Minggu, 1 Januari 2023
TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku. Suara sorak-sorai dan kemenangan di kemah orang-orang benar: ‘Tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan...’” (Mazmur 118:14-15)
Bacaan hari ini: Mazmur 118:1-29 | Bacaan setahun: Mazmur 118
Mazmur 118 : 1-29
Nyanyian puji-pujian
1 Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
2 Biarlah Israel berkata: “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!”
3 Biarlah kaum Harun berkata: “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!”
4 Biarlah orang yang takut akan TUHAN berkata: “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!”
5 Dalam kesesakan aku telah berseru kepada TUHAN. TUHAN telah menjawab aku dengan memberi kelegaan.
6 TUHAN di pihakku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?
7 TUHAN di pihakku, menolong aku; aku akan memandang rendah mereka yang membenci aku.
8 Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada manusia.
9 Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada para bangsawan.
10 Segala bangsa mengelilingi aku–demi nama TUHAN, sesungguhnya aku pukul mereka mundur.
11 Mereka mengelilingi aku, ya mengelilingi aku–demi nama TUHAN, sesungguhnya aku pukul mereka mundur.
12 Mereka mengelilingi aku seperti lebah, mereka menyala-nyala seperti api duri, –demi nama TUHAN, sesungguhnya aku pukul mereka mundur.
13 Aku ditolak dengan hebat sampai jatuh, tetapi TUHAN menolong aku.
14 TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku.
15 Suara sorak-sorai dan kemenangan di kemah orang-orang benar: “Tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan,
16 tangan kanan TUHAN berkuasa meninggikan, tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan!”
17 Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN.
18 TUHAN telah menghajar aku dengan keras, tetapi Ia tidak menyerahkan aku kepada maut.
19 Bukakanlah aku pintu gerbang kebenaran, aku hendak masuk ke dalamnya, hendak mengucap syukur kepada TUHAN.
20 Inilah pintu gerbang TUHAN, orang-orang benar akan masuk ke dalamnya.
21 Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku.
22 Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.
23 Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
24 Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!
25 Ya TUHAN, berilah kiranya keselamatan! Ya TUHAN, berilah kiranya kemujuran!
26 Diberkatilah dia yang datang dalam nama TUHAN! Kami memberkati kamu dari dalam rumah TUHAN.
27 Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita. Ikatkanlah korban hari raya itu dengan tali, pada tanduk-tanduk mezbah.
28 Allahku Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Engkau.
29 Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Memuji Tuhan itu hal yang mudah, setiap orang Kristen pasti fasih memuji Tuhan. Namun celakanya ketika ditanya alasan kita harus memuji Tuhan, kebanyakan jawabannya adalah: memang orang Kristen harus selalu memuji Tuhan. Seolah-olah memuji Tuhan itu menjadi gaya hidup, satu kewajiban tanpa harus memahami apa alasan di baliknya.
Mazmur 118 adalah satu Mazmur yang indah, dalam Mazmur ini kita bisa belajar bagaimana memuji Tuhan dan dalam kondisi apa kita harus memuji Tuhan. Mazmur ini unik, karena ada di antara Mazmur terpendek yang berisi dua ayat (Mazmur 117) dan Mazmur terpanjang yang berisi 176 ayat (Mazmur 119). Mazmur ini menarik karena dimulai dengan satu pujian bagi Allah. Pertama-tama pujian itu dinaikkan oleh seluruh bangsa Israel, kemudian dia mendeskripsikan lebih detail, yaitu kaum Harun, atau lebih tepat disebut kaum Imam dan para pelayan Tuhan bait Allah yang menjadi pelopor memuji Tuhan. Berikutnya adalah orang yang takut akan Tuhan, bahasa Mandarin menerjemahkan: orang yang menghormati Tuhan (敬 畏) yang memuji Tuhan. Dalam ayat-ayat berikutnya, pemazmur bicara tentang pengalaman pribadinya yang membuat dirinya memuji Tuhan.
Alasan pemazmur memuji Tuhan adalah: “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!” Pemazmur paham akan kasih setia Tuhan yang selalu ada dalam hidupnya, di dalam jatuh-bangunnya dia. Bersama Tuhan dan di dalam Tuhan, pemazmur siap menghadapi tantangan dan kesulitan apapun juga (ayat 7-17). Lawan dari pemazmur digambarkan seperti lebih yang mempersonifikasikan begitu banyak musuh, seperti lebah yang tidak terhitung (ayat 10-12). Semua ini mengingatkan kita bahwa kekuatan dan kemenangan bukanlah karena kita kuat atau hebat, tetapi karena Allah.
Jadi sebagai anak Tuhan, setiap pujian kita seharusnya membawa kita untuk menghayati kasih dan kehadiran Allah dalam hidup kita. Tuhan sudah memberikan kemenangan kepada kita, dalam kehidupan yang tersulit sekalipun. Dengan demikian pujian kita kepada Allah bukan lagi satu pujian yang menggema dari ruang hati dan pikiran kita yang kosong.
STUDI PRIBADI: Bacalah Mazmur ini sekali lagi dan berdoalah agar Mazmur ini menjadi lagu yang menguatkan kita dalam menghadapi tantangan hidup Anda dalam minggu ini.
Pokok Doa: Berdoalah bagi para misionaris yang melayani di daerah yang berbahaya, agar Tuhan melindungi dan memberkati pelayanan mereka untuk menjangkau jiwa yang terhilang.