Kuk Babel

Rabu, 19 April 2023

“Sebab Aku tidak mengutus mereka, demikianlah firman TUHAN, tetapi mereka bernubuat palsu demi nama-Ku, sehingga kamu Kuceraiberaikan dan menjadi binasa bersama-sama dengan nabi-nabi yang bernubuat kepadamu itu.” (Yeremia 27:15)


Bacaan hari ini: Yeremia 27:1-22 | Bacaan tahunan: Yeremia 26-27

Belakangan kita sering melihat orang memamerkan harta kekayaan atau miliknya di media sosial. Ini tidak sepenuhnya salah. Namun, itu bisa membuat orang berpikir bahwa demikianlah hidup yang ideal: bergelimang harta, terpenuhinya semua keinginan baik makanan, pakaian, teman, kekasih, dan lain-lain. Hal itu terbawa juga menjadi ukuran dalam relasi kita dengan Tuhan. Orang berpikir bahwa mengikut dan menaati Tuhan akan menghasilkan kehidupan nyaman dan relatif sedikit masalah. Namun, kenyataannya, seringkali kehidupan justru berbicara sebaliknya.

Dalam Yeremia 27 ini, Tuhan memerintahkan umat Israel agar belajar taat di tengah segala kesulitan. Umat Israel diperintahkan untuk ikut dalam pembuangan ke Babel dan tidak berontak. Hal ini tentu menuai pertanyaan, mengapa Tuhan menghendaki hal ini? Ini tentu saja adalah sebuah disiplin bagi umat Israel karena mereka telah tidak taat pada Tuhan melalui praktik penyembahan berhala. Di sisi lain, hal ini menjadi sarana Tuhan memperkenalkan cara hidup umat Allah kepada bangsa asing. Kehidupan umat Israel di tengah bangsa asing menjadi cara Tuhan memperkenalkan diri-Nya kepada bangsa-bangsa. Dengan pemahaman tersebut, pembuangan ke Babel tidak sepenuhnya buruk. Kuk Babel, atau penderitaan akibat pembuangan di Babel memang tidak mudah, namun Tuhan berjanji hadir dan menyertai kehidupan mereka jika mereka menaati perintah Tuhan ini.

Bukankah hal ini juga kadang terjadi dalam hidup kita? Kadang kita bisa terjebak dalam pemikiran bahwa kehendak Tuhan pasti mendatangkan kenyamanan untuk kita, atau kehendak Tuhan seharusnya cocok dengan keinginan kita. Kita lupa bahwa kita adalah manusia terbatas dengan cara pikir yang dipengaruhi dosa, sehingga kita “gagal paham” dengan maksud Tuhan. Nyatanya, Tuhan kadang menempatkan kita dalam situasi yang tidak nyaman, demi memberikan kesempatan kepada kita untuk belajar taat dan bertumbuh dalam iman dan keyakinan akan penyertaan Tuhan. Dengan demikian, kita bisa menjadi kesaksian melalui cara hidup kita yang bergantung kepada Tuhan.

STUDI PRIBADI: Adakah hal sulit yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup Anda? Bagaimana Anda membuatnya sebagai kesempatan untuk hidup taat kepada Tuhan dan kesaksian?

Pokok Doa: Doakan agar anak-anak Tuhan menggunakan tiap kesempatan hidupnya untuk menyaksikan perbuatan Allah.

×

Yeremia 25 : 31

31 Deru perang akan sampai ke ujung bumi, sebab TUHAN mempunyai pengaduan terhadap bangsa-bangsa; Ia akan berperkara dengan segala makhluk: Orang-orang fasik akan diserahkan-Nya kepada pedang, demikianlah firman TUHAN.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *