Senin, 20 Februari 2023
“Mari, kita pergi pagi-pagi ke kebun anggur… Di sanalah aku akan memberikan cintaku kepadamu!” (Kidung Agung 7:12, TB)
Bacaan hari ini: Kidung Agung 7:6-13 | Bacaan setahun: Kidung Agung 6-7
Kidung Agung 6
1 –Ke mana perginya kekasihmu, hai jelita di antara wanita? Ke jurusan manakah kekasihmu pergi, supaya kami mencarinya besertamu?
2 –Kekasihku telah turun ke kebunnya, ke bedeng rempah-rempah untuk menggembalakan domba dalam kebun dan memetik bunga bakung.
3 Aku kepunyaan kekasihku, dan kepunyaanku kekasihku, yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.
Mempelai laki-laki memuji mempelai perempuan
4 Cantik engkau, manisku, seperti kota Tirza, juita seperti Yerusalem, dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya.
5 Palingkanlah matamu dari padaku, sebab aku menjadi bingung karenanya. Rambutmu bagaikan kawanan kambing yang bergelombang turun dari Gilead.
6 Gigimu bagaikan kawanan domba, yang keluar dari tempat pembasuhan, yang beranak kembar semuanya, yang tak beranak tak ada.
7 Bagaikan belahan buah delima pelipismu di balik telekungmu.
8 Permaisuri ada enam puluh, selir delapan puluh, dan dara-dara tak terbilang banyaknya.
9 Tetapi dialah satu-satunya merpatiku, idam-idamanku, satu-satunya anak ibunya, anak kesayangan bagi yang melahirkannya; puteri-puteri melihatnya dan menyebutnya bahagia, permaisuri-permaisuri dan selir-selir memujinya.
10 “Siapakah dia yang muncul laksana fajar merekah, indah bagaikan bulan purnama, bercahaya bagaikan surya, dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya?”
11 Ke kebun kenari aku turun melihat kuntum-kuntum di lembah, melihat apakah pohon anggur berkuncup dan pohon-pohon delima berbunga.
12 Tak sadar diri aku; kerinduanku menempatkan aku di atas kereta orang bangsawan.
13 Kembalilah, kembalilah, ya gadis Sulam, kembalilah, kembalilah, supaya kami dapat melihat engkau! Mengapa kamu senang melihat gadis Sulam itu seperti melihat tari-tarian perang?
Kidung Agung 7 : 6-13
Kenikmatan cinta
6 Betapa cantik, betapa jelita engkau, hai tercinta di antara segala yang disenangi.
7 Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan buah dadamu gugusannya.
8 Kataku: “Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti buah apel.
9 Kata-katamu manis bagaikan anggur!” Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur!
10 Kepunyaan kekasihku aku, kepadaku gairahnya tertuju.
11 Mari, kekasihku, kita pergi ke padang, bermalam di antara bunga-bunga pacar!
12 Mari, kita pergi pagi-pagi ke kebun anggur dan melihat apakah pohon anggur sudah berkuncup, apakah sudah mekar bunganya, apakah pohon-pohon delima sudah berbunga! Di sanalah aku akan memberikan cintaku kepadamu!
13 Semerbak bau buah dudaim; dekat pintu kita ada pelbagai buah-buah yang lezat, yang telah lama dan yang baru saja dipetik. Itu telah kusimpan bagimu, kekasihku!
Sekitar setahun setelah kematian sang suami, Pangeran Philip, Ratu Elizabeth pergi menyusul mendiang suaminya. Konon, salah satu penyebab kemunduran kesehatan Ratu Elizabeth adalah kesedihan yang mendalam karena kematian suaminya, orang yang paling dicintai dan dirindukannya. Dalam hemat saya, inilah cinta yang memberi dan memiliki.
Dalam bacaan firman ini, penulis Kidung Agung memuji kemolekan, kecantikan, dan keindahan fisik kekasihnya. Penggambaran fisik ini tidak boleh dibaca sebagai sebuah cerita tabu, melainkan sebagai sebuah pujian akan keindahan ciptaan Tuhan dan kesakralan cinta yang Tuhan telah anugerahkan. Meski terkesan vulgar, bila orang percaya meyakini bahwa relasi kudus antara Tuhan dan umat-Nya juga dapat digambarkan sebagai hubungan antara suami-istri yang penuh kasih tulus dan bukan hawa nafsu belaka, maka kesan vulgar tersebut akan hilang dengan sendirinya. Gambaran itu berganti dengan gambaran kekudusan antara orang percaya dengan Allah, yang dipersatukan melalui Kristus. Tuhan sendiri telah memberi diri-Nya menjadi manusia di dalam Kristus. Melalui pengorbanan dan darah-Nya, Ia telah membayar lunas orang percaya menjadi milik-Nya (1Kor. 6:20; 7:23).
Kisah Allah yang telah memberikan diri-Nya melalui diri Kristus dan membayar lunas umat-Nya berbicara lebih kuat daripada cinta Pangeran Philip dan Ratu Elizabeth yang saling memberi dan saling memiliki. Kisah ini juga mengingatkan orang percaya untuk hidup terus dalam kasih Allah. Menyadari betapa berharganya tiap kita karena Allah telah memberi yang terbaik, yaitu diri-Nya sendiri. Ingat dan renungkanlah senantiasa nasihat dalam 1Petrus 1:18-19, “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus..,” Bersyukur dan muliakanlah Allah seumur hidupmu. Beritakanlah kepada mereka yang terhilang bahwa Allah mengasihi mereka.
STUDI PRIBADI: Berapakah harga yang Tuhan berikan agar Anda menjadi milik-Nya? Apa respons Anda menyadari bahwa Anda tidak layak namun dilayakkan menjadi milik-Nya?
Pokok Doa: Agar jemaat makin menyadari betapa besarnya kasih anugerah Allah dalam hidupnya; berdoalah agar orang percaya mau memberitakan Injil bagi mereka yang terhilang.