Iman Pada Anak Kecil

Kamis, 14 Juli 2022

“Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.’” (2 Raja-raja 5:3)

Bacaan hari ini: 2 Raja-raja 5 | Bacaan setahun: 2 Raja-raja 5

Latar belakang kisah ini: ketika dikalahkan bangsa Aram, rakyat Israel ditawan ke Aram. Salah satu tawanan adalah seorang gadis kecil; ia menjadi pelayan nyonya Naaman, panglima perang Aram. Sebagai korban perang, ia dijadikan budak melayani bangsa asing, tapi ia memiliki iman yang teguh kepada Allah. Iman adalah kepercayaan; walau ia tidak melihat, ia percaya Allah besertanya. Oleh sebab itu, ketika Naaman sakit kusta, gadis kecil ini tidak segan memberitahukan Naaman bahwa Allah akan menyembuhkan sakit kustanya melalui nabi yang ada di Israel, Elisa. Iman yang luar biasa, iman yang percaya dan mempercayai Allah sepenuhnya. Gadis kecil ini tahu, keberadaan dirinya adalah bukti kekalahan Israel, tapi dia percaya Allah Israel (melalui nabi Elisa) bisa memberi kesembuhan. Inilah iman sejati; walau ia budak dan negaranya kalah, ia percaya Allahnya berkuasa atas segala sesuatu, termasuk sakit penyakit ini.

Selain itu, gadis kecil ini memiliki belas kasihan yang besar. Kita bisa bayangkan; sebagai anak dari keluarga orang Israel, karena kalah perang, dia dan kemungkinan bersama keluarganya, mereka ditawan ke Aram, dipaksa menjadi pelayan. Secara manusia, ia pasti benci bangsa Aram, tidak rela melayani orang yang memaksa kita bekerja untuk mereka; kalau bisa, justru kita mengharapkan kecelakaan terjadi pada keluarga Naaman, bukan mendoakan kesembuhannya. Namun tidak demikian dengan gadis ini; begitu dia tahu bahwa tuannya menderita sakit kusta dan tidak kunjung sembuh, maka dia memberanikan diri untuk berbicara kepada majikannya, supaya berobat ke nabi Elisa dan pasti bisa sembuh. Kasih yang dimiliki di dalam hatinya mendorongnya untuk berbuat baik kepada tuannya, walau tuannya adalah musuhnya dan musuh bangsanya.

Apakah dalam segala segala situasi yang sulit, kita mau tetap percaya kepada Allah yang baik dan berkuasa atas segala sesuatu, walaupun kita tidak melihat pertolongan Tuhan? Iman yang sejati selalu memperhatikan relasi vertikal dengan Allah, dan horisontal dengan sesamanya, meskipun sesama kita telah melukai diri kita.

STUDI PRIBADI: Apa yang menghambat kita untuk mempercayai Allah dan sesama kita? Bagaimana kita memelihara relasi yang vertikal dan horisontal ini secara seimbang?

Pokok Doa: Berdoalah agar umat Allah serius memperhatikan relasi mereka dengan Allah dan juga sesama. Berdoalah bagi gereja Tuhan supaya dapat mewujudkan tugas dan panggilannya sebagai garam dan terang dunia. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *