Kamis, 2 Februari 2023
“Siapakah dapat berkata: Aku telah membersihkan hatiku, aku tahir dari pada dosaku?” (Amsal 20:9)
Bacaan hari ini: Amsal 20:1-30 | Bacaan setahun: Amsal 20
Amsal 20 : 1-30
1 Anggur adalah pencemooh, minuman keras adalah peribut, tidaklah bijak orang yang terhuyung-huyung karenanya.
2 Kegentaran yang datang dari raja adalah seperti raung singa muda, siapa membangkitkan marahnya membahayakan dirinya.
3 Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak.
4 Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa.
5 Rancangan di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya.
6 Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?
7 Orang benar yang bersih kelakuannya–berbahagialah keturunannya.
8 Raja yang bersemayam di atas kursi pengadilan dapat mengetahui segala yang jahat dengan matanya.
9 Siapakah dapat berkata: “Aku telah membersihkan hatiku, aku tahir dari pada dosaku?”
10 Dua macam batu timbangan, dua macam takaran, kedua-duanya adalah kekejian bagi TUHAN.
11 Anak-anakpun sudah dapat dikenal dari pada perbuatannya, apakah bersih dan jujur kelakuannya.
12 Telinga yang mendengar dan mata yang melihat, kedua-duanya dibuat oleh TUHAN.
13 Janganlah menyukai tidur, supaya engkau tidak jatuh miskin, bukalah matamu dan engkau akan makan sampai kenyang.
14 “Tidak baik! Tidak baik!”, kata si pembeli, tetapi begitu ia pergi, ia memuji dirinya.
15 Sekalipun ada emas dan permata banyak, tetapi yang paling berharga ialah bibir yang berpengetahuan.
16 Ambillah pakaian orang yang menanggung orang lain, dan tahanlah dia sebagai sandera ganti orang asing.
17 Roti hasil tipuan sedap rasanya, tetapi kemudian mulutnya penuh dengan kerikil.
18 Rancangan terlaksana oleh pertimbangan, sebab itu berperanglah dengan siasat.
19 Siapa mengumpat, membuka rahasia, sebab itu janganlah engkau bergaul dengan orang yang bocor mulut.
20 Siapa mengutuki ayah atau ibunya, pelitanya akan padam pada waktu gelap.
21 Milik yang diperoleh dengan cepat pada mulanya, akhirnya tidak diberkati.
22 Janganlah engkau berkata: “Aku akan membalas kejahatan,” nantikanlah TUHAN, Ia akan menyelamatkan engkau.
23 Dua macam batu timbangan adalah kekejian bagi TUHAN, dan neraca serong itu tidak baik.
24 Langkah orang ditentukan oleh TUHAN, tetapi bagaimanakah manusia dapat mengerti jalan hidupnya?
25 Suatu jerat bagi manusia ialah kalau ia tanpa berpikir mengatakan “Kudus”, dan baru menimbang-nimbang sesudah bernazar.
26 Raja yang bijak dapat mengenal orang-orang fasik, dan menggilas mereka berulang-ulang.
27 Roh manusia adalah pelita TUHAN, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya.
28 Kasih dan setia melindungi raja, dan dengan kasih ia menopang takhtanya.
29 Hiasan orang muda ialah kekuatannya, dan keindahan orang tua ialah uban.
30 Bilur-bilur yang berdarah membersihkan kejahatan, dan pukulan membersihkan lubuk hati.

Gereja ada di dunia bukan tempat untuk orang sempurna. Gereja hadir bagi orang-orang berdosa yang ingin hidupnya disempurnakan, bertumbuh dengan pertolongan Roh Kudus melalui perubahan hidup sehari-hari, sedikit demi sedikit menjadi serupa Kristus. Tidak ada gereja yang sempurna, tidak satupun dari setiap kita yang kebal dari dosa.
Penulis kitab Amsal yang berhikmat juga menyatakan hal yang sama. Ia sadar tidak ada manusia yang tidak berdosa. Sekalipun mereka membersihkan hati, satu kali mereka akan kembali berdosa (ayat 9). Bukan itu saja, ia juga menyatakan bahwa sejak usia kanak-kanak sekalipun, manusia telah berdosa (ayat 11). Dengan kata lain, semua manusia adalah pendosa di hadapan Tuhan. Semua manusia memiliki sisi gelap dalam setiap kehidupannya (ayat 10). Syukur kepada Allah, seluruh manusia yang berdosa itu telah ditebus oleh karya salib Kristus. Mereka yang tadinya beroleh upahnya yaitu maut, sekarang diselamatkan dalam keselamatan kekal dalam anugerah keselamatan bagi mereka yang percaya kepada-Nya dengan sungguh. Mereka dibawa keluar dari kegelapan menuju terang Kristus yang ajaib. Hasilnya ialah sekumpulan orang-orang yang lahir baru yang disebut dengan gereja (kumpulan anak-anak Allah), yang hidupnya tidak sempurna namun disempurnakan dan hidup menyerupai Kristus.
Inilah gereja sesungguhnya, menyadari sebuah ketidaksempurnaan adalah sebuah keniscayaan dalamnya. Bagian dalam hidup yang harus digumuli bersama dengan Tuhan dan bertumbuh hari demi hari menjadi semakin baik. Jika hari ini kita mengaku adalah sebuah gereja, bagaimana kita memandang pendosa-pendosa di sekitar kita? Apakah kita menolak pendosa tersebut, menjauhi pendosa itu, mencemooh orang-orang yang berdosa di kalangan kita? Tentu tidak demikian bukan? Seharusnyalah kita justru merangkul mereka-mereka yang berdosa untuk bersama datang kepada Kristus, tidak menjauhi mereka, tetapi mendekati mereka serta bertumbuh bersama. Lagian, kita sama-sama orang berdosa yang sama di hadapan Tuhan dan gereja bukanlah tempat untuk orang sempurna.
STUDI PRIBADI: Bagaimana kita memandang orang-orang yang melakukan dosa besar di sekitar kita?
Pokok Doa: Berdoa agar gereja tidak lagi menghakimi mereka yang berdosa tetapi merangkul, mengasihi mereka yang berdosa serta membawa mereka bertumbuh serupa dengan Kristus.