Rabu, 31 Agustus 2022
“Keluarkanlah kecemaran dari tempat kudus!” (2 Tawarikh 29:5)
Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 29 | Bacaan setahun: 2 Tawarikh 29
2 Tawarikh 29
Raja Hizkia
1 Hizkia berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua puluh sembilan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Abia, anak Zakharia.
2 Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Daud, bapa leluhurnya.
Hizkia menguduskan kembali rumah TUHAN
3 Pada tahun pertama pemerintahannya, dalam bulan yang pertama, ia membuka pintu-pintu rumah TUHAN dan memperbaikinya.
4 Ia mendatangkan para imam dan orang-orang Lewi, dan mengumpulkan mereka di halaman sebelah timur.
5 Katanya kepada mereka: “Dengarlah, hai orang-orang Lewi! Sekarang kuduskanlah dirimu dan kuduskanlah rumah TUHAN, Allah nenek moyangmu! Keluarkanlah kecemaran dari tempat kudus!
6 Karena nenek moyang kita telah berubah setia. Mereka melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allah kita, telah meninggalkan-Nya, mereka telah memalingkan muka dari kediaman TUHAN dan membelakangi-Nya.
7 Bahkan mereka menutup pintu-pintu balai rumah TUHAN dan memadamkan segala pelita. Mereka tidak membakar korban ukupan dan tidak mempersembahkan korban bakaran bagi Allah orang Israel di tempat kudus,
8 sehingga murka TUHAN menimpa Yehuda dan Yerusalem. Ia membuat mereka menjadi kengerian, kedahsyatan dan sasaran suitan seperti yang kamu lihat dengan matamu sendiri.
9 Karena hal itulah nenek moyang kita tewas oleh pedang, dan anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan kita beserta isteri-isteri kita menjadi tawanan.
10 Sekarang aku bermaksud mengikat perjanjian dengan TUHAN, Allah Israel, supaya murka-Nya yang menyala-nyala itu undur dari pada kita.
11 Anak-anakku, sekarang janganlah kamu lengah, karena kamu telah dipilih TUHAN untuk berdiri di hadapan-Nya untuk melayani Dia, untuk menyelenggarakan kebaktian dan membakar korban bagi-Nya.”
12 Lalu bangunlah orang-orang Lewi itu, yakni dari bani Kehat: Mahat bin Amasai dan Yoel bin Azaria, dari bani Merari: Kish bin Abdi dan Azaria bin Yehaleleel, dari orang Gerson: Yoah bin Zima dan Eden bin Yoah,
13 dari bani Elisafan: Simri dan Yeiel, dari bani Asaf: Zakharia dan Matanya,
14 dari bani Heman: Yehiel dan Simei, dan dari bani Yedutun: Semaya dan Uziel.
15 Mereka mengumpulkan saudara-saudaranya dan menguduskan dirinya. Kemudian mereka datang menurut perintah raja, sesuai dengan firman TUHAN, lalu mentahirkan rumah TUHAN.
16 Sesudah itu masuklah para imam ke bagian dalam rumah TUHAN untuk mentahirkannya. Semua yang najis, yang didapati mereka di dalam bait TUHAN, dibawa ke pelataran rumah TUHAN; orang-orang Lewi menerimanya untuk diangkut ke luar, ke lembah Kidron.
17 Pekerjaan menguduskan itu dimulai pada tanggal satu bulan yang pertama. Pada hari kedelapan bulan itu mereka sampai ke balai rumah TUHAN dan menguduskan seluruh rumah TUHAN dalam delapan hari. Mereka selesai pada hari keenam belas bulan pertama.
18 Lalu masuklah mereka menghadap raja Hizkia dan berkata: “Kami telah mentahirkan seluruh rumah TUHAN, juga mezbah korban bakaran dengan segala perkakasnya dan meja roti sajian dengan segala perkakasnya.
19 Dan segala perkakas, yang dibuang raja Ahas, ketika ia berubah setia pada masa pemerintahannya, telah kami sediakan dan kami kuduskan. Sekarang semuanya itu ada di depan mezbah TUHAN!”
20 Maka pagi-pagi raja Hizkia mengumpulkan pemimpin-pemimpin kota, dan pergi ke rumah TUHAN.
21 Mereka membawa tujuh ekor lembu jantan, tujuh ekor domba jantan, tujuh ekor domba muda dan tujuh ekor kambing jantan sebagai korban penghapus dosa untuk keluarga raja, untuk tempat kudus dan untuk Yehuda. Ia memerintahkan anak-anak Harun, yakni para imam, untuk mempersembahkannya di atas mezbah TUHAN.
22 Lalu mereka menyembelih lembu-lembu itu; para imam menerima darahnya dan menyiramkannya pada mezbah. Kemudian mereka, menyembelih domba-domba jantan dan menyiramkan darahnya pada mezbah. Sesudah itu mereka menyembelih domba-domba muda dan menyiramkan darahnya pada mezbah.
23 Selanjutnya mereka membawa kambing-kambing jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa ke hadapan raja dan jemaah. Mereka meletakkan tangannya ke atas kambing-kambing itu.
24 Dan para imam menyembelihnya dan mempersembahkan darahnya di atas mezbah sebagai korban penghapus dosa untuk mengadakan pendamaian bagi seluruh Israel. Sebab raja telah memerintahkan untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban penghapus dosa itu bagi seluruh Israel.
25 Ia menempatkan orang-orang Lewi di rumah TUHAN dengan ceracap, gambus, dan kecapi sesuai dengan perintah Daud dan Gad, pelihat raja, dan nabi Natan, karena dari Tuhanlah perintah itu, dengan perantaraan nabi-nabi-Nya.
26 Maka berdirilah orang-orang Lewi dengan alat-alat musik Daud, demikian pula para imam dengan nafiri.
27 Lalu Hizkia memerintahkan untuk mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah. Pada saat persembahan korban bakaran dimulai, mulailah pula dinyanyikan nyanyian bagi TUHAN dan dibunyikan nafiri, dengan iringan alat-alat musik Daud, raja Israel.
28 Seluruh jemaah sujud menyembah sementara nyanyian dinyanyikan dan nafiri dibunyikan. Semuanya itu berlangsung sampai korban bakaran habis terbakar.
29 Sehabis korban bakaran dipersembahkan, raja dan semua orang yang hadir bersama-sama dia berlutut dan sujud menyembah.
30 Lalu raja Hizkia dan para pemimpin memerintahkan orang-orang Lewi menyanyikan puji-pujian untuk TUHAN dengan kata-kata Daud dan Asaf, pelihat itu. Maka mereka menyanyikan puji-pujian dengan sukaria, lalu berlutut dan sujud menyembah.
31 Kemudian berbicaralah Hizkia: “Sekarang kamu telah mentahbiskan dirimu untuk TUHAN. Mendekatlah dan bawalah korban-korban sembelihan dan korban-korban syukur ke rumah TUHAN!” Lalu jemaah membawa korban-korban sembelihan dan korban-korban puji-pujian; setiap orang yang rela hati membawa juga korban-korban bakaran.
32 Jumlah korban bakaran yang dibawa jemaah ialah: lembu tujuh puluh ekor, domba jantan seratus ekor dan domba muda dua ratus ekor. Semuanya sebagai korban bakaran bagi TUHAN.
33 Persembahan-persembahan kudus terdiri dari: lembu sapi enam ratus ekor dan kambing domba tiga ribu ekor.
34 Tetapi jumlah imam terlalu sedikit, sehingga mereka tidak sanggup menguliti semua korban bakaran. Oleh sebab itu saudara-saudara mereka, orang-orang Lewi, membantu mereka sampai pekerjaan itu selesai dan sampai para imam menguduskan dirinya. Sebab orang-orang Lewi itu lebih bersungguh-sungguh menguduskan dirinya dari pada para imam.
35 Lagipula korban bakaran itu banyak, dengan segala lemak korban keselamatan dan segala korban curahan pada korban-korban bakaran itu. Demikianlah ibadah di rumah TUHAN ditetapkan kembali.
36 Hizkia dan seluruh rakyat bersukacita akan apa yang telah ditetapkan Allah bagi bangsa itu, karena hal itu terjadi dengan tak disangka-sangka.
Pernahkah Anda merasakan benda asing (binatang kecil, debu, atau lainnya) masuk ke dalam mata Anda? Apa yang terjadi selanjutnya? Benda asing itu akan membuat iritasi dan mengganggu penglihatan Anda, bukan? Selama benda asing itu belum keluar, maka mata Anda akan terasa sakit karena iritasi dan aktivitas Anda pun terganggu olehnya.
Demikianlah halnya dengan usaha penyucian kembali Rumah Tuhan yang dilakukan raja Hizkia. Ia sadar bahwa kecemaran dan ketidaksetiaan kepada Tuhan telah membuat mereka menderita, Yehuda dan Yerusalem dimurkai Tuhan, nenek moyang mereka ditewaskan pedang dan kengerian terjadi di tengah-tengah mereka. Oleh karena itu, Hizkia membuka kembali pintu-pintu rumah Tuhan dan memperbaikinya. Hizkia mendatangkan para imam dan orang Lewi untuk menguduskan kembali Rumah Tuhan dan mengeluarkan kecemaran dari tempat kudus Tuhan (ay. 4-5).
Mendengar perintah raja Hizkia ini, orang-orang Lewi dan para imam menahirkan diri dan kemudian menyucikan Rumah Tuhan sesuai firman Tuhan. Semua yang najis dibawa keluar ke lembah Kidron untuk dibakar habis. Kemudian raja Hizkia memanggil para pemimpin kota untuk pergi ke Rumah Tuhan. Mereka membawa korban penghapus dosa untuk keluarga raja, untuk tempat kudus dan untuk Yehuda. Mereka mempersembahkan sejumlah binatang korban sesuai hukum Musa dan menyanyikan pujian dari kata-kata Daud dan Asaf, kemudian sujud menyembah Tuhan. Segala pekerjaan penyucian kembali Rumah Tuhan didukung dan direspons baik oleh seluruh rakyat. Maka bersukacitalah mereka, sebab Rumah Tuhan telah dijauhkan dari segala kecemaran.
Bagaimana dengan kondisi kita hari ini? Apakah gereja Tuhan terjaga kekudusannya? Bagaimana pula dengan tubuh kita sebagai Bait Roh Kudus? Apakah setiap jemaat Tuhan telah hidup dalam kekudusan dan melakukan perintah Tuhan? Marilah kita menjauhkan diri dari kecemaran dan melayani Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, sehingga Tuhan berkenan atas segala ibadah yang kita kerjakan dan memberkati kita.
STUDI PRIBADI: Mengapa Hizkia harus melakukan penyucian kembali Rumah Tuhan? Apa yang dapat kita pelajari dari kisah ini dan terapkan dalam hidup kita?
Pokok Doa: :Berdoalah bagi jemaat agar mereka beribadah kepada Tuhan dengan ketulusan hati dan kekudusan. Doakan agar mereka juga setia melakukan perintah Tuhan.