sejak lahir dan percakapan Tuhan dengan orang Farisi (Ps. 10:40-41), Ia melanjutkan pembicaraan-Nya tentang “gembala yang baik.” Dengan latar belakang ini dan segala pekerjaan yang Ia lakukan bagi umat-Nya, Ia berkata bahwa gembala yang baik itu terlihat dari: “masuk kandang melalui pintu; domba-domba akan mendengar suaranya, dan ia mau melakukan yang terbaik bagi domba-dombanya, bahkan menyerahkan nyawanya bagi mereka” (ay. 1-15). Apakah ini telah dilakukan oleh orang-orang Farisi pada masa itu?

Nampaknya tidak; mereka justru tidak memiliki belas kasihan kepada yang lemah atau tersisihkan, mereka lebih suka mendapatkan pujian dan hormat daripada melayani yang hina. Mereka bisa mengajar banyak hal, tapi tidak melakukan apa yang benar, sesuai maksud Tuhan. Maka Tuhan berkata kepada para murid: “Akulah Gembala yang baik,” Gembala yang peduli pada kawanan domba, menjaga, merawat dan memperhatikan mereka, bahkan merelakan nyawa-Nya demi keselamatan kawanan domba itu.”

Bagaimana dengan kita? Kiranya kita belajar menjadi “gembala yang baik,” terutama kita yang terlibat dalam pelayanan. Jangan ikuti jejak orang Farisi, tetapi ikutilah jejak Tuhan Yesus, Gembala Agung yang Baik. Amin.

STUDI PRIBADI :
(1) Bagaimanakah kriteria “gembala yang baik” menurut Tuhan Yesus?
(2) Mengapa Tuhan Yesus disebut “Gembala yang baik”? Teladan apa yang diberikan-Nya?

Pokok Doa : Berdoalah bagi para aktivis, hamba Tuhan dan majelis (penatua) gereja agar mereka melayani jemaat dengan baik dan benar sesuai perintah Tuhan. Doakan pula semangat, kesehatan dan keluarga mereka. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *