Tuhan Menjadikan Segalanya Baik

Minggu, 12 Januari 2020

Bacaan hari ini: Markus 7:24-8:10 | Bacaan setahun: Kejadian 29-30, Matius 12



“Mereka takjub dan tercengang dan berkata: Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.” ( Markus 7:37)

Setelah menyembuhkan anak perempuan dari wanita Kanaan (ay. 24-30), selesai sudah apa yang harus dilakukan oleh Tuhan Yesus di tempat itu, oleh sebab itu Yesus segera meninggalkan tempat itu dan kembali ke danau Galilea, karena di sekitar tempat ini Yesus biasa tinggal dan melakukan segala aktifitas-Nya. Namun, di tengah perjalanan-Nya Dia tidak langsung pergi ke sana, tetapi Yesus mengambil arah dan memutar melewati tengah-tengah daerah Dekapolis (ayat 31). Karena Yesus tahu dimanapun Dia berada, Dia harus bekerja dan melakukan perubahan-perubahan dalam kehidupan umat manusia.

Di tempat itu, orang membawa kepada-Nya seorang tuli dan gagap dan memohon kepada-Nya untuk meletakkan tangan-Nya ke atas orang tersebut (ay. 32). Ia memisahkan orang itu dari kerumunan orang banyak, dan sambil menengadah ke langit Yesus berkata “Efata!” yang artinya: Terbukalah. Dan terjadilah kesembuhan kepada orang yang tuli dan gagap itu. Tindakan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus ini menunjukkan bahwa Ia memiliki kuasa Ilahi yang sama. Ketika orang-orang mulai memahami dan mengagungkan Yesus: “Ia menjadikan segalanya baik” dan “bahkan orang yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata”, kata-kata mereka sebenarnya adalah apa yang disebut gema dalam Kitab Suci. Apa yang disampaikan oleh Alkitab mengingatkan kita akan janji Allah untuk memulihkan ciptaan-Nya, dan semuanya itu menunjukkan bahwa pemulihan tersebut hanya dimulai oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Sebagai umat Tuhan, kita bersyukur diberi telinga untuk mendengar, tetapi karena kesibukan kehidupan zaman ini sering membuat kita terburu-buru dan mengabaikan suara Tuhan bagi kita. Tuhan sudah memulihkan dan menjadikan segalanya baik dalam hidup kita. Maka dari itu, sebagai umat Tuhan, kita perlu mengatur waktu dimana kita dapat menyendiri dan mengizinkan kuasa Yesus menembus telinga rohani kita sehingga kita mampu mendengarkan firman Allah dengan segera dan menceritakannya kepada sesama dengan jelas.

STUDI PRIBADI :
(1) Apa yang dilakukan oleh Yesus kepada orang tuli dan gagap di daerah Dekapolis ?
(2) Apakah yang menjadi janji Allah bagi kita umat-Nya dalam Yesaya 35:5-6a ?

Pokok Doa : Berdoalah supaya kita, anak-anak Tuhan memberikan hidup kita secara total untuk mau mendengarkan suara Tuhan yang berbicara melalui Firman-Nya sehingga kita bisa melakukan kehendak-Nya dengan benar.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *