Suci, Suci, Suci

Sabtu, 25 Februari 2023

“Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” (Yesaya 6:3)

Bacaan hari ini: Yesaya 6:1-13 | Bacaan setahun: Yesaya 6-7

Perikop ini dimulai dengan pertunjukan kebesaran Allah: Takhta-Nya besar, ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Bukan hanya dalam kebesaran-Nya, Allah juga tampil dalam kehebatan dan kekudusan-Nya. Yesaya melihat para serafim berdiri di sebelah atas-Nya. Menariknya, para serafim ini menggunakan empat sayapnya menutupi wajah dan kaki mereka. Ini disebabkan karena mereka pun tidak tahan dengan kemuliaan Allah. Luar biasa, para makhluk supranatural yang mulia ternyata juga tidak tahan dengan kemuliaan Allah! Seruan para serafim dan apa yang terjadi sesudahnya, makin memberi efek yang kuat betapa Allah sungguh penuh kuasa, mulia, dan kudus. Kehebatan-Nya terlampau besar untuk dilukiskan.

Menanggapi hal itu, ada dua sikap yang Yesaya tampilkan. Pertama, ia menyadari keberdosaannya. Menyadari kehidupannya, Yesaya yakin bahwa penampakan Allah itu seharusnya berarti hukuman. Menariknya, melalui apa yang dilakukan para serafim, Allah justru menunjukkan kasih karunia-Nya. Di satu sisi, perjumpaan dengan Allah akan menghancurkan keangkuhan kita. Perjumpaan dengan Allah membuat kita sadar betapa bobroknya kita sebenarnya. Di sisi lain, perjumpaan dengan Allah juga menyadarkan kita mengenai anugerah-Nya. Alih-alih hukuman, Ia malah memberikan kita kehidupan. Kedua, Yesaya bersedia menjadi utusan Allah. Saat Allah mencari siapa yang akan Dia utus, Yesaya menjawab undangan itu. Ia bersedia meski Allah menyatakan bahwa pemberitaan-Nya akan sia-sia. Bukannya bertobat, mereka yang mendengar seruan Yesaya malah makin mengeraskan hati. Tetapi, perjumpaan dengan Allah memang membawa ketaatan. Kita berani mengambil pilihan-pilihan yang sulit karena kita tahu Tuhan ingin kita berjalan ke sana.

Perjumpaan dengan Allah pasti mengubahkan hidup seseorang. Ada sikap-sikap berbeda yang akan ditampilkan seseorang dalam hidupnya. Apakah Anda sudah berjumpa dengan Allah? Apakah kita makin menyadari kerusakan kita? Apakah kita semakin menyadari betapa besar anugerah- Nya? Apakah Anda berani mengambil pilihan-pilihan sulit demi Dia?

STUDI PRIBADI: Mengapa orang yang berjumpa dengan Allah seharusnya semakin rendah hati? Apakah kerendahan hati merupakan satu-satu tanda perjumpaan dengan Allah?

Pokok Doa: Doakan agar anak-anak Allah terus hidup dalam kerendahan hati dan ketaatan kepada tuntunan Allah. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *