Selasa, 13 Februari 2024
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Matius 5:44)
Pembahasan: Matius 5:43-44 | Bacaan setahun: Matius 5:43-48
Matius 5 : 43-48
43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?
48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”
Secara umum kita diajarkan untuk mengasihi sesama dan dipandang wajar untuk tidak berbuat baik kepada musuh kita. Bahkan tidak jadi soal jika kita membenci musuh-musuh kita. Ini adalah norma umum yang sangat bisa diterima.
Dalam kehidupan sosial orang Israel, hukum Taurat Musa juga berlaku sama. “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu” (ay. 43). “Sesama” di sini mempunyai makna yang terbatas, yaitu sebatas saudara sebangsa dan seagama, 12 suku Israel. Tidak termasuk musuh-musuh Israel atau bangsa-bangsa lainnya. Kristus hadir memberikan pengajaran yang sangat kontras. Kata “tetapi” (ay. 14) mengontraskan ajaran umum yang berkembang dalam masyarakat Yahudi waktu itu dengan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam Yesus Kristus. Sikap mengasihi para musuh mereka merupakan daya tarik yang harus dimiliki oleh setiap umat Tuhan. Mungkin yang dikatakan Kristus, tidak pernah timbul dalam hati dan pikiran mereka. Sebab kata “musuh” (Yun. Echthros) dalam ayat ini merujuk kepada orang-orang yang secara agresif dan terang-terangan membenci, memusuhi, dan mencelakai. Oleh sebab itu, kata “musuh” diterangkan lagi dengan frasa “mereka yang menganiaya kamu.” Kata “menganiaya” di sini berarti “mengejar secara agresif, seperti pemburu yang mengejar hasil tangkapan.” Dalam manuskrip yang lebih kemudian, dituliskan, “Berkatilah mereka yang mengutukimu dan berbuat baiklah kepada mereka yang membencimu.”
Bagaimana mungkin kita memiliki kasih yang sedemikian sempurna? Ini adalah kasih yang supranatrual, radikal dan sempurna. Kasih Allah yang dinyatakan melalui pengorbanan Kristus bagi setiap manusia yang berontak kepada-Nya. Maka, kasih ini hanya mungkin kita temukan dan miliki dalam persekutuan dengan Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Setiap umat Allah akan dimampukan untuk mengasihi musuhnya seperti ajaran Tuhan, hanya bila mereka hidup dalam persekutuan yang intim dengan Tuhan, sebab Tuhan Yesus berkata, “di luar Dia kita tidak bisa berbuat apa-apa.”
STUDI PRIBADI: Mengapa kita harus belajar untuk mengasihi musuh kita? Apa keuntungan yang bisa kita peroleh? Bagaimana kita bisa mampu melakukannya?
Pokok Doa: Berdoa bagi komunitas generasi muda dan Gereja Tuhan, agar dimampukan untuk menghidupi ajaran Kristus dengan baik. Juga, di negara Indonesia semakin dipenuhi orang-orang yang hidup saling mengasihi.
Matius 5 : 43
43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
Matius 5 : 14
14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Matius 5 : 39
39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
Matius 5 : 28
28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Markus 10 : 13-16
Yesus memberkati anak-anak
13 Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
14 Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.
15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."
16 Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.
Matius 19 : 13-15
Yesus memberkati anak-anak
13 Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.
14 Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."
15 Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.
Matius 5 : 22c
22c siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Matius 23 : 17
17 Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?
Matius 5 : 23-26
23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
1 Yohanes 4 : 20a
20a Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta,
1 Yohanes 4 : 20b
20b karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.