Jumat, 17 Februari 2023
“Memang hitam aku, tetapi cantik, hai puteri-puteri Yerusalem, seperti kemah orang Kedar, seperti tirai-tirai orang Salma.” (Kidung Agung 1:5)
Bacaan hari ini: Kidung Agung 1:1-8 | Bacaan setahun: Kidung Agung 1-2
Kidung Agung 1 : 1-8
1 Kidung agung dari Salomo.
Mempelai perempuan dan puteri-puteri Yerusalem
2 –Kiranya ia mencium aku dengan kecupan! Karena cintamu lebih nikmat dari pada anggur,
3 harum bau minyakmu, bagaikan minyak yang tercurah namamu, oleh sebab itu gadis-gadis cinta kepadamu!
4 Tariklah aku di belakangmu, marilah kita cepat-cepat pergi! Sang raja telah membawa aku ke dalam maligai-maligainya. Kami akan bersorak-sorai dan bergembira karena engkau, kami akan memuji cintamu lebih dari pada anggur! Layaklah mereka cinta kepadamu!
5 Memang hitam aku, tetapi cantik, hai puteri-puteri Yerusalem, seperti kemah orang Kedar, seperti tirai-tirai orang Salma.
6 Janganlah kamu perhatikan bahwa aku hitam, karena terik matahari membakar aku. Putera-putera ibuku marah kepadaku, aku dijadikan mereka penjaga kebun-kebun anggur; kebun anggurku sendiri tak kujaga.
7 Ceriterakanlah kepadaku, jantung hatiku, di mana kakanda menggembalakan domba, di mana kakanda membiarkan domba-domba berbaring pada petang hari. Karena mengapa aku akan jadi serupa pengembara dekat kawanan-kawanan domba teman-temanmu?
8 –Jika engkau tak tahu, hai jelita di antara wanita, ikutilah jejak-jejak domba, dan gembalakanlah anak-anak kambingmu dekat perkemahan para gembala.
Kidung Agung 2
1 Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung di lembah-lembah.
2 –Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di antara gadis-gadis.
3 –Seperti pohon apel di antara pohon-pohon di hutan, demikianlah kekasihku di antara teruna-teruna. Di bawah naungannya aku ingin duduk, buahnya manis bagi langit-langitku.
4 Telah dibawanya aku ke rumah pesta, dan panjinya di atasku adalah cinta.
5 Kuatkanlah aku dengan penganan kismis, segarkanlah aku dengan buah apel, sebab sakit asmara aku.
6 Tangan kirinya ada di bawah kepalaku, tangan kanannya memeluk aku.
7 Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem, demi kijang-kijang atau demi rusa-rusa betina di padang: jangan kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya!
Di pintu mempelai perempuan
8 Dengarlah! Kekasihku! Lihatlah, ia datang, melompat-lompat di atas gunung-gunung, meloncat-loncat di atas bukit-bukit.
9 Kekasihku serupa kijang, atau anak rusa. Lihatlah, ia berdiri di balik dinding kita, sambil menengok-nengok melalui tingkap-tingkap dan melihat dari kisi-kisi.
10 Kekasihku mulai berbicara kepadaku: “Bangunlah manisku, jelitaku, marilah!
11 Karena lihatlah, musim dingin telah lewat, hujan telah berhenti dan sudah lalu.
12 Di ladang telah nampak bunga-bunga, tibalah musim memangkas; bunyi tekukur terdengar di tanah kita.
13 Pohon ara mulai berbuah, dan bunga pohon anggur semerbak baunya. Bangunlah, manisku, jelitaku, marilah!
14 Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!”
15 Tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun-kebun anggur, kebun-kebun anggur kami yang sedang berbunga!
16 Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.
17 Sebelum angin senja berembus dan bayang-bayang menghilang, kembalilah, kekasihku, berlakulah seperti kijang, atau seperti anak rusa di atas gunung-gunung tanaman rempah-rempah!
Dalam kehidupan sehari-hari, terjadi kesalahan menginterpretasikan kasih pada antara sesama termasuk keluarga, bahkan pernikahan. Kasih sering diidentikan dengan tindakan baik kepada orang-orang yang memenuhi standar yang kita inginkan. Maraknya kata-kata kasar dan terkesan saling menjatuhkan sering dijumpai di media sosial. Apakah kita juga termasuk orang yang menyelesaikan masalah pribadinya dengan cara menjatuhkan orang lain yang telah melukai hati kita?
Bagian yang kita baca ialah sebagian dari tulisan Raja Salomo tentang kasih di antara dua orang yang saling jatuh cinta. Pada kitab Kidung Agung ini, cinta menggambarkan sebuah keindahan kasih di antara sepasang pria dan wanita, yang dinikmati dengan penuh hormat dan kekudusan. Kidung Agung 1:1-8 berbicara tentang ungkapan kasih seorang perempuan pada seorang pria yang disampaikannya kepada teman-temannya. Sedemikian bangga dan bahagianya kepada sang kekasih. Bahkan hal itu membuatnya percaya diri, sekalipun kulitnya hitam, yang dalam pandangan umum tidak cantik, namun baginya cantik atau indah. Dari sini kita bisa belajar, bahwa kasih adalah normal dan natural. Kasih juga dinyatakan dalam kebenaran dan kekudusan. Sehingga akan ada sikap saling menghormati satu dengan lainnya. Relasi dalam pernikahan ataupun dalam keluarga menjadi sebuah ujian yang besar untuk dapat menjaga ekspresi kasih yang indah semacam ini. Karena justru melalui kehidupan sehari-hari di tengah keluarga lah, kita bisa menyaksikan keseharian orang-orang yang kita kasihi ini.
Ini berlaku bagi kita yang mencari pasangan hidup. Perlu diperhatikan agar orang yang kita pilih itu adalah pribadi yang dapat menolong kita untuk bertumbuh dalam iman, kasih, dan pengharapan dalam Tuhan. Itu terwujud melalui kata-kata dan perbuatan yang menghargai dan saling menhormati. Kasih bukan tidak sekadar menuntut orang lain menjadi seperti yang kita inginkan namun juga menerima dengan keunikannya, dan memanfaatkan perbedaan itu sebagai sarana pertumbuhan bersama. Maka di sinilah kita belajar mengenai kasih yang penuh penerimaan dan pengampunan.
STUDI PRIBADI: Bagaimana Anda mengekspresikan kasih dalam keluarga? Dengan kata-kata yang menjatuhkan/merendahkan? Jika ada, bagaimana cara untuk mengatasinya?
Pokok Doa: Berdoa bagi Keluarga Kristen yang dipenuhi dengan keinginan untuk mementingkan diri sendiri, baik secara ekonomi dan sosial. Berdoalah bagi bangsa kita, gigih menurunkan angka perceraian di dalam masyarakat.