Siapakah Yang Seperti Allah ?

Kamis, 29 Desember 2022

“Kiranya nama TUHAN dimasyhurkan, sekarang ini dan selama-lamanya.” (Mazmur 113:2)

Bacaan hari ini: Mazmur 113:1-9 | Bacaan setahun: Mazmur 113-114

Mazmur ini dibuka dengan ajakan bagi kita untuk memuji Allah (ay. 1- 3). Pemazmur berkata: semua hamba Tuhan harus memuji nama Tuhan dan memasyurkan nama-Nya selamanya. Bahkan pujian ini selayaknya dikumandangkan terus-menerus. Pertanyaannya: mengapa kita, sebagai hamba-hamba Allah, harus memiliki hidup yang demikian?

Dalam bagian ini, pemazmur memberi dua alasan. Pertama, karena Allah itu agung melebihi segala ciptaan (ay. 4-5). Memakai bahasa teologis, kita patut memuji Allah karena Allah kita adalah Allah yang transenden. Ia adalah Allah yang mengatasi segala bangsa, yang kemuliaan-Nya mengatasi langit. Ia juga hidup dalam sebuah dimensi yang tinggi, yang jauh berbeda dengan kita sebagai ciptaan. Jadi, karena Ia adalah Allah yang agung dan berdaulat, tentu saja Ia lebih dari layak untuk dipuji.

Alasan kedua kita patut memuji Dia ialah karena Allah yang agung itu ternyata juga di saat yang sama adalah Allah yang peduli dengan kita (ay. 6- 9). Menggunakan bahasan teologis, kita patut memuji Allah karena Ia yang transenden itu di saat yang sama juga Pribadi yang imanen, yang dekat dengan kita. Pemazmur mencatat bahwa meski Allah tinggal dalam realitas yang agung, Ia mau merendahkan diri melihat ke langit dan bumi dan berkenan memperhatikan apa yang terjadi di sekeliling kita. Ia menjadi pembela bagi mereka yang hina dan miskin, Ia juga membawa berkat dan perhatian bagi mereka yang tertindas dan terabaikan.

Coba bayangkan. Anda orang yang hidup di masa pemerintahan Saul. Sayangnya, wilayah Anda hidup termasuk dalam wilayah yang jauh dan miskin, sehingga Saul tidak banyak memperhatikannya. Akibatnya, banyak terjadi ketidakadilan dan tekanan pada orang-orang yang hidup di wilayah Anda. Ketika menjadi raja, Daud ternyata memilih memperhatikan wilayah Anda, dan membebaskan Anda dan kaum Anda dari tekanan dan ketidakadilan yang terjadi. Jadi, bagaimana kira-kira perasaan Anda pada Daud? Ilustrasi ini tidak sempurna, tetapi setidaknya cukup untuk mengingatkan bahwa kita punya alasan yang kuat untuk bersyukur pada Allah!

STUDI PRIBADI: Pernahkah Anda coba menuliskan alasan yang membuat Anda harus bersyukur dan memuji Tuhan?

Pokok Doa: Doakan agar anak-anak Tuhan terus menyadari kebaikan Allah dan terus hidup dalam syukur dan pujian kepada Allah. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *