Tindakan Elisa

Jumat, 15 Juli 2022

“Jika TUHAN tidak menolong engkau, dengan apakah aku dapat menolong engkau?...” (2 Raja-raja 6:27)

Bacaan hari ini: 2 Raja-raja 6:24-33 | Bacaan setahun: 2 Raja-raja 6-7

Kehidupan orang Israel tercemar, karena mengikuti dosa bangsa-bangsa di sekitar mereka. Tuhan tidak ingin umat-Nya terus hidup di dalam dosa, sehingga Tuhan memberikan peringatan sekaligus hukuman, melalui Benhadad, raja Aram yang diberikan “kemurahan hati” oleh Ahab, raja Israel (1Raja-raja 20:32-34). Ahab mengabaikan perintah Tuhan yang mau agar Benhadad dibunuh; Ahab justru menyelamatkannya (1Raja-raja 20:42). Apa yang terjadi kepada Israel di Samaria adalah hasil dari dosa dan ketidaktaatan mereka kepada Tuhan.

Pengepungan raja Aram ini menimbulkan kelaparan hebat di Samaria, sebab pasokan makanan tidak bisa masuk ke kota. Terjadi krisis moneter, harga bahan makanan melonjak naik, sebab persediaan makanan semakin menipis. Bukan hanya krisis ekonomi, terjadi pula krisis moral, sehingga seorang ibu tega makan anaknya demi bertahan hidup (ay. 28-29). Masih berlanjut, raja Israel mengalami krisis iman, dia tidak lagi berharap kepada Tuhan (ay. 33). Pada saat itu, seluruh Israel hidup dalam ketakutan, mereka takut akan masa depan yang tidak pasti. Namun, di tengah-tengah ketidakpercayaan Israel, ada Elisa, abdi Allah yang percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Elisa yakin, Tuhan yang penuh kasih tidak akan meninggalkan umat-Nya, Tuhan tidak akan membiarkan umat-Nya ditumpas oleh bangsa Aram.

Tuhan memakai siapa saja untuk menjadi alat Tuhan menyelamatkan umat-Nya. Salah satunya adalah empat orang sakit kusta yang berani datang ke dalam perkemahan orang Aram, sehingga mereka dapat melihat bahwa perkemahan bangsa yang mengepung Samaria itu telah kosong, hanya tertinggal persediaan makanan, kuda, emas dan perak serta pakaian, sebab Tuhan membuat tentara Aram lari ketakutan (2Raja-raja 7:3-11). Seluruh persediaan makanan tentara Aram itu cukup untuk seluruh bangsa Israel yang kelaparan. Dalam hidup kita, mungkin ada krisis yang pernah atau sedang terjadi, mungkin krisis finansial, krisis moral karena dosa yang kita lakukan atau mungkin krisis kepercayaan. Di tengah semua krisis itu, apa yang kita lakukan dan kepada siapakah kita datang?

STUDI PRIBADI: Apakah yang bisa kita pelajari dari kontras sikap raja Israel dengan Elisa? Sejauh mana usaha kita untuk menaati dan mempercayai Tuhan dalam hidup kita?

Pokok Doa: Berdoalah, Tuhan memampukan kita untuk taat dan percaya sepenuhnya kepada-Nya, apapun yang terjadia. Berdoa bagi para pemimpin Gereja Tuhan dan bangsa ini, untuk selalu hidup takut akan Tuhan. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *