Makanan Persembahan Berhala

Kamis, 19 Oktober 2023

“Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku.” (1 Korintus 8:13)


Bacaan hari ini: 1 Korintus 8:1-13 | Bacaan setahun: 1 Korintus 7-8

Di sekitar kita sering didengungkan bahwa setiap orang mempunyai hak untuk berbicara dan mengemukakan pendapat. Sayangnya, kita yang menyampaikan pendapat sering bertindak melewati batas dalam mengutarakan pikiran. Karena faktanya, ada orang yang—karena merasa bahwa dirinya memiliki pengetahuan lebih—ketika menyampaikan pendapat tidak memperhatikan kepentingan mereka yang berseberangan dengan dirinya.

Kehidupan Jemaat Korintus memiliki situasi yang hampir sama. Pada masa itu, kota Korintus merupakan kota yang terbilang sangat maju, termasuk juga pengetahuan yang dimiliki oleh beberapa anggota Jemaat. Di sini, Rasul Paulus mengingatkan bahwa kebebasan berpendapat yang tidak lagi memperhatikan kegelisahan hati nurani orang lain tergolong perbuatan dosa terhadap Kristus (ay. 12). Teguran ini muncul mengingat jemaat Korintus waktu itu tidak memiliki pengetahuan yang sama tentang makanan yang dipersembahkan kepada berhala. Paulus menjelaskan bahwa Kristus juga telah mati bagi mereka yang masih lemah imannya itu. Jadi, ketika ada sesama yang memiliki kebimbangan hati nurani dan lemah imannya karena masalah makanan yang dipersembahkan kepada berhala, Paulus dengan tegas akan menghindari untuk makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala. Sembari menanti pertumbuhan iman mereka, Paulus akan mendorong Jemaat agar tetap percaya kepada Allah yang benar di dalam Kristus Yesus dan perlahan menyingkirkan keyakinan bahwa berhala-berhala itu berkuasa atas segala sesuatu, termasuk dalam hal makanan yang telah dipersembahkan. Dengan kata lain, Paulus menhan diri sembari menolong mereka bertumbuh.

Dengan demikian, seharusnya sebagai sesama anggota tubuh Kristus selalu mengembangkan dan ingat bahwa mempertahankan keyakinan yang benar tanpa mempedulikan hati nurani orang lain yang lemah, bukan sikap umat Allah yang terpuji. Justru dengan sikap ini kita malah berpotensi menjadi batu sandungan bagi mereka.

STUDI PRIBADI: Mengapa ada ketidak-cocokan dalam jemaat Korintus? Mengapa Rasul Paulus mengambil sikap tegas untuk tidak mau menjadi batu sandungan bagi sesamanya?

Pokok Doa: Berdoa bagi umat Allah dapat dengan jujur semakin mengoreksi diri sendiri dan bertekad untuk bertumbuh dalam kebenaran. Berdoa agar umat Tuhan bertekad untuk tidak menjadi batu sandungan bagi sesamanya.

×

1 Korintus 8 : 12

12 Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus.

×

1 Korintus 6 : 5

5 Hal ini kukatakan untuk memalukan kamu. Tidak adakah seorang di antara kamu yang berhikmat, yang dapat mengurus perkara-perkara dari saudara-saudaranya?

×

1 Korintus 6 : 9

9 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,

×

1 Korintus 6 : 10

10 pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

×

1 Korintus 3 : 7

11 Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.

×

1 Korintus 3 : 8

8 Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri.

×

1 Korintus 3 : 9

9 Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *